Kemoterapi jadi salah satu jenis pengobatan kanker yang umum dilakukan. Dengan kemoterapi, sel kanker yang sebelumnya membelah dengan cepat di tubuh, bisa diminimalisir perkembangannya bahkan dimatikan. Kondisi tersebut tentunya bisa menghentikan penyebaran sekaligus mengurangi gejala kanker.
Meski begitu, kemoterapi tetap memiliki resiko yang akan ditanggung oleh pasiennya. Resiko ini berupa efek samping yang akan dirasakan oleh tubuh pasca kemoterapi dilakukan. Berikut adalah penjelasan lebih lengkap terkait apa efek kemoterapi dan bagaimana cara yang tepat menanganinya.
Apa Itu Prosedur Kemoterapi?
Kemo atau kemoterapi sebenarnya merupakan kelompok obat yang digunakan untuk mengobati kanker. Tiap jenis obat memiliki fungsi yang berbeda, ada yang berfungsi menghambat sel kanker membelah diri, ada pula yang berfungsi untuk mematikan sel kankernya.
Selanjutnya kemoterapi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari memasukkan obat-obatan menggunakan jarum infus ke pembuluh darah, ada pula yang berupa obat oral dan bisa dikonsumsi secara langsung. Kemoterapi akan terus dilangsungkan sampai sel kanker yang ada di dalam tubuh mati.
Baca juga: Memahami 4 Stadium Kanker Kalenjar Getah Bening dan Pengobatannya
Efek dari Kemoterapi
Walaupun efektif membunuh sel kanker, namun prosedur ini bisa saja menyebabkan kerusakan pada sel sehat dan normal. Oleh karena itu, seringkali pasien kanker mengalami efek dari kemoterapi, diantara yang umum dan sering dirasakan adalah:
1. Kelelahan
Rasa lelah yang terus menerus dirasakan merupakan salah satu efek kemoterapi yang paling banyak dirasakan. Kondisi ini terjadi karena tubuh berjuang keras untuk melawan kanker dan memperbaiki sel sehat yang rusak karena kemoterapi.
2. Imunitas yang Menurun
Prosedur kemoterapi yang dilakukan secara terus menerus akan menurunkan imunitas tubuh. Maka tak mengherankan jika pasien kanker sering mengeluh sakit. Ketika kemoterapi dilakukan, produksi sel darah putih bisa saja menurun dan membuat tubuh tak bisa melindungi dirinya dari penyakit.
3. Rambut Rontok
Efek samping kemoterapi selanjutnya adalah kerontokan pada rambut. Pasalnya folikel rambut merupakan bagian tubuh yang paling sensitif, sehingga mudah rusak dan rontok. Namun efek samping ini tak berlangsung selamanya, karena folikel rambut akan membaik beberapa bulan setelah kemo.
4. Sakit Tenggorokan dan Sariawan
Tak hanya merusak sel sehat di tubuh, kemoterapi juga bisa menyebabkan sakit tenggorokan dan sariawan. Kondisi ini bisa terjadi karena hilangnya sel sehat di dalam mulut, sehingga menyebabkan area mulut dan tenggorokan terluka. Pasien kemoterapi juga bisa mengalami infeksi hingga pendarahan di area mulut.
Baca juga: 7 Rekomendasi Obat Radang Tenggorokan Alami, Bikin Cepat Sembuh
5. Perubahan Warna Kulit
Masalah kulit juga menjadi efek samping kemoterapi yang banyak dirasakan pasien kanker. Kemoterapi ternyata bisa menyebabkan iritasi, kulit gatal dan kering, hingga memerah dan bengkak. Bahkan untuk beberapa kasus, terjadi perubahan warna kulit menjadi lebih gelap atau lebih sensitif terhadap cahaya matahari.
6. Mual, Muntah dan Diare
Seringkali pasien kemo mengalami penurunan nafsu makan dan diikuti dengan mual, muntah serta diare. Keluhan ini bisa terjadi sebelum, selama atau bahkan setelah kemoterapi selesai dilakukan. pemicunya adalah adanya sinyal di area otak yang memberikan reaksi pada obat kemoterapi yang digunakan.
