Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah sebuah kondisi ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi hingga menyentuh angka 140/90 dan akan dianggap parah apa bila tekanan darah mencapai 180/120.
Tekanan darah tinggi juga bisa disebut dengan silent killer karena tidak menimbulkan gejala yang spesifik namun akan diketahui setelah terjadinya komplikasi.
Hipertensi dapat terjadi kepada siapa saja dan akan semakin berbahaya apa bila terjadi kepada orang tua atau orang lanjut usia (lansia). Risiko hipertensi akan semakin besar apa bila mempunyai pola hidup yang tidak sehat atau mempunyai riwayat keturunan.
Baca juga:
- Benarkan Daging Kambing Menjadi Penyebab Darah Tinggi?
- 5 Tips Kesehatan untuk Lansia Agar Terhindar dari Penyakit Kronis
- 5 Daftar Penyakit Kronis Lansia Ini Akan Kita Alami Saat Menua
Penyebab hipertensi
Beberapa penyebab berikut ini dapat meningkatkan risiko hipertensi kepada siapa saja:
- Obesitas atau kegemukan.
- Kebiasaan merokok.
- Mempunyai orang tua hipertensi (keturunan).
- Faktor usia.
- Stres.
- Jarang melakukan olahraga atau pola hidup sehat.
- Minum minuman keras atau minuman dengan kadar gula tinggi.
- Mengkonsumsi makanan tidak sehat seperti junk food.
Penderita hipertensi harus menjaga tekanan darah agar tetap stabil tidak terlalu tinggi. Beberapa risiko apa bila seseorang mengalami hipertensi maka dapat menimbulkan masalah serius pada kesehatan, seperti:
- Gangguan penglihatan.
- Meningkatkan risiko stroke.
- Menimbulkan risiko serangan jantung.
- Berisiko menyebabkan gagal ginjal.
Keterlambatan pengobatan pada penderita hipertensi dapat berakibat fatal seperti kematian.
Baca juga: Apa itu Silent Stroke? Berikut Pengertian, Gejala dan Penyebabnya
Jenis hipertensi
Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu:
1. Hipertensi primer
Dikutip dari Halodoc, hipertensi primer atau hipertensi esensial adalah tekanan darah tinggi yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Genetik atau keturunan, obesitas, konsumsi garam berlebih, kurang asupan kalium atau kebiasaan buruk seperti merokok ditenggarai dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertensi primer.
2. Hipertensi sekunder
Dikutip dari Alodokter, hipertensi sekunder adalah kondisi tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh penyakit tertentu seperti gangguan pada pembuluh darah, ginjal, jantung atau sistem kelenjar endokrikn.
Dibutuhkan pengobatan pada penyebabnya terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan pemberian obat antihipertensi atau perubahan gaya hidup.
Hipertensi pada lansia
Salah satu penyakit kronis ketika memasuki usia tua adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hal ini terjadi karena sistem dan fungsi organ tubuh pada orang lanjut usia akan mengalami penurunan, semakin tua usia seseorang maka tekanan darah cenderung mengalami peningkatan.
Ketika lansia mengalami tekanan darah tinggi maka hal yang paling berisiko adalah timbul komplikasi pada jantung. Jika hal ini terjadi maka akan sulit untuk ditangani apa lagi jika muncul penyakit kronis yang lain.
Gejala hipertensi
Tekanan darah tinggi yang dialami setiap orang akan berbeda-beda, namun secara umum seseorang yang sedang mengalami hipertensi akan merasakan gejala-gejala berikut ini:
- Timbul peradangan pada hidung.
- Sakit kepala.
- Mual hingga muntah.
- Mengalami vertigo.
- Gangguan penglihatan.
- Gangguan pernapasan.
- Terjadi kesemutan pada tangan atau kaki.
- Timbul nyeri di dada.
- Mengalami kejang hingga koma.
Tidak semua gejala hipertensi harus diatasi menggunakan obat, bila penyakit tekanan darah tinggi masih tergolong ringan maka hanya perlu dengan menerapkan pola makan dan gaya hidup yang sehat.
