Time to read: 3 menit
Melewatkan sarapan saat pagi hari merupakan hal yang biasa bagi beberapa orang. Entah itu karena buru-buru berangkat kerja atau ada urusan penting yang sangat mendadak. Padahal, sarapan saat pagi hari sangat penting bagi tubuh.
Menurut Kemenkes RI, apa yang Anda konsumsi dipagi hari bisa menentukan performa Anda sepanjang hari. Jadi bagaimanapun kondisinya, sebaiknya sempatkan untuk selalu sarapan.
Menu sarapan tidak harus nasi dengan lauk komplit, ini pasti akan butuh waktu banyak untuk membuatnya. Sarapan semangkuk yogurt rendah lemak ditambah pisang atau minum smoothies buah pun bisa menjaga Anda tetap berenergi sampai 8 jam kedepan.
Lalu, bagaimana jika selama ini Anda sudah terlanjur sering melewatkan sarapan? Apakah melewatkan sarapan akan berdampak besar pada kesehatan? Baca terus untuk mengetahui dampak buruk melewatkan sarapan.
Baca Juga : 5 Anjuran Makanan dan Minuman untuk Penderita Asam Lambung
Dampak buruk melewatkan sarapan
1. Memperlambat metabolisme tubuh
Dengan sarapan pagi dapat mendorong tubuh untuk membakar lebih banyak kalori sepanjang hari. Tapi, ketika Anda tidak makan untuk jangka waktu yang cukup lama setelah bangun tidur, tubuh akan mulai menyimpan banyak kalori sebanyak mungkin sebagai simpanan jika Anda kelaparan.
Saat metabolisme melambat, tubuh akan lebih sulit memproses makanan untuk menghasilkan energi. Ini mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak dan penurunan massa otot.
Jika memang Anda tidak merasa lapar saat bangun tidur, Anda bisa menyiapkan cemilan yang mengandung protein dan karbohidrat kompleks untuk nanti – snack sehat seperti Soyjoy, Fitbar atau granola bisa dijadikan pilihan.
2. Menaikkan kadar gula dalam tubuh
Dengan makan di pagi hari dapat membantu memulihkan glikogen dan menstabilisasi kadar insulin. Anda akan merasa sangat lapar, mudah tersinggung, dan lelah jika mengabaikan dan tidak mengisi kembali kadar glukosa di pagi hari setelah tidur sepanjang malam.
Ini adalah tanda-tanda pertama yang akan Anda alami di pagi hari, terutama jika Anda melewatkan sarapan.
Baca Juga : Berikut 8 Ciri-Ciri Diabetes di Usia Muda Yang Harus Anda Waspadai
3. Meningkatnya hormon kortisol penyebab stress
Kortisol atau hormon stres yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, dapat diturunkan dengan makan sarapan.
Kadar kortisol tertinggi di pagi hari yaitu sekitar pukul 7 pagi. Itulah mengapa sangat penting untuk makan sesuatu untuk menurunkan kadar hormon. Kemungkinan besar Anda akan merasa khawatir atau gelisah jika kadar kortisol Anda terlalu tinggi.
Hal ini diperkuat dengan hasil temuan studi pada tahun 2015 yang diterbitkan dalam Physiology & Behavior. Melewatkan sarapan dapat meningkatkan kadar kortisol bebas dalam tubuh, yang menunjukkan bahwa melewatkan sarapan bisa membuat stress.
Menurut Today’s Dietitian, peningkatan kortisol dalam tubuh dapat memiliki banyak dampak buruk, termasuk penambahan berat badan, penekanan sistem kekebalan, risiko penyakit yang lebih tinggi, dan kelainan gula darah.
Untuk menghindari dampak buruk ini, Anda harus mempertimbangkan untuk memasukkan sarapan di daftar rutinitas harian Anda.
4. Meningkatkan resiko penyakit jantung
Jika Anda melewatkan sarapan setiap hari, Anda berisiko mengalami kenaikan berat badan serta aterosklerosis, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas, dan kolesterol tinggi.
Pria yang melewatkan sarapan setiap hari 27% lebih mungkin mengalami serangan jantung atau meninggal karena penyakit jantung koroner, menurut sebuah penelitian selama 16 tahun oleh Leah Cahill dari Dalhousie University.
Baca Juga : Bahaya Sering Menahan Lapar
Pro kontra melewatkan sarapan
Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda terkait pentingnya sarapan. Mengutip dari laman resmi Kemenkes RI, manfaat sarapan bukan hanya untuk mengenyangkan perut, tapi ada banyak sekali manfaat lain dibaliknya.
Manfaat yang utama yaitu menyediakan bahan bakar untuk tubuh dan otak setelah sepanjang malam tidak makan dan minum.
Selain itu, sarapan juga bermanfaat untuk meningkatkan fungsi kognitif. Dengan sarapan membuat tubuh bisa kembali menyimpan glukosa, jenis karbohidrat penting yang dibutuhkan fungsi otak.
