Covid-19 atau virus corona di Indonesia semakin mengkhawatirkan, per hari Sabtu (21/3/2020) jumlah kasus telah mencapai 450 dan sebanyak 38 orang meninggal dunia sementara 20 orang sembuh.
Tidak ingin situasi semakin memburuk, pemerintah telah melakukan upaya pembatasan mobilitas masyarakat dengan memberlakukan kebijakan kerja dari rumah (Work From Home).
Selain itu, pemerintah juga berencana untuk membeli obat untuk mengatasi virus corona di tanah air. Obat yang dimaksud adalah Avigan dan Klorokuin.
Jumlah yang dipesan pun tidak main-main, pemerintah akan mendatangkan sebanyak 2 juta butir Avigan dan 3 juta butir Klorokuin dari Jepang.
Avigan dan Klorokuin ini nantinya bukan menjadi obat untuk melawan Covid-19 secara langsung melainkan sebagai obat meringankan gejala virus corona.
Hal tersebut dilakukan sambil menunggu vaksin virus corona yang tengah dilakukan uji coba oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan China pada minggu ini.
Baca juga: WHO dan China Mulai Uji Coba Vaksin Virus Corona, Ini Hasilnya
Obat Avigan
Avigan atau disebut juga Favipiravir adalah obat antivirus yang dikembangkan oleh perusahaan Fujifilm Toyama Chemical dari Jepang dan diproduksi oleh Zhejiang Hisun Pharmaceutical.
Pada tahap awal, Avigan diproduksi untuk mengobati virus flu (influenza) namun kembali dikembangkan untuk mengobati pasien virus corona.
Hasilnya cukup menjanjikan, hal ini seperti yang dikatakan oleh Zhang Xinmin dari Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi China “Obat ini memiliki tingkat keamanan yang terbukti tinggi dan jelas efektif untuk digunakan melawan virus corona,” katanya dilansir dari The Guardian.
Pengujian Avigan Secara Klinis
Dari hasil penelitian yang melibatkan sebanyak 340 orang di Wuhan dan Shenzhen mayoritas menunjukkan hasil negatif virus corona setelah empat hari mengkonsumsi obat Avigan.
Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan orang yang tidak mendapatkan obat Avigan. Orang-orang ini baru menunjukkan hasil negatif pada hari ke 11 setelah terinfeksi virus corona.
Selain itu, perbedaan yang mencolok lainnya antara orang yang mengkonsumsi Avigan dan tidak sama sekali terletak pada besarnya paru-paru.
Melalui sinar-X diketahui bahwa orang yang mengkonsumsi obat Avigan mempunyai peningkatan paru-paru hingga 91 persen sedangkan paru-paru orang yang tidak mengkonsumsi Avigan hanya meningkat sebanyak 62 persen saja.
Tidak hanya itu, penelitian lainnya mengenai obat Avigan terbukti mampu mempersingkat durasi demam pada penderita virus corona yang biasanya 4,2 hari menjadi 2,5 hari.
Meski begitu, obat Avigan hanya efektif untuk penderita yang mempunyai gejala Covid-19 ringan saja dan tidak akan begitu berguna untuk orang dengan gejala Covid-19 berat.
Obat Klorokuin
Klorokuin Fosfat (Chloroquine phosphate) adalah obat yang mempunyai struktur sama seperti Quinine Sulfate dari ekstrak kulit pohon kina.
Quinine Sulfate selama ini digunakan untuk mengobati orang dengan penyakit malaria.
Kedua jenis obat tersebut khususnya Klorokuin tengah diteliti oleh Wuhan Institute of Virology di Chinese Academy of Sciences guna menjadi antivirus Covid-19.
Dalam penelitian pertamanya, didapatkan bahwa Klorokuin mampu menghambat kemampuan virus dalam menginfeksi dan berkembang di dalam sel yang dilakukan pada seekor kera.
Para peniliti berpendapat jika Klorokuin mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus tanpa reaksi berlebihan yang berisiko menyebabkan kegagalan organ.
Pengujian Klorokuin Secara Klinis
Meski digadang-gadang mampu memblokir infeksi dan mengganggu kemampuan beberapa virus seperti SARS-CoV-2 termasuk virus corona, namun masih perlu adanya uji klinis.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh dr Nafrialdi dari Pakar Farmakologi dan Clinical Reasearch Supporting Unit FKUI bahwa Klorokuin tidak lagi digunakan untuk obat malaria karena kebanyakan kasus malah terjadi resisten.
Ia berpendapat Klorokuin harus dilakukan serangkaian uji klinis agar dapat dinyatakan sebagai obat antimalaria hingga obat antivirus Covid-19.
“Itu mungkin hanya sinyal awal, tapi jangan langsung diterjemahkan bisa dipakai. Perlu dilakukan serangkaian uji klinis untuk bisa menyatakan obat antimalaria menjadi obat virus corona,” pungkasnya dilansir dari Kompas.com.
Baca juga:
- Kabar Baik! Ilmuwan Israel Temukan Vaksin Virus Corona
- Begini Proses Virus Corona Menjangkiti Tubuh Manusia
- Persentase Kesembuhan Pasien Virus Corona Sangat Tinggi Bahkan 100%