Cara Menangani Efek Samping Kemoterapi
Dokter seringkali menyarankan beberapa cara untuk mengurangi serta menangani efek samping yang diakibatkan kemoterapi. Perawatan ini berupa mengubah pola hidup menjadi lebih sehat, sehingga efek samping yang dirasakan tidak memburuk.
1. Memenuhi Asupan Nutrisi
Meskipun mengalami mual, muntah maupun diare, pasien kemoterapi tetap diharuskan memenuhi asupan nutrisi harian. Caranya dengan mengonsumsi 2,5 porsi cangkir buah maupun sayuran setiap harinya. Jenis makanan lain yang disarankan adalah makanan tinggi protein namun rendah lemak, seperti telur, ikan hingga kacang-kacangan.
2. Pilih Makanan dengan Bijak
Karena kehilangan nafsu makan, sebaiknya pilih makanan yang lembut dan hangat. Hindari makanan dengan kandungan asam dan pedas serta minuman karbonasi. Jika memang diperlukan, kurangi porsi makan dan tingkatkan frekuensi makanan setiap harinya.
Baca juga: Kontroversi Olahan Makanan Bakar, Dapat Menyebabkan Kanker?
3. Minum Air Putih yang Cukup
Cara menangani efek kemoterapi berupa sariawan, mulut kering dan sakit tenggorokan adalah minum air putih yang cukup. Pasien kanker tetap disarankan untuk minum 6 – 8 gelas air per harinya untuk menghindari sembelit, mulut kering, dan kehilangan cairan karena diare. Apabila rasa mual tak kunjung hilang, minum teh atau air jahe.
4. Olahraga Ringan
Rasa kelelahan yang dirasakan terus menerus sebaiknya tak dibiarkan begitu saja. Alih-alih terus istirahat, pasien kemoterapi dianjurkan untuk jalan-jalan atau melakukan olahraga ringan. Kalau ingin beristirahat, bisa dengan tidur siang berdurasi pendek yang dilakukan secara teratur.
5. Jaga Kesehatan Kulit
Perubahan yang terjadi pada kondisi kulit bisa diminimalisir dengan menjaga kesehatannya. Misalnya dengan menjaga kulit tetap bersih dan lembab, jangan lupa untuk menggunakan pelembab dan sunscreen sebelum beraktifitas. Apabila kulit terluka, hindari menggaruknya dan segera lakukan konsultasi dengan dokter.
6. Menggunakan Cooling Cap
Rambut rontok jadi masalah utama yang sering dikeluhkan oleh pasien kemoterapi. Cara meminimalisirnya adalah dengan menggunakan cooling cap. Cooling cap akan bekerja mendinginkan kepala sekaligus mengurangi jumlah obat kemoterapi yang mencapai sel rambut. Konsultasikan terlebih dahulu pemakaian cooling cap jika kulit kepala terhitung sensitif.
Baca juga: Panduan Merawat Lansia di Rumah Agar Tetap Sehat
7. Kendalikan Stress
Prosedur kemoterapi yang panjang bisa saja membuat pasien kanker menjadi stress maupun depresi. Kondisi tersebut secara tak langsung akan membuat kondisi tubuh jadi lebih buruk. Oleh karena itu, pasien kanker disarankan untuk melakukan meditas, bertemu keluarga, hingga melakukan konseling untuk meningkatkan kualitas hidup.
Perawatan sebelum, saat dan setelah melakukan kemoterapi memang membutuhkan usaha yang tidak sedikit. Pasien kanker yang tengah melakukan kemoterapi bisa menggunakan layanan perawat semi medis dan perawat medis Insan Medika.
Perawat Insan Medika sudah mendapatkan sertifikasi keahlian, sehingga bisa mendampingi pasien kanker saat melakukan kemoterapi maupun perawatan setelahnya. Pemanfaatan layanan perawat juga bisa memudahkan keluarga untuk mendukung dan menjaga kesehatan pasien kanker. Anda juga bisa memanfaatkan layanan telekonsultasi dan dokter visit menggunakan Apps Care Pro ID.
Hubungi Insan Medika untuk mendapatkan perawat terbaik untuk keluarga Anda. Dengan Insan Medika, kesehatan pasien kanker yang akan, sedang, dan telah melakukan kemoterapi bisa terpantau dengan baik.