HomeKesehatan LansiaMuncul Milia pada Wajah Lansia? Ini Penyebab dan Cara...

Muncul Milia pada Wajah Lansia? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Milia adalah masalah kulit yang umumnya muncul pada berbagai kelompok usia, tetapi lebih sering terjadi pada bayi dan orang dewasa yang lebih tua, termasuk lansia.

Umumnya, milia berbentuk seperti benjolan kecil yang letaknya berada di bawah mata. Lantas, apa yang menyebabkan munculnya milia? Bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak informasi lengkapnya pada ulasan berikut ini.

Apa itu Milia?

Milia adalah benjolan kecil, putih atau kuning, yang sering kali muncul di area wajah, terutama di sekitar mata dan pipi. Kondisi ini juga sering disebut sebagai kista kecil. Pada wajah lansia, masalah ini dapat menjadi perhatian tersendiri karena dapat memengaruhi penampilan dan kesehatan kulit.

Kondisi ini umumnya disebabkan oleh penumpukan keratin, protein yang terdapat dalam rambut dan lapisan atas kulit. Sel-sel kulit mati ini terperangkap di dalam folikel rambut atau kelenjar minyak dan membentuk benjolan kecil yang disebut sebagai milium atau milia. Selain itu, milia juga adalah salah satu kondisi yang tidak menimbulkan rasa sakit.

Milia umumnya terbagi menjadi dua jenis kategori, yaitu primer dan sekunder. Berikut penjelasannya:

  • Milia primer: Kondisi ini terbentuk langsung dari keratin yang terperangkap di bawah kulit. Kista ini umumnya ditemukan pada wajah bayi atau orang dewasa.
  • Milia sekunder: Kondisi ini memiliki bentuk yang mirip dengan milia primer, namun jenis milia sekunder berkembang setelah sesuatu menyumbat saluran yang mengarah ke permukaan kulit. Contohnya seperti, setelah cedera, terbakar, atau kulit melepuh.

Baca juga: Memahami Keamanan dan Efektivitas Konsumsi Collagen Drink untuk Memutihkan Kulit

Tanda dan Gejala Milia

Mengidentifikasi tanda-tanda milia cukup mudah. Berikut adalah beberapa ciri-ciri khas yang dapat membantu Anda mengenali milia pada wajah:

  1. Berbentuk benjolan kecil. Milia biasanya muncul sebagai benjolan kecil di bawah permukaan kulit. Mereka dapat memiliki diameter kurang dari 1 milimeter dan terlihat seperti butiran kecil yang seakan-akan terperangkap di dalam kulit.
  2. Berwarna putih atau kuning. Milia umumnya memiliki warna putih atau kuning yang mencolok. Warna ini dapat sedikit berbeda tergantung pada jenis milia dan tingkat perkembangan.
  3. Sering muncul di area wajah. Meskipun milia dapat muncul di berbagai bagian tubuh, mereka cenderung terkonsentrasi di area wajah. Tempat yang paling umum adalah di sekitar mata, pipi, dan hidung.
  4. Tidak menyebabkan gatal atau nyeri. Milia umumnya tidak menimbulkan rasa gatal atau nyeri. Ini berbeda dengan beberapa masalah kulit lainnya, seperti jerawat atau eksim, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
  5. Tidak berkembang menjadi jerawat. Meskipun milia terkadang disalahartikan sebagai jerawat, milia tidak berkembang menjadi jerawat. Mereka juga tidak terisi dengan cairan seperti nanah.
  6. Muncul pada semua kelompok usia. Meskipun lebih umum pada bayi dan lansia, milia dapat terjadi pada semua kelompok usia. Pada bayi, milia sering disebut sebagai “milia bayi” dan cenderung hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu.

Penyebab Milia pada Lansia

Seperti yang disebutkan sebelumnya, milia terutama yang terjadi pada lansa umumnya disebabkan oleh penumpukan keratin. Penyebab ini tentu disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

  • Penuaan kulit

Seiring bertambahnya usia, kulit cenderung mengalami perubahan struktural dan fungsional. Produksi kolagen dan elastin, dua protein penting untuk elastisitas dan kekenyalan kulit, dapat menurun seiring penuaan. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan sel-sel kulit mati dan pengurangan kemampuan kulit untuk mengeluarkan zat-zat berlebihan.

  • Penurunan fungsi kelenjar minyak

Kelenjar minyak pada kulit cenderung menjadi kurang aktif seiring penuaan. Kurangnya produksi minyak dapat menyebabkan penumpukan sel-sel kulit mati dan protein, yang pada gilirannya dapat menyebabkan munculnya milia.

  • Kurangnya eksfoliasi alami

Proses alami eksfoliasi kulit, yaitu pengelupasan sel-sel kulit mati, dapat melambat seiring bertambahnya usia. Ketidakmampuan kulit untuk secara efektif menghilangkan sel-sel kulit mati dapat menjadi pemicu munculnya milia.

  • Ketidakseimbangan kelembaban pada kulit

Kurangnya kelembapan pada kulit lansia dapat membuat kulit lebih kering dan rentan terhadap pembentukan milia. Kondisi kulit yang kering dapat meningkatkan kemungkinan penumpukan sel-sel kulit mati.

  • Paparan sinar matahari yang berlebihan

Paparan sinar matahari yang berlebihan dapat mempercepat penuaan kulit dan menyebabkan kerusakan. Radiasi UV dapat mengurangi elastisitas kulit dan meningkatkan risiko munculnya milia.

Baca juga: Kanker Kulit Melanoma disebut Penyakit Keturunan, Mitos atau Fakta?

Cara Mengatasi Milia pada Lansia

Meskipun kondisi ini tidak berbahaya, namun milia bisa sangat menganggu. Kadang benjolan ini juga dapat bersifat permanen.

Mengatasi milia pada lansia diperlukan pendekatan perawatan kulit yang lembut dan disesuaikan dengan kondisi kulit yang lebih matang. Sehingga, diperlukan tindakan dari dokter untuk bisa menghilangkan milia yang terjadi pada lansia. Beberapa metode penanganan yang secara umum dapat dilakukan adalah:

  1. Dermabrasi. Suatu prosedur pengobatan yaitu dengan mengikis lapisan kulit teratas dengan menggunakan alat khusus.
  2. Krioterapi. Prosedur pengobatan milia dengan membekukan dan menghancurkan benjolan milia yang menggunakan nitrogen.
  3. Deroofing. Prosedur pengobatan dengan mengeluarkan isi milia dengan menggunakan jarum steril.
  4. Diathermy. Pengobatan milia dengan menghilangkan isi benjolan menggunakan suhu panaas.
  5. Ablasi laser. Prosedur menghilangkan milia menggunakan laser.
  6. Chemical peeling. Prosedur menghilangkan milia dengan mengikis lapisan kulit teratas dengan mengoleskan cairan kimia.

Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDISPERAWAT ORANG SAKITPERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!

REFERENSI

Healthline (2018). Milium Cyst in Adults and Babies. Diakses pada

Mayo Clinic (2020). Diseases & Conditions. Milia. Diakses pada 29 Desember 2023.

WebMD (2022). What to Know About Milia. Diakses pada 29 Desember 2023.

Verywell Health (2023). What Causes Milia and How to Get Rid of Them. Diakses pada 29 Desember 2024.

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nofollow

Artikel Terbaru

Artikel Populer