Hipertensi atau tekanan darah tinggi sebenarnya bisa terjadi kepada siapa saja. Namun lansia memiliki resiko yang besar mengalami hipertensi karena kondisi kesehatannya menurun. Seseorang yang mengidap hipertensi akan memiliki tekanan darah diatas 140/90.
Hipertensi bisa menjadi awal dari komplikasi penyakit lainnya jika tak segera diatasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dan di cegah. Simak penjelasan terkait hipertensi pada lansia berikut ini!
Mengapa Lansia Rentan Mengalami Hipertensi?
Hipertensi pada lansia sering dikaitkan dengan proses penuaan. Sehingga ada anggapan bahwa tekanan darah akan meningkat seiring bertambahnya usia. Meskipun proses penuaan merupakan hal yang alami, namun hipertensi sebaiknya dicegah.
Mencegah hipertensi bisa meminimalisir kemungkinan komplikasi penyakit yang lebih serius. Dengan mencegah hipertensi, penyakit seperti stroke, kerusakan ginjal, penyakit jantung, kebutaan, ataupun diabetes.
Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Hipertensi pada Lansia
Penyebab Terjadinya Hipertensi
Penyebab hipertensi terbagi menjad dua, yakni penyebab primer dan sekunder. Penyebab hiperteni primer belum diketahui secara pasti, namun faktor yang memicunya antara lain riwayat keluarga atau genetik, obesitas, hingga gaya hidup yang tidak sehat.
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder karena kondisi medis tertentu, misalnya penyakit ginjal, produksi hormon aldosterone atau kortisol berlebih, hingga tumor kalender adrenal. Lansia yang mengalami sleep apnea, koarktasioa aorta, serta mengonsumsi obat tertentu juga lebih rentan mengalami hipertensi.
Selain penyebab diatas, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang lebih beresiko mengalami tekanan darah tinggi, diantaranya:
- Melakukan pola hidup tidak sehat, contohnya sering minum alkohol atau merokok.
- Sering mengonsumsi makanan dengan kandungan garam yang tinggi.
- Memiliki keluarga yang menderita tekanan darah tinggi.
- Menderita obesitas, mengalami sleep apnea, diabetes atau penyakit ginjal.
- Jarang berolahraga atau jarang melakukan aktivitas fisik.
- Sedang mengalami kehamilan.
- Berusia diatas 65 tahun.
Gejala Hipertensi
Penderita hipertensi biasanya akan merasakan gejala-gejala berikut ini. Namun kadang kala penderita hipertensi tidak mengalami gejala tertentu, secara umum gejala yang dirasakan adalah:
- Kelelahan berlebih.
- Kencing berdarah.
- Mengalami gangguan irama jantung.
- Telinga berdenging.
- Mengalami gangguan penglihatan.
- Nyeri dada, mual dan muntah.
- Sakit kepala, vertigo, atau mengalami mimisan.
- Mengalami tinnitus atau masalah penglihatan.
Hipertensi merupakan penyakit yang membunuh secara diam-diam, sebab banyak pasien hipertensi yang tidak mengalami gejala. Seringkali pengidap hipertensi baru mendapatkan perawatan ketika kondisinya sudah parah atau sudah timbul komplikasi.
Baca juga: Simak, 7 Cara Atasi Hipertensi dengan Perawatan di Rumah
Cara Mengatasi Hipertensi pada Lansia
Ketika hipertensi pada lansia terjadi, ada beberapa tindakan medis maupun non medis yang bisa dilakukan. Dengan penanganan yang tepat, kondisi hipertensi tidak akan memperburuk kondisi. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:
1. Mengonsumsi Obat Obatan
Penderita hipertensi dianjurkan untuk mengonsumsi obat seumur hidupnya secara teratur. Obat ini bisa diturunkan atau dinaikkan dosisnya oleh dokter, tergantung kondisi pasien. Jenis jenis obat untuk penderita hipertensi adalah:
- Obat untuk melebarkan pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun. Obat ini diberikan jika hipertensi terjadi karena adanya sumbatan pembuluh darah.
