HomePerawatCurhatan Paolo Miranda, Perawat Yang Mati-Matian Melawan Covid-19 di...

Curhatan Paolo Miranda, Perawat Yang Mati-Matian Melawan Covid-19 di Italia

“Semua orang menyebut kami pahlawan, tapi saya tidak merasa seperti itu.”

Paolo Miranda adalah seorang perawat di Ruang Perawatan Intensif di satu-satunya rumah sakit di Cremona, kota kecil di wilayah Lombardy, Italia. Di mana kota ini menjadi pusat wabah virus corona atau Covid-19.

Miranda mengambil foto dan memutuskan untuk mendokumentasikan situasi suram di dalam unit perawatan intensif.

“Saya tidak pernah ingin melupakan apa yang terjadi. Ini akan menjadi sejarah dan bagi saya gambar lebih kuat dari pada kata-kata.”

Sementara, Paolo dan timnya bekerja shift selama 12 jam tanpa henti selama sebulan terakhir. “Kami adalah profesional, tetapi kami kelelahan. Saat ini, kami merasa seperti berada di parit dan kami semua takut.”

  • Mereka harus memilih pasien mana yang dirawat atau tidak dirawat, seperti di dalam perang.
  • Italia capai angka kematian virus corona tertinggi sedunia, ini krisis paling sulit.
  • Jumlah kematian akibat Covid-19 di Italia melampaui China.

Miranda telah diuji apakah dirinya terjangkit virus corona atau tidak dan dia tidak terinfeksi. Dan ini adalah masa yang sangat sulit bagi Paolo dan timnya. Tapi mereka bersatu dan saling membantu.

Ketika itu terjadi, para anggota tim segera mencoba membuat rekan mereka merasa lebih baik. “Kami akan bercanda, membuat mereka tersenyum, dan bahkan tertawa – kalau tidak, kami akan kehilangan akal sehat.” Lebih dari 5.400 orang tewas di Italia akibat pandemi yang sedang terjadi.

Selama sembilan tahun menjadi perawat, Miranda telah terbiasa melihat banyak orang mati.

Tetapi yang mengejutkannya adalah selama pandemi ini, ia melihat begitu banyak orang mati sendirian.

“Kadang-kadang, sebagian dari kami hancur: kami merasa putus asa, kami menangis karena merasa tidak berdaya ketika kondisi pasien kami tidak membaik.”

“Kami merawat semua orang ini dengan virus yang pada dasarnya membuat mereka ditelantarkan.”

“Mati sendirian adalah hal yang sangat buruk, saya tidak berharap itu terjadi pada siapa pun.”

Biasanya, ketika pasien meninggal di unit perawatan intensif, mereka dikelilingi oleh keluarga.

“Ada martabat dalam kematian mereka. Dan kami ada untuk mendukung mereka, itu sudah menjadi bagian pekerjaan kami. “

Biasanya, keluarga dan teman-teman diizinkan untuk mengunjungi dan berkumpul di samping tempat tidur pasien.

Tapi, selama sebulan terakhir, itu sudah dilarang demi menghindari penularan virus corona. Keluarga dan teman-teman pasien bahkan tidak bisa datang ke rumah sakit.

Baca juga: Suka Duka Profesi Perawat Yang Wajib Kamu Tahu

Terbatasnya Rumah Sakit

Rumah sakit Cremona telah berubah menjadi “rumah sakit virus corona”.

Mereka sekarang hanya merawat pasien yang terinfeksi virus corona – sekitar 600 orang – dan semua pelayanan medis lainnya telah ditiadakan.

Pasien baru terus datang tetapi mereka kehabisan tempat tidur di unit perawatan intensif. “Kami telah menyiapkan tempat tidur di mana pun kami bisa, di setiap sudut rumah sakit – sekarang rumah sakit sudah penuh sesak.”

Mereka membangun rumah sakit di lapangan, di luar pintu masuk utama rumah sakit, yang menyediakan 60 tempat tidur tambahan untuk perawatan intensif. Tapi itu tidak cukup.

Cahaya di Ujung Terowongan

Lantas, bagaimana Miranda mengatasi situasi ini? Dia mengatakan bahwa cinta yang ditunjukkan pada perawat di seantero negeri membuat mereka tetap hidup.

Banyak yang dipuji sebagai pahlawan. Tim di rumah sakit di Cremona ini dibanjiri oleh hadiah.

“Setiap hari kami mulai bekerja, kami menemukan sesuatu yang baru. Pizza, permen, kue, minuman … beberapa hari yang lalu, kami punya seribu mesin kopi espresso. Kami menjaga semangat kami dengan karbohidrat,” kata Miranda.

Hadiah memang memberi Miranda kenyamanan, tetapi ia tidak pernah bisa sepenuhnya memisahkan dirinya dari rumah sakit. “Saya hancur berkeping-keping ketika pulang ke rumah di akhir shift.

“Saya tidur dan terbangun beberapa kali di malam hari. Sebagian besar rekan kerja saya mengalami hal itu juga,” tuturnya.

Satu-satunya hal yang membuatnya terus maju adalah adrenalin. Namun, situasi ini mulai memakan korban,dan Miranda merasa lebih lelah setiap hari.

“Saya tidak melihat ‘cahaya di ujung terowongan’ untuk saat ini. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi, saya hanya berharap ini berakhir,” tutupnya.

“Kami akan bercanda, membuat mereka tersenyum, dan bahkan tertawa – kalau tidak, kami akan kehilangan akal sehat,” papar Miranda tentang kiat rekan-rekan kerjanya untuk terus semangat bekerja.

Banner Lowongan Kerja Perawat Home care
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!

Baca juga:

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nofollow

Artikel Terbaru

Artikel Populer