Lanjut usia atau biasa disebut dengan lansia adalah golongan orang yang telah memiliki usia di atas 60 tahun. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan mengenai kategori penuaan usia pada manusia, yaitu:
- Usia 45-59 tahun disebut dengan Middle age
- Usia 60-74 tahun disebut dengan lanjut usia (elderly)
- Usia 75-90 tahun disebut dengan lanjut usia tua (old)
- Usia 90 atau lebih disebut dengan usia sangat tua (very old)
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kristin Reynolds, dkk melibatkan 12.312 orang lanjut usia, terdiri dari 4.938 pria dan 7.374 perempuan.
Pada kasus pria terdapat 248 pria mengalami gangguan suasana hati, 417 pria mempunyai gangguan kecemasan, 343 pria menggunakan zat berbahaya atau terlarang dan sebanyak 868 pria mengalami gangguan pada kepribadiannya.
Sedangkan pada kasus perempuan terdapat 666 perempuan mengalami gangguan suasana hati, 1092 perempuan mempunyai gangguan kecemasan, 105 perempuan menggunakan zat berbahaya atau terlarang dan 1.045 perempuan mengalami gangguan pada kepribadiannya.
Selain itu, berbagai jenis penyakit kronis, ekonomi dan sosial ditenggarai sebagai pemicu utama munculnya penyakit mental. Berikut 3 jenis gangguan mental atau jiwa yang kerap dialami oleh para lansia:
Baca nanti: Berikut 8 Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda Yang Harus Anda Waspadai
3 gangguan mental pada lansia
Tidak semua orang lanjut usia akan mengalami penyakit mental, namun data mengungkapkan bahwa saat ini setidaknya terdapat sebanyak 50 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental.
Data yang dihimpun dari United Nations di tahun 2001 memprediksi terjadinya lonjakan populasi lansia di Asia pada tahun 2025 mencapai 456.303 dan di Asia Tenggara mencapai 57.846.
Banyaknya jumlah populasi orang lanjut usia dapat menimbulkan masalah khususnya kesehatan mental. Berdasarkan laporan dari WHO, sebanyak 15% populasi orang lanjut usia mengalami gangguan jiwa dan yang terbanyak disebabkan oleh depresi dan demensia.
Berikut beberapa perubahan mental pada lansia:
1. Alzheimer atau Demensia
Demensia adalah sindrom yang memengaruhi penurunan fungsi kognitif seperti kemampuan berpikir secara kronis atau progresif. Orang dengan gangguan demensia akan diawali dengan penyakit Alzheimer atau stroke.
Gangguan menyimpan informasi (memori), pola pikir, orientasi, pemahaman, berhitung, bahasa dan penilaian akan akrab dengan penderita demensia.
Tak ayal orang dengan gangguan mental jenis ini mempunyai emosi yang tidak dapat dikontrol hingga merubah perilaku sosial atau motivasi diri.
Diperkirakan pada tahun 2030 penderita demensia akan mencapai 82 juta jiwa di seluruh dunia.
2. Depresi
Depresi adalah kondisi yang memengaruhi suasana hati dan respons emosional secara jangka pendek di dalam kehidupan sehari-hari. Orang lanjut usia mudah mengalami depresi karena berbagai faktor terutama faktor kesehatan dan faktor lingkungan.
Beberapa gejala depresi yang akan dirasakan oleh lansia umumnya disebabkan oleh adanya rasa nyeri, mudah lelah, sulit tidur hingga gangguan konsentrasi.
Gejala yang ditimbulkan ketika orang mengalami depresi adalah penurunan mood, merasa putus asa dan menarik diri dari lingkungan (menyendiri).
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada Jurnal Canadian Psychiatry, Vol 49, Suppl 1 pada Maret 2004 memaparkan bahwa gangguan depresi pada lansia hanya 51% yang dapat diketahui oleh dokter di pelayanan primer.
3. Gangguan kecemasan
Kecemasan sering hinggap kepada lansia yang belum siap atas apa yang akan terjadi ke depannya, seperti perubahan ekonomi, kematian dan lain sebagainya.
Gejala yang ditimbulkan dari kecemasan pada lansia, mulai dari perilaku, panik, fobia, stres, perubahan perasaan seperti mudah marah dan menjadi sangat sensitif.
Dibutuhkan terapi perilaku kognitif seperti terapi bicara yang dapat dilakukan oleh perawat lansia. Namun hasil penelitian mengungkapan bahwa terapi saja tidak menjamin keberhasil mengatasi gangguan kecemasan pada lansia.
Dikutip dari DetikHealth bahwa efek terapi kognitif atau terapi bicara dapat membantu orang dewasa untuk mengobati gangguan kecemasan namun tidak pada lanisa.
Namun penerapan kognitif jauh lebih baik daripada menggunakan obat untuk meredakan kecemasan pada lansia.
Anda membutuhkan perawat lansia untuk merawat orang tua yang Anda cintai di rumah secara live-in 24 jam? Dapatkan 4 layanan utama home care Insan Medika, seperti: Perawat Medis, Perawat Orang Sakit, Perawat Lansia dan Perawat Bayi/Anak Berkebutuhan Khusus. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi Sekarang!
Baca juga:
- Tips Memilih dan Mencari Perawat Lansia Agar Tidak Salah Pilih
- Kapan Waktu Yang Tepat untuk Menggunakan Perawat Lansia?
- Jangan Biarkan Orang Tua Terkena Alzheimer dan Demensia. Berikut Pencegahannya
[os-widget path=”/moreinsan/hai-boleh-minta-bantuan-kamu”]