Asam lambung yang berlebihan seringkali menjadi masalah yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk mengatasi masalah ini, tidak selalu memerlukan obat-obatan keras. Salah satu pendekatan yang bisa sangat efektif adalah dengan mengatur pola makan dengan bijak.
Pola makan yang tepat untuk mengatasi asam lambung tidak hanya mencakup apa yang Anda makan, tetapi juga kapan dan bagaimana Anda menyantap makanan.
Dalam artikel berikut, kami akan mengeksplorasi berbagai tips praktis untuk mengelola asam lambung melalui pola makan yang sehat dan efektif, serta memberikan wawasan tentang makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari untuk meminimalkan gejala yang tidak nyaman.
Baca juga: Maag atau Asam Lambung? Pahami Perbedaan dan Cara Mengenali Keduannya
Makanan yang Baik untuk Penderita Asam Lambung
Penderita asam lambung sering kali perlu memperhatikan jenis makanan yang mereka konsumsi. Dilansir dari Halodoc, Ekta Gupta, MBBS., MD., seorang spesialis gastroenterologi dari Johns Hopkins Medicine, juga menjelaskan bahwa pola makan memiliki peran sentral dalam mengelola gejala refluks asam dan seringkali menjadi pendekatan pertama dalam terapi untuk penderita GERD.
Berikut adalah beberapa poin penting tentang makanan yang direkomendasikan dan yang sebaiknya dihindari bagi penderita asam lambung:
Makanan yang diperbolehkan
- Sayuran rendah asam: Sayuran seperti brokoli, kentang, lobak, dan wortel cenderung rendah asam dan dapat dicerna dengan baik oleh kebanyakan orang dengan masalah asam lambung.
- Buah-buahan rendah asam: Buah-buahan seperti apel (tanpa kulit), pir, semangka, dan pisang biasanya lebih mudah dicerna daripada buah-buahan asam seperti jeruk dan tomat.
- Pilihan protein rendah lemak: Daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, dan kedelai adalah pilihan protein yang baik. Hindari makanan yang digoreng atau tinggi lemak.
- Karbohidrat sehat: Pilih sumber karbohidrat seperti, beras, roti gandum, dan pasta gandum utuh yang rendah serat.
- Produk susu rendah lemak: Susu rendah lemak, yoghurt tanpa lemak, atau keju cottage adalah pilihan yang lebih baik daripada produk susu tinggi lemak.
Makanan yang Sebaiknya Dihindari
- Makanan pedas dan berlemak: Makanan seperti sambal, keripik pedas, dan makanan berlemak dapat memicu peningkatan produksi asam lambung.
- Asam dan jeruk: Buah-buahan seperti jeruk, lemon, tomat, dan saus tomat mengandung asam yang dapat memperburuk gejala asam lambung.
- Kafein dan alkohol: Kopi, teh hitam, minuman berkafein, serta minuman beralkohol dapat merangsang produksi asam lambung.
- Makanan pedas: Cabai, bumbu-bumbu pedas, dan saus pedas dapat merangsang iritasi pada lambung.
- Makanan tinggi serat: Saat sedang mengalami flare-up asam lambung, makanan tinggi serat seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan beberapa sayuran mentah sebaiknya dikurangi.
- Minuman bersoda: Minuman bersoda atau berkarbonasi dapat meningkatkan tekanan pada lambung dan menyebabkan gejala asam lambung menjadi lebih buruk.
Baca juga: Penyakit Asam Lambung: Gejala, Penyebab dan Pengobatan
Pola Makan yang Tepat untuk Penderita Asam Lambung
Pada prinsipnya, untuk mencapai pola makan yang tepat, penderita asam lambung perlu menghindari makanan atau minuman yang memicu refluks. Selain itu hal yang paling penting adalah memperhatikan waktu makan.
Pola makan yang baik untuk penderita asam lambung, didasarkan pada waktu makan dan jenis makanan yang dikonsumsi pada setiap waktu makan (pagi, siang, dan malam). Berikut ini adalah panduan umum yang disarankan:
Pagi (sarapan)
- Pilih makanan yang mudah dicerna: Contohnya oatmeal, roti gandum, atau sereal yang rendah lemak.
- Hindari makanan pedas atau berlemak tinggi: Misalnya, hindari saus pedas atau daging berlemak.
- Konsumsi buah-buahan rendah asam: Seperti pisang atau apel.
- Minum air putih atau jus buah tanpa tambahan gula.
Siang (makan siang)
- Porsi kecil dan sering: Hindari makan berlebihan yang dapat memicu refluks.
- Pilih protein rendah lemak: Misalnya, dada ayam tanpa kulit, ikan panggang, atau tofu.
- Hindari makanan berlemak tinggi: Seperti gorengan atau makanan cepat saji.
- Tambahkan sayuran hijau: Sayuran non-asam seperti bayam, kacang panjang, atau brokoli.
- Hindari minuman berkafein atau berkarbonasi: Pilih air putih atau teh herbal.
Malam (makan malam)
- Makan lebih awal: Beri jeda minimal 2-3 jam sebelum tidur.
- Porsi kecil dan ringan: Makanan berat di malam hari bisa membuat refluks lebih mungkin terjadi.
- Hindari makanan pedas atau asam: Seperti tomat, bawang putih, atau makanan berlemak tinggi.
- Pilih protein ringan: Misalnya, ayam tanpa kulit, ikan panggang, atau tempe.
- Hindari minuman beralkohol: Alkohol dapat meningkatkan produksi asam lambung.
- Jangan makan terlalu cepat: Makan perlahan dan nikmati makanan Anda.
Penyesuaian pola makan ini bersifat individual dan bisa bervariasi tergantung pada tingkat gejala dan respons individu terhadap makanan tertentu. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Baca juga: Kenali 7 Gejala Maag Kronis yang Penting untuk Diwaspadai
Untuk pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpercaya, Insan Medika dapat menjadi solusi home care yang dapat diandalkan untuk kebutuhan kesehatan Anda. Dengan tim profesional yang siap memberikan perawatan terbaik di rumah, Insan Medika memastikan kenyamanan dan keamanan pasien sebagai prioritas utama. Jangan ragu untuk menghubungi kami untuk informasi lebih lanjut atau kunjungi situs web kami hari ini.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
REFERENSI
WebMD (2021). Treating Acid Reflux Disease With Diet and Lifestyle. Diakses pada 4 Juni 2024.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (2020). Definition & Facts for GER & GERD. Diakses pada 4 Juni 2024.
Pepcid. Acid Reflux Diet Tips: Foods To Avoid And Diet Modifications. Diakses pada 4 Juni 2024.