Masa isolasi diri masih berjalan, orang-orang semakin mengurangi aktivitasnya di luar rumah. Korban terus berdatangan, yang dapat sembuh pun kembali pulang.
Kampanye kita sejak seminggu lalu hingga hari yang belum diketahui adalah mencegah penyebaran virus corona atau covid-19, saling bekerja sama memutus mata rantai dari wabah ini.
Dalam pada itu, solidaritas warga Indonesia dan seluruh dunia yang sekarang dijunjung pun juga merujuk pada saudara-saudara kita yang lebih rentan terjangkit, virus covid-19 ini lebih lincah berkembang biak padanya.
Kita tak pernah tahu jika terjangkit dan telah menularkan. Hari ini dan seterusnya ialah penentu apakah kita memperpanjang barisan korban, dan apakah kita menambah durasi dari masa sulit ini.
Baca Juga: Indonesia Borong Jutaan Obat Virus Corona Avigan dan Klorokuin
Penyakit Bawaan Yang Berisiko Terhadap Covid-19
Selain usia lanjut, yang lebih rentan terhadap virus covid-19 ini ialah orang-orang dengan penyakit bawaan sebagai berikut:
- Penyakit jantung.
- Penyakit ginjal.
- Gangguan darah.
- Asma.
- Penyakit hati.
- Defisiensi imun.
- Diabetes.
- Kanker.
- Hipertensi.
Mengapa demikian? dikarenakan kembang biaknya virus Covid-19 condong memperparah penyakit bawaan dengan begitu cepat.
Lebih tepatnya adalah belum ditemukan virus ini sebagai penyebab utama kematian.
Potensi ini lah yang menjadi letak masalahnya, seperti yang dikatakan oleh para ahli lewat beberapa tautan seperti BBC Indoneisa, CNN Indonesia & detikNews, adalah sebagai berikut:
Dr.Achmad Yurianto
Ialah juru bicara pemerintah terkait penanganan virus Covid-19, saat konferensi pers di Istana Negara beliau mengatakan bahwa “Tidak pernah kita dapatkan meninggal karena Coronavirus sendiri. Selalu komplikasi” pada Rabu 11/3/2020.
Sugiyono Saputra
Sebagai Ahli Mikrobiologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengatakan.
“Ditambah dengan adanya riwayat penyakit bawaan, seperti diabetes dan penyakit jantung.”
Sugiyono juga menuturkan bahwa “Sedangkan pada anak, sistem imunnya masih berkembang dan dapat berfungsi dengan baik sehingga dapat melawan virus itu.”
Eijkman Amin Soebandrio
Kepala Lembaga Biologi Molekuler menyatakan “Jadi sebetulnya, penyebab kematian bukan virusnya itu sendiri, tapi multiple organ failure (kegagalan beberapa organ tubuh) yang terjadi setelah itu,” juga beliau menegaskan bahwa “penyakit ini tidak menyerang seseorang berdasarkan usia, namun kekebalan individu.”
“Kalau masih muda tapi kekebalan buruk, bisa jadi masalah juga.” Ujarnya.
Debra Chew
Ahli Penyakit Menular dari Albert Einsten Montefiore Medical Center sekaligus Asisten Profesor Kedokteran Rutger New Jersey Medical School mengutarakan juga bahwa
“belum diketahui apakah wanita hamil beresiko lebih besar dari pada yang lain.” Ia pun menegaskan “Kaum muda, warga negara lanjut usia, dan mereka yang kekurangan kekebalan tubuh dapat memiliki reaksi akut jika terpapar dengan virus. Serta kondisi medis kronis bisa mendapatkan penyakit yang lebih parah.”
Selagi vaksinnya dalam masa uji coba, Debra Chew juga mengingatkan perihal masa inkubasi yang kepastiannya belum jelas.
“Siapa pun yang terinfeksi memiliki tanda gejala dalam 5 hari. Secara umum, covid-19 memiliki masa inkubasi pendek hingga 5 hari, dan kasus-kasus terbaru di Wuhan konsisten dengan ini.”
Jyoti Somani & Prof. Paul Ananth
Dua orang ahli dari Fakultas Kedokteran Yong Loo Lin University of Singapore memprediksi akan musnahnya virus covid-19 ini pada bulan Mei, dikarenakan China sendiri pada masa itu akan memasuki musim panas.
Meningkatnya suhu di musim panas nanti diperkirakan mengalami penurunan secara drastis, sama seperti kasus sars dan flu lainnya.
Baca Juga:
- Begini Proses Virus Corona Menjangkiti Tubuh Manusia
- Tingkatkan Daya Tahan Tubuh dengan Konsumsi 5 Jenis Makan Berikut Ini
- WHO dan China Mulai Uji Coba Vaksin Virus Corona, Ini Hasilnya