HomeIbu dan BayiMengenal Stunting pada Anak: Ciri, Penyebab, dan Cara Pencegahannya

Mengenal Stunting pada Anak: Ciri, Penyebab, dan Cara Pencegahannya

Stunting atau yang lebih dikenal dengan ‘kurang gizi’ hingga kini masih menjadi masalah serius karena pengaruhnya terhadap kualitas generasi penerus bangsa. Dampaknya bukan hanya pertumbuhan tinggi badan anak saja, namun juga kecerdasan dan daya tahan tubuhnya.

Berdasarkan laporan dari Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) , tahun 2020 sekitar 149 juta balita mengalami stunting, sementara 45 juta lainnya diperkirakan memiliki berat badan yang terlalu rendah. Kondisi ini kemudian mendapat perhatian khusus dari Kementrian Kesehatan lewat kampanye bertajuk ‘Melawan stunting‘. Artinya, stunting pada anak ini masih menjadi masalah yang perlu ditangani dan dicegah oleh para orang tua.

Lantas, sebenarnya apa yang dimaksud stunting pada anak? Simak ulasan berikut ini untuk mengetahui informasi mengenai stunting lebih lengkap.

Apa itu stunting?

Stunting adalah masalah gizi kronis pada anak yang disebabkan karena kurangnya asupan gizi (malnutrisi) pada ibu saat hamil. Hal itu yang mengakibatkan terganggunya proses pertumbuhan pada anak. Umumnya, tinggi badan anak menjadi lebih pendek dibandingkan standar anak-anak seusianya.

Namun, sayangnya banyak masyarakat yang masih menganggap jika kondisi ini adalah faktor genetik dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Pasalnya, anak dengan kondisi stunting pasti memiliki postur tubuh yang pendek, sementara anak dengan perawakan pendek belum tentu mengalami stunting.

Baca juga: Manfaat Ikan Gabus bagi Ibu Hamil, dari Atasi Kurang Gizi hingga Cegah Prematur

Ciri-ciri stunting pada anak

Stunting biasanya mulai terjadi ketika anak masih dalam kandungan dan mulai terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun. Meskipun begitu, gejala stunting sering tak disadari oleh sebagian orang tua.

Beberapa ciri yang menunjukan anak mengalami stunting adalah sebagai berikut:

  • Anak menjadi mudah sakit.
  • Pertumbuhan tubuh anak terhambat.
  • Berat badan dan ukuran postur tubuh anak menjadi lebih rendah dibanding anak seusianya.
  • Kemampuan fokus dan memori belajar anak buruk.
  • Proses pubertas yang lambat
  • Saat anak menginjak usia 8-10 tahun, karakter anak menjadi lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan banyak orang.

Baca juga: Cara Tepat Mencegah dan Mengatasi Anak Kurang Gizi

Penyebab stunting pada anak

Seperti pernyataan sebelumnya, bahwa penyebab utama stunting pada anak adalah malnutrisi yang terjadi baik pada ibu atau anak. Namun, ternyata ada penyebab lain stunting pada anak, diantaranya :

1. Pola makan yang buruk

Pola makan yang buruk juga berpengaruh dalam meningkatkan resiko stunting. Hal itu karena rendahnya akses terhadap nilai gizi yang tinggi pada makanan. Banyak para ibu yang kurang mengerti bagaimana konsep gizi sebelum, saat, dan setelah melahirkan.

Bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, dianjurkan untuk memperbanyak sumber protein dengan tetap membiasakan konsumsi sayur dan buah.

2. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi 

Kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi baik sebelum, saat, dan setelah melahirkan juga menjadi penyebab terjadinya stunting. Sebab, bayi sangat membutuhkan berbagai nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangannya.

Salah satu risiko yang dapat terjadi adalah kondisi sindrom alkohol (fetus alcohol syndrome) pada bayi. Sindrom ini terjadi karena ibu mengonsumsi alkohol secara berlebihan saat hamil dan hal itu dipicu karena ketidaktahuan ibu hamil akan larangan seperti ini.

3. Kurangnya akses air bersih dan sanitasi

Sanitasi dan kualitas air bersih yang buruk dapat menjadi faktor penyebab stunting anak. Sebab, kedua hal ini dapat membuat anak berulang-ulang mengalami diare dan infeksi cacing usus (cacingan).

4. Terbatasnya akses pelayanan kesehatan

Layanan kesehatan sangat berperan dalam memberikan perawatan pada anak atau ibu hamil serta memberikan pengetahuan akan pemenuhan gizi pada ibu hamil dan janin.

Namun, kenyataannya di Indonesia sendiri yang masih banyak daerah yang terbatas akan akses layanan kesehatan. Kondisi itulah yang akhirnya memicu terjadinya stunting.

Upaya pencegahan agar tidak terjadi stunting

Setelah mengetahui stunting pada anak, penting bagi ibu untuk melakukan upaya pencegahan agar anak tidak mengalami stunting. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari stunting pada anak diantaranya:

  • Ibu yang sedang hamil perlu lebih banyak mengonsumsi makanan yang bergizi. Jika diperlukan, Anda dapat mengkonsultasikan asupan nutrisi kepada ahli guna memastikan konsumsi nutrisi yang baik untuk janin.
  • Rutin melakukan kontrol ke dokter kandungan atau bidan untuk mengetahui tumbuh kembang janin.
  • Konsumsi suplemen penambah darah dan asam folat.
  • Memberikan susu pertumbuhan pada anak.
  • Memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan ke pada bayi.
  • Memberikan MPASI setelah bayi berusia 6 bulan dengan tekstur makanan yang ditingkatkan sesuai usia bayi.
  • Memberikan dan memastikan bayi mendapat asupan gizi yang cukup, terutama kalsium dan protein.
  • Rajin mencari informasi tentang makanan dan minuman yang tidak boleh dikonsumsi ibu saat hamil atau diberikan kepada anak balita.

REFERENSI

alodokter (2020). Pahami Penyebab Stunting dan Dampaknya pada Kehidupan Anak. Diakses pada 11 Februari 2023.

World Health Organization (2023). Malnutrition. Diakses pada 11 Februari 2023.

Concern Worldwide US (2019). Stunting: What it is and Wat it Means. Diakses pada 11 Februari 2023.

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nofollow

Artikel Terbaru

Artikel Populer