Megatasi hipertensi pada lansia
Menerapkan gaya hidup dan pola makan yang sehat sejak dini adalah salah satu upaya terbaik untuk mencegah hingga mengatasi hipertensi pada lansia.
1. Perhatikan asupan makanan
Beberapa jenis makanan seperti daging berlemak dan kandungan garam berlebih sangat berbahaya bagi pengidap hipertensi. Gantilah jenis makanan tersebut dengan buah-buahan, sayuran, biji-bijian sesuai dengan pedoman diet yang dianjurkan oleh dokter.
Mulai rutin mengkonsumsi bawang putih karena salah satu bumbu dapur ini dapat dijadikan sebagai obat tradisional hipertensi pada lansia yang sangat ampuh dan terbukti secara klinis.
Kandungan dalam bawang putih seperti nutrisi, antioksidan dan allicin terbukti mampu menurunkan tekanan darah tinggi. Bawang putih juga mempunyai manfaat lain seperti mencegah risiko kanker, sakit jantung, anti bakteri dan anti virus yang alami.
Baca juga: Fakta dan 10 Manfaat Bawang Putih Yang Mampu Memberantas Penyakit Mematikan Ini
2. Rajin olahraga
Sudah menjadi kewajiban mutlak bagi lansia atau orang yang berisiko mengalami hipertensi untuk melakukan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur.
Rajin melakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari terbukti mampu meningkatkan kesehatan jantung dalam urusan sirkulasi darah ke seluruh tubuh.
Selain itu, dengan melakukan olahraga ternyata manfaatnya seperti mengkonsumsi obat hipertensi dan mampu menurunkan tekanan darah antara 4-9 milimeter merkuri (mm Hg).
Buatlah jadwal rutin olahraga setiap hari, meski tidak dapat melakukan olahraga, cukup beraktivitas di dalam rumah seperti menyapu, bersih-bersih atau berkebun sudah termasuk olahraga.
Baca juga: Olahraga Apa yang Tepat Dilakukan oleh Lansia? Berikut ini Jawabannya
3. Menjaga berat badan ideal (diet)
Masalah berat badan pada lansia amat sangat berpengaruh terhadap kesehatan, semakin gemuk atau obesitas maka semakin berisiko memunculkan segudang penyakit.
Menjaga berat badan agar tetap ideal dapat dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan menghindari makanan berlemak, berminyak, tinggi gula dan sejenisnya.
Agar lebih efektif maka imbangilah dengan rutin melakukan olahraga atau aktivitas fisik setiap hari.
Baca juga: Terbukti! 8 Menu Diet Ini Mampu Menurunkan Berat Badan Dalam Waktu 21 Hari
4. Konsumsi obat hipertensi
Bila dokter telah meresepkan obat hipertensi maka konsumsilah sesuai anjuran dokter. Penggunaan obat hipertensi harus sesuai dengan resep dokter karena obat hipertensi mampu menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, pusing atau gejala fisik lainnya.
Tidak sempat mengatur dan memberikan obat yang harus dikonsumsi oleh orang tua? Gunakan saja layanan home care perawat lansia dari Insan Medika. Seluruh kebutuhan lansia akan diatur dan dilayani oleh perawat profesional layaknya kasih anak kepada orang tua.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan berbagai penghargaan dari dalam dan luar ngeri. Tersedia empat layanan profesional seperti: Perawat Medis, Perawat Orang Sakit (Non Medis), Perawat Lansia dan Perawat Bayi/Anak. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Pesan sekarang!
Baca juga:
- 10 Menu Makanan untuk Penderita Darah Tinggi (Hipertensi)
- 4 Menu Makanan Yang Tidak Boleh Dikonsumsi Lansia. Nomor 3 Bahaya!
- Tiga Jenis Gangguan Kesehatan Kejiwaan dan Mental Pada Lansia
[os-widget path=”/moreinsan/hai-boleh-minta-bantuan-kamu”]