Namun, berbeda dengan penjelasan di atas. Beberapa penelitian di bawah ini menunjukkan bahwa menunggu hingga waktu makan siang untuk mendapatkan makanan pertama Anda pada hari itu mungkin memiliki manfaat kesehatan.
1. Mengurangi asupan kalori
Dengan menyimpan kalori Anda untuk nanti, Anda dapat mengkonsumsi lebih sedikit kalori sepanjang hari yang akan menghasilkan penurunan berat badan.
Misalnya, analisis tahun 2019 menguji 13 penelitian yang berfokus pada sarapan dan menemukan bahwa mereka yang sarapan mengonsumsi lebih banyak kalori sepanjang hari
2. Sama saja seperti diet puasa
Intermittent Fasting atau diet puasa didefinisikan sebagai menunda mulainya konsumsi kalori hingga siang hari.
Jika Anda berpikir untuk mencoba protokol puasa diet seperti metode 16/8, melewatkan sarapan bisa menjadi cara yang baik untuk menguji coba apakah cara ini tepat untuk Anda.
Pada protokol 16/8 mengharuskan Anda berpuasa selama 16 jam semalam dan hanya makan dalam waktu delapan jam, yang berarti Anda mungkin akan melewatkan sarapan.
Baca Juga : 8 Menu Diet Ini Mampu Turunkan Berat Badan Dalam 21 Hari
3. Mencegah sakit perut
Beberapa orang mungkin mengalami gangguan pencernaan setelah sarapan, terutama jika mereka berolahraga setelah makan dan tidak memberikan cukup waktu untuk mencerna makanan.
Misalnya, wajar bagi pelari untuk merasa mual atau tidak nyaman sebelum berlari jika mereka mengonsumsi makanan atau cairan apa pun (selain air), yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan akibat olahraga.
Penelitian oleh Hassane Zouhal tahun 2019 tentang Exercise Training and Fasting, menyarankan untuk menghindari makanan berminyak, berlemak, asam, dan bahkan pedas jika Anda ingin makan sedikit sebelum berolahraga untuk memberi energi. Sebaliknya, latihan intensitas rendah dengan perut kosong dipastikan aman.
Baca Juga : Penyebab dan Cara Mengatasi Sakit Perut di Pagi Hari Paling Efektif
Apakah anak-anak membutuhkan sarapan? Adakah hubungannya dengan ademik mereka di sekolah?
Untuk mengevaluasi efek sarapan pada hasil akademik, Katie Adolphus melakukan 22 penelitian menggunakan metrik kinerja akademik.
Nilai sekolah atau tes prestasi standar digunakan sebagai hasil kinerja akademik dalam studi. 21 penelitian menemukan bahwa sarapan teratur meningkatkan kinerja akademik pada anak-anak dan remaja.
Data menunjukkan bahwa sarapan meningkatkan performa dalam mengerjakan tugas di kelas, terutama pada anak-anak di bawah usia 13 tahun.
Efek ini terlihat pada anak-anak yang cukup makan, kurang gizi, dan/atau dari keluarga berpenghasilan rendah atau miskin. Dari hasil penelitian ini menunjukkan hubungan positif antara frekuensi kebiasaan sarapan dan kualitas pada prestasi di sekolah, khususnya nilai matematika dan nilai aritmatika.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT BAYI/ANAK live-in 24 jam. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
Baca Juga:
• Sering Mengkonsumsi Minuman Manis? Hati-Hati 5 Penyakit Kronis Berikut Ini
• Gagal Diet Terus, Yuk Coba Buah Plum
• Adakah Efek Keseringan Makan Mie Ayam? Berikut Penjelasannya
REFERENSI:
Verywell Fit (2021). Nutrition for Weight Loss. Pros and Cons of Skipping Breakfast. Diakses pada 23 Desember 2021.
Future Fit Training. The Nutritional Effects of Skipping Breakfast. Diakses pada 23 Desember 2021.
Insider (2018). Health. 6 things that can happen when you skip breakfast. Diakses pada 23 Desember 2021.
Healthline (2017). Nutrition. Is Skipping Breakfast Bad for You? The Surprising Truth. Diakses pada 23 Desember 2021.
P2PTM Kemenkes RI (2016). Sarapan Sehat, Aktivitas Lancar. Diakses pada 23 Desember 2021.
Cahill, Leah. et al (2013). Prospective Study of Breakfast Eating and Incident Coronary Heart Disease in a Cohort of Male US Health Professionals. Research Gate. Diakses pada 23 Desember 2021.
Adolphus, K., Lawton, C.L. and Dye, L., (2013). The effects of breakfast on behaviour and academic performance in children and adolescents. Frontiers In Human Neuroscience. Diakses pada 23 Desember 2021.