- Obat untuk membuang garam dan cairan berlebih di dalam tubuh. Garam dan cairan yang terkumpul di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urine.
- Obat untuk memperlambat detak jantung agar ritme jantung tidak naik turun.
- Obat untuk menurunkan tekanan darah.
- Beberapa pengidap hipertensi juga disarankan untuk mengonsumsi obat penghambat angiotensin, fungsinya untuk menaikkan tekanan darah.
2. Memperbaiki Pola Hidup
Pola hidup yang sehat dianjurkan untuk penderita hipertensi pada lansia. Perbaikan pola hidup akan menurunkan tekanan darah tinggi sekaligus menjaga tekanannya agar tetap normal. Dokter akan mengajurkan penderita hipertensi untuk melakukan langkah-langkah berikut:
- Menurunkan berat badan apabila pengidap hipertensi mengalami obesitas.
- Mengonsumsi makanan yang lebih sehat, khususnya buah dan sayur-sayuran.
- Membatasi konsumsi gula, lemak, serta garam dalam kehidupan sehari-hari, paling banyak 1 sendok teh per harinya.
- Memperbanyak aktivitas fisik dan rutin melakukan olahraga.
- Berhenti merokok, menghindari asap rokok, dan tidak minum minuman beralkohol maupun kafein.
- Menghindari stress dengan melakukan terapi relaksasi, yoga, maupun meditasi.
Baca juga: Langkah Diet Pasien Stroke untuk Jaga Berat Badan
Tips Mengelola Hipertensi pada Lansia
Hipertensi pada lansia tidak boleh dianggap sepele, ada beberapa aktivitas pencegahan yang bisa dilakukan, diantaranya adalah:
1. Melakukan Aktivitas Fisik
Guna meningkatkan kebugaran jantung dan memompa darah, lansia yang mengidap hipertensi disarankan untuk melakukan aktivitas fisik sederhana. Misalnya dengan melakukan jalan kaki, berkebun atau beres-beres rumah dengan rentang 20 – 30 menit per harinya.
2. Melakukan Diet Sehat
Konsumsi makanan yang sehat juga disarankan untuk pengidap hipertensi pada lansia. Makanan yang dianjurkan untuk lansia dengan tekanan darah tinggi adalah makanan dengan serat tinggi, buah-buahan, sayuran, serta biji-bijian.
3. Mengonsumsi Obat secara Rutin
Dokter akan memberikan obat yang harus diminium pengidap hipertensi secara rutin. Apabila pasien mengalami efek samping selama pengonsumsian obat, mulai dari mual, muntah hingga pusing, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk perubahan jenis pengobatan.
4. Memantau Tekanan Darah
Selain melakukan pola hidup sehat dan minum obat, jangan lupa untuk tetap memantau tekanan darah secara rutin. Pemantauan tekanan darah pada lansia akan membantu mengurangi resiko terjadinya komplikasi yang lebih serius.
Guna mencegah adanya hipertensi pada lansia maupun keluarga, Anda bisa melakukan telekonsultasi atau dokter visit menggunakan layanan Insan Medika. Tidak perlu datang ke rumah sakit, cukup dengan memanfaatkan Apps Care Pro ID untuk melakukannya.
Jika ingin sekaligus menjaga dan memantau kesehatan lansia, Insan Medika juga menghadirkan perawat homecare yang bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan. Selain perawat lansia, Insan Medika juga menyediakan perawat orang sakit, perawat medis, maupun non medis.
Dengan perawatan dan pengobatan yang tepat, secara perlahan kondisi hipertensi pada lansia akan membaik. Selain mendapat dukungan dari keluarga, tenaga kesehatan, hingga perawat, pasien hipertensi juga harus memiliki tekad diri untuk bisa sembuh dengan menjalankan semua instruksi dokter.