Kongo, salah satu negara di Afrika tengah dilanda wabah mematikan Ebola dan Covid-19. Penyakit Ebola sebenarnya pernah diatasi namun kembali muncul akhir-akhir ini yang menyebabkan 611 kasus.
Ebola adalah penyakit mematikan dan belum ditemukan vaksin yang terbukti manjur untuk mengobati penderitanya. Virus Ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976 di Afrika dan banyak ditemukan pada hewan primata seperti kera, sipanse dan monyet. Namun ada pula kasus Ebola yang menginfeksi hewan berkaki empat seperti Babi di Filipina.
Wabah terbesar Ebola terjadi pada tahun 2014-2016 di Afrika Barat yang bermula dari Guinea Tenggara dan menyebar hingga ke Sierra Leone, Liberia hingga kemudian menjadi epidemi secara global.
Baca juga: Pengertian Wabah, Epidemi dan Pandemi pada Suatu Penyakit
Penyebab Ebola
Penyebaran virus Ebola dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui darah atau cairan seperti air liur, keringat, urine, tinja atau air mani. Selain itu, virus Ebola juga dapat menular ke orang lain melalui benda-benda yang terkontaminasi cairan atau darah orang yang terinveksi seperti sapu tangan, pakaian yang dikenakan, perban, jarum suntik atau benda lainnya.
Penderita Ebola tidak dapat langsung menularkan virus Ebola ke orang lain sebelum merasakan gejala awal. Biasanya gejala akan muncul setelah hari ke 2 hingga hari ke 21.
Penyakit Ebola akan menyerang sistem kekebalan tubuh, bagi mereka yang tidak mempunyai sistem imun yang baik maka dapat berisiko mengalami kematian.
Bagi mereka yang dapat sembuh dari penyakit Ebola, mereka akan mengalami proses penyembuhan yang lambat dan lama. Selain itu, virus Ebola juga akan tetap berada di dalam tubuh penderitanya selama beberapa minggu.
Faktor Risiko Ebola
Meski di Indonesia belum ditemukan kasus Ebola, namun Anda wajib memahami faktor-faktor risiko Ebola berikut ini:
- Melakukan perjalanan ke negara atau wilayah terdampak virus Ebola.
- Berinteraksi langsung dengan penderita Ebola.
- Petugas medis yang merawat atau mengobati penderita Ebola.
- Dokter atau peneliti hewan khususnya primata yang berasal dari wilayah epidemi Ebola.
- Petugas kamar jenazah yang mengurusi jasad penderita Ebola.
Gejala Ebola
Ebola atau disebut juga dengan Demam Berdarah Ebola akan menimbulkan gejala seperti:
- Demam tinggi hingga menggigil.
- Nyeri sendi dan otot.
- Nyeri dada hingga perut seperti sakit maag.
- Sakit kepala.
- Lemah.
- Terdapat ruam pada kulit.
- Mata berubah menjadi merah.
- Tenggorokan terasa sakit.
- Mengalami mual hingga muntah.
- Mengalami diare dengan darah.
- Mengalami penurunan berat badan secara instan.
- Pendarahan pada hidung, telinga, mata hingga mulut.
Gejala Ebola di atas akan muncul pada hari ke 2 hingga hari ke 21 sejak pertama kali terinveksi virus. Gejala akan semakin memburuk dari hari ke hari, dibutuhkan perawatan dan pengobatan secara cepat dan cepat.
Komplikasi Ebola
Penyakit Ebola dapat menimbulkan komplikasi berbahaya dan menyebabkan banyak kematian, setidaknya hanya 10 persen orang yang dapat sembuh ketika menderita penyakit ini. Beberapa komplikasi dapat terjadi, yaitu:
- Kerusakan dan kegagalan fungsi organ tubuh.
- Terjadi pendarahan hebat.
- Syok hingga kejang.
- Tak sadarkan diri hingga koma.
Pengobatan Ebola
Sampai saat ini belum ditemukan obat atau vaksin untuk mengatasi penyakit Ebola, satu-satunya harapan penting agar penderita Ebola dapat sembuh adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Tindakan perawatan di rumah sakit sangat biperlukan, ada pun bentuk pengobatan Ebola adalah sebagai berikut:
- Pemasangan infus.
- Pemberian obat penurun tekanan darah.
- Pemasangan alat bantu napas atau oksigen.
- Tindakan transfusi darah untuk mencegah penderita kekurangan darah.
Saat masa pemulihan, penderita Ebola akan mengalami beberapa gejala seperti:
- Kerontokan pada rambut.
- Risiko penyakit kuning.
- Mengalami gangguan sistem saraf.
- Kelelahan.
- Mengalami peradangan pada mata dan testis.
Pencegahan Ebola
Cara terbaik untuk mencegah tertular virus Ebola adalah dengan menjauhi faktor risiko seperti berada di wilayah atau negara terdampak virus Ebola. Selain itu, beberapa tindakan seperti berikut dapat menjadi cara mencegah Ebola yang tepat, yaitu:
- Tidak melakukan kontak apa pun terhadap penderita Ebola atau hewan liar seperti primata, monyet atau kelelawar.
- Tidak menyentuh benda-benda milik penderita Ebola.
- Rajin mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.
- Menggunakan alat pelindung diri bagi petugas medis.
- Menggunakan sarung tangan latek saat melakukan kontak dengan cairan atau darah.
- Segera memeriksakan diri ke dokter apa bila mengalami gejala Ebola.
Baca juga:
- Ulu Hati Terasa Sakit? Hati-Hati 6 Penyakit Berikut Ini
- 10 Penyebab Orang Mudah Terserang Penyakit, Kamu Yang Mana?
- Suka Simpan Struk Belanja, Kertas ATM atau Tiket Bioskop? Buang Sekarang atau Terkena Penyakit Ini!