Nyeri dada merupakan salah satu gejala yang tidak boleh dipandang remeh, karena salah satu penyebab nyeri dada adalah penyakit jantung koroner yang berpotensi mengancam jiwa, sehingga pengenalan gejala tersebut dibutuhkan agar pertolongan dapat diberikan dengan cepat dan tepat.
Meski demikian, tidak semua nyeri dada selalu berhubungan dengan masalah jantung, seperti masalah otot dada, paru-paru dan lambung yang dapat memberikan gambaran serupa.
Karakteristik dan lokasi nyeri seringkali membantu untuk mengetahui penyebab nyeri dada, namun pemeriksaan medis dan alat medis seringkali dibutuhkan untuk memastikan adanya hubungan antara nyeri dada dan penyakit jantung kororer.
Baca juga: Hantavirus: Jenis, Gejala, Pengobatan dan Pencegahan
Gejala
Adapun gejala nyeri dada yang diakibatkan oleh penyakit jantung koroner biasanya dirasakan sebagai:
- Rasa tidak nyaman pada bagian dada seperti ditekan atau diremas.
- Sensasi seperti terbakar.
- Rasa berat di bagian tengah dada atau di dada sebelah kiri yang dapat menjalar ke leher, rahang gigi, ulu hati, punggung dan lengan kiri.
- Keluhan tersebut seringkali disertai dengan keringat dingin, sesak nafas, lemas, mual, muntah dan terkadang rasa tidak nyaman di perut.
Penyebab
Nyeri dada biasanya dicetuskan karena aktivitas berat, olahraga berat, cuaca dingin dan stres.
Nyeri dada dapat pula timbul saat pasien tidak melakukan aktivitas atau saat sedang beristirahat yang biasanya dikaitkan dengan serangan jantung dan membutuhkan penanganan segera.
Penyebab nyeri dada akibat penyakit jantung
- Tersumbatnya pembuluh darah pada jantung.
- Tersumbatnya pembuluh darah menuju jantung (Jantung Koroner).
- Penyakit yang menyebabkan otot jantung melemah (kardiomiopati).
- Peradangan pada otot jantung (Miokarditis).
- Peradangan pada membran pelapis jantung (Perikarditis).
- Lapisan dalam pembuluh nadi robek (Diseksi Aorta).
Penyebab nyeri dada akibat penyakit lain
Sedangkan gejala nyeri dada yang tidak berhubungan dengan pembuluh darah koroner bergantung pada masing-masing penyebab.
Pada penderita diabetes atau penyakit gula dan penderita darah tinggi lama (hipertensi), penyakit jantung kororer seringkali tidak menimbulkan gejala nyeri dada.
- Keringat dingin.
- Sesak nafas.
- Jantung berdebar-debar.
- Nyeri ulu hati.
- Mual dan muntah.
Penyebab lain dari nyeri dada
- Nyeri dada karena masalah otot biasanya dipengaruhi oleh gerakan tubuh atau nyeri ketika ditekan.
- Nyeri karena penyakit paru biasanya disertai batuk dan timbul ketika menarik nafas panjang.
- Nyeri dada karena masalah lambung biasanya disertai nyeri tekan pada bagian ulu hati disertai rasa asam atau pahit pada lidah.
Namun, seringkali sangat sulit untuk mengetahui penyebab nyeri dada secara pasti.
Pemeriksaan yang komprehensif untuk menelusuri gajala dan faktor risiko, pemeriksaan fisik dan peranan alat bantu medis dan laboratorium seringkali diperlukan untuk memastikan penyebab pasti nyeri dada.
Faktor Risiko
Penelurusan faktor risiko merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan kemungkinan seseorang untuk menentukan seseorang terkena penyakit jantung koroner.
Adanya riwayat keluarga, diabetes, hipertensi, merokok dan kadar kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko yang utama.
Pada populasi pria, risiko penyakit jantung kororer mulai meningkat pada usia 40 tahun, sedangkan pada populasi wanita peningkat risiko terjadi setelah memasuki masa menopause.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup, penyakit jantung kororer mulai terjadi pada usia yang lebih muda.
Baca juga: Berikut 8 Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda Yang Harus Anda Waspadai
Dengan demikian, alangkah baiknya seseorang dengan faktor risiko di atas dengan gejala nyeri dada memiliki kesadaran yang lebih untuk menulusuri kemungkinan adanya penyakit jantung koroner.
Khusus untuk penyakit gula, di mana seringkali penyakit jantung koroner tidak memiliki gejala, kesadaran untuk pemeriksaan rutin kondisi jantung sangat dianjurkan.
Diagnosis
Adapun pemeriksaan paling sederhana yang dapat dilakukan adalah:
- Pemeriksaan rekam jantung atau elektrokardiogragi (EKG).
- CT-scan pembuluh darah jantung.
- Ekokardiografi.
- Pemeriksaan nuklir (SPECT).
- MRI jantung.
- Kateterisasi jantung.
Khusus pemeriksaan EKG tidak melulu dapat mendeteksi penyempitan pembuluh darah, sehingga diperlukan pemeriksaan uji latih jantung atau treadmi.
Jadi, tidak semua nyeri dada disebabkan oleh penyakit jantung koroner, namun untuk orang-orang dengan faktor risiko penyakit jantung koroner.
Pada penderita diabetes kesadaran untuk memeriksakan diri secara rutin mampu menghindarkan keterlambatan diagnosis penyakit jantung koroner yang dapat berakibat fatal.
Pengobatan Nyeri Dada
Lakukan pemeriksaan dan konsultasi kepada dokter. Artikel ini tidak menganjurkan Anda untuk menggunakan obat-obatan di bawah tanpa resep dokter!
Sebelum mengkonsumsi obat nyeri dada, sebaiknya cari tahu terlebih dahulu penyebabnya. Berikut obat nyeri dada yang dapat diperoleh di apotek terdekat:
- Nitrogliserin atau obat yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah pada jantung.
- Aspirin atau heparin yang berfungsi sebagai pengencer darah.
- Streptokinase atau obat yang berfungsi untuk menghancurkan gumpalan darah.
- Fluoxetine atau obat antidepresan.
- Obat asam lambung.
Tindakan medis
Beberapa kondisi tertentu pada nyeri dada dapat dilakukan dengan melakukan tindakan medis seperti:
- Pemasangan ring jantung.
- Operasi bypass jantung.
- Reinflasi pada paru-paru.
- Operasi atau perbaikan diseksi aorta.
Pencegahan
Perubahan gaya hidup, baik diet sehat dan olahraga rutin merupakan cara yang paling ampuh dan murah untuk menghindarkan diri dari penyakit jantung koroner.
Deteksi dini merupakan cara yang paling baik untuk menghindarkan komplikasi dan efek jangka panjang yang tidak baik.
Baca juga:
- Orang dengan Penyakit Ini Sangat Berisiko Covid-19, Apa Saja?
- Imunodefisiensi: Gejala, Penyebab, Obat dan Pengobatan
- Jangan Panik, Begini Cara Tepat Menolong Orang Yang Terkena Serangan Jantung