Ganja atau dikenal juga dengan nama Cannabis Sativa atau Mariyuana adalah tanaman psikotropika yang mengandung tetrahidrokanabinol dan kanabinol.
Belakangan, ganja tengah menjadi sorotan oleh masyarakat, aktivis dan pemerintah guna pemanfaatan tanaman yang masih dianggap berbahaya bagi sebagian besar masyarakat awam.
Beberapa pertanyaan mengenai ganja yang sering dilontarkan oleh aktivis ganja adalah:
- Memangnya ada berita mengenai seseorang mati dikarenakan overdosis Ganja?
- Memangnya pernah lihat orang-orang berteriak dan merusuh di jalanan karena efek kanabis?
- Memangnya betul jika Ganja membuat manusia berdosan dan merusak tubuh?
- Memangnya kita tahu betul barang sitaan itu dikemanakan secara keseluruhan?
Terlepas dari berbagai pertanyaan mengenai simpang siurnya pertanyaan seputar ganja, secara medis ternyata ganja mempunyai potensi yang sangat besar untuk dijadikan obat berbagai jenis penyakit.
Cannabies dalam Dunia Medis.
Eksistensi Ganja masih tabu bagi masyarakat Indonesia, juga masih jadi perdebatan sengit antara sipil dan sipil, sipil dan pemerintah dalam kegunaan dan penyebarannya.
Mari kita simak baik-baik dan kaji lebih lanjut hal yang belum kita mengerti untuk memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Seperti ulasan singkat seperti ini:
Baca Juga : Jenis Narkotika Baru? Yuk Kenali Manfaat dan Efek Samping Penggunaan Daun Kratom
Lingkar Ganja Nusantara, dalam tautannya menuliskan bahwa “Ganja adalah obat yang sangat kuat, yang diidentifikasi terdiri dari 483 konstituen kimia yang berbeda. 66 di antaranya disebut Cannabinoid. Senyawa Ganja yang memainkan peran penting dalam kualitas ganja sebagai obat. Tapi bukan berarti ada 66 efek atau interaksi Cannabinoid yang berbeda…”
Cannabigerol (CBG)
Efek sedatif dan sifatnya yang antimikroba mengurangi tekanan intraokular (tekanan cairan di mata) pada pasien Glaukoma. Menyebabkan rasa kantuk.
Cannabidiol (CBD)
Tidak memabukan, namun sifat yang dimiliki oleh senyawa ini ialah:
- Anti-Inflamasi.
- Anti-Biotik.
- Anti-Depresan.
- Anti-Psikotik.
- Anti-Oksidan.
- Penenang.
- Imunomodulator (Penyesuaian Sistem Imun).
Tak lain dan tak bukan senyawa ini mampu meredakan kejang, mual, radang, serta gelisah.
Namun untuk beberapa penyakit yang kronis, CBD perlu bekerja sama dengan THC dalam menawarkan efek analgestik pada pasien.
Baca Juga : Mengenal Tumbuhan Keladi Tikus Yang Dapat Menjadi Obat Kanker Alami
Cannabichromene (CBC)
Juga mendorong efek dari THC, senyawa ini memiliki efek sedatif dan analgestik. Cannabinoid yang saling bekerja sama membantu sifat penyembuhan dari Ganja.
Beta-Caryophyllene, (E)-BCP
Bagi para ahli yang mengatakan (E)-BCP mampu menjadi pengobatan yang efektuf teruntuk:
- Aterosklerosis (Dindding arteri menebal akibat kelebihan lemak).
- Osteoarthritis (Penyakit sendi).
- Sirosis (Peradangan & fungsi buruk pada hati).
- Arthritis (Peradangan sendi).
- Nyeri.
- Mual.
(E)-BCP tidak membuat pasien merasa tinggi (High), komponen anti-inflamasi alami dalamnya bisa ditemukan pada penggunaan bahan pangan, seperti:
- Seledri.
- Wortel.
- Kayu manis.
- Jeruk nipis.
- Kemangi.
- Oregano.
- Lada hitam.
Delta-9 Tetrahydrocannabinol (THC)
Ialah senyawa paling aktif dalam sifat dari tanaman Ganja. Setelah diketahui bahwa THC mengurangi pertumbuhan tumor dan perkembangan Aterosklerosis (Penyempitan pembulu darah yang disebabkan oleh kelebihan lemak pada dinding arteri), THC memiliki efek berupa:
- Anti-Inflamasi (Mencegah pembengkakan).
- Anti-Getaran.
- Anti Spasmodik (Mencegah/menghilangkan kejang-kejang).
- Analgesik (Penghilang rasa sakit).
- Penambah nafsu makan.
- Spasticity (Kontraksi konstan dari satu atau lebih kelompok otot sebagai hasil dari stroke).
- Multiple Sclerosis (Penyakit autoimun yang mempengaruhi otak dan sumsum tulang belakang).
- Efek samping kemoterapi.
- Gangguan makan.
Segala yang berbau medis memang sudah pada komposisi dan takarannya masing-masing untuk kebutuhan yang ada.
Kemungkinan bahwa terjadinya kolaborasi antara dunia medis, kesehatan dan pelegalan tanaman Ganja masih dalam tahap perjuangan.
Pada kondisi sekarang, secara tersirat, kita sebagai masyarakat yang pro dan kontra seperti diajak untuk ikut mengkaji lagi baik dan buruknya, menimbang lagi untung dan ruginya.
Bermacam lembaga yang mendorong pelegalan distribusi tanaman Ganja semakin gencar, namun para penegak pelegalan tersebut juga mengemukakan dan menentang soal penyalahgunaannya.
Seperti yang dilakukan oleh negara dalam menyikapi tanaman Ganja, sebagai medis.
Salah satu contohnya ialah Belanda, yang dengan ketat melakukan kebijakan untuk standart medis dalam penyebarannya.
Seperti Bedrocan, yang memproduksi obat Ganja dan mendistribusikannya sejak tahun 2003.
Standart ini penting bagi sebuah negara yang berupaya atau mengakui nilai medis dari tanaman Ganja.
Pula, negara Eropa lainnya seperti Republik Ceko, Itali, Finland, Jerman, menuruti standart yang sama dalam import prodak Bedrocan.
Lalu disusul dengan Uruguay, yang sedang dalam tahap rekonstruksi hukum perihal Ganja untuk melakukan hal yang sama.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS live-in 24 jam. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
Baca Juga :
- Kerap Dijadikan Obat Herbal, Berikut Manfaat Jahe, Kencur & Kunyit Yang Tidak Banyak Diketahui Orang
- 5 Tumbuhan Obat Luka Luar Alami Yang Banyak Ditemukan di Alam
- Berikut 10 Bumbu Dapur Yang Dapat Dijadikan Sebagai Obat Alami