Makanan bakar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai budaya kuliner di Indonesia maupun luar negeri. Dari sate, barbeque hingga makanan cepat saji yang dibakar, aroma dan rasa makanan yang dipanggang seringkali sulit untuk ditolak. Namun, dibalik aroma dan rasa yang menggoda, muncul perdebatan mengenai potensi bahaya di balik olahan makanan bakar. Salah satu klaim yang paling sering terdengar adalah bahwa olahan makanan bakar dapat menyebabkan kanker karena mengandung senyawa karsinogenik.
Baca juga: Pentingnya Mendeteksi Kanker Mata Sejak Dini: Kenali Gejala Awalnya
Ulasan berikut akan menjelaskan kontroversi dari olahan makanan bakar dan kaitannya dengan risiko kanker, memahami apa yang dimaksud dengan senyawa karsinogenik, dan apakah Anda harus benar-benar khawatir.
Apa Itu senyawa karsinogenik?
Senyawa karsinogenik adalah senyawa yang berpotensi menyebabkan kanker atau memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh. Beberapa senyawa ini dapat ditemukan dalam makanan, minuman, dan bahkan udara yang kita hirup sehari-hari. Contoh senyawa karsinogenik yang terkenal termasuk asap rokok (yang mengandung tar dan berbagai senyawa beracun), aflatoksin dalam kacang-kacangan yang terkontaminasi, dan bahan kimia tertentu yang digunakan dalam industri.
Makanan bakar dan senyawa karsinogenik
Makanan bakar, terutama saat digoreng atau dipanggang pada suhu tinggi, dapat menghasilkan senyawa karsinogenik tertentu, seperti:
1. Hidrokarbon Polisiklik Aromatik (HPA): HPA adalah senyawa yang muncul saat lemak atau daging menggoreng pada suhu tinggi, seperti dalam proses grilling atau memanggang. Beberapa HPA dapat berpotensi karsinogenik.
2. Heterosiklik Amina (HCA): HCA terbentuk saat daging atau ikan dipanggang atau digoreng pada suhu tinggi. Konsumsi tinggi HCA dapat berhubungan dengan risiko kanker tertentu.
Tingkat bahaya dan konteksnya
Penting untuk diingat bahwa tingkat bahaya olahan makanan bakar dalam hubungannya dengan risiko kanker masih menjadi subjek penelitian. Faktanya, penelitian ilmiah tentang kaitan antara makanan bakar dan kanker masih terus berkembang.
Kunci untuk memahami potensi bahaya olahan makanan bakar adalah konteks dan frekuensi konsumsinya. Dalam banyak kasus, konsumsi sesekali makanan bakar tidak akan secara signifikan meningkatkan risiko kanker. Namun, jika seseorang sering mengonsumsi makanan yang digoreng atau dipanggang pada suhu tinggi, terutama jika itu merupakan bagian dari pola makan yang tidak seimbang, risiko kesehatan mungkin menjadi lebih besar.
Baca juga: Sering Konsumsi Makanan Pedas Memicu Benjolan di Payudara?
Tips mengurangi risiko kanker dari olahan makanan bakar
Jika Anda ingin mengurangi potensi bahaya makanan bakar, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:
1. Panggang dengan hati-hati. Panggang makanan Anda pada suhu yang lebih rendah dan hindari mengkaramelisasi atau membakarnya secara berlebihan.
2. Pilih dengan bijak. Pilih jenis daging yang lebih rendah lemak atau pilih sumber protein nabati yang lebih sehat.
3. Marinasi. Gunakan marinasi yang mengandung bahan-bahan seperti asam sitrat (dari jeruk atau lemon) atau bawang putih, yang dapat membantu mengurangi pembentukan senyawa karsinogenik.
4. Variasi pola makan. Selalu penting untuk memiliki pola makan yang seimbang, dengan memasukkan berbagai jenis makanan dan menghindari konsumsi berlebihan makanan bakar.
Baca juga: Awas! Kenali Bahaya Penggunaan Nitrogen Cair pada Makanan
Walaupun terdapat klaim bahwa makanan panggang bisa mengakibatkan kanker karena senyawa karsinogenik, risiko tersebut masih menjadi bahan penelitian. Penting untuk menyadari bahwa konteks dan pola makan secara keseluruhan memiliki peran dalam risiko kesehatan Anda. Dengan melakukan pemilihan dan persiapan makanan dengan bijak serta menjaga pola makan yang seimbang, Anda dapat mengurangi potensi risiko yang mungkin terkait dengan makanan panggang.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
REFERENSI
Healthline (2021). Is Grilling With Charcoal or Other Heat Sources Carcinogenic?. Diakses pada 10 September 2023.
Verywell Health (2022). Grilling Meats and an Increased Cancer Risk. Diakses pada 10 September 2023.
Cancer Center (2023). Grilling and cancer risk: 7 tips for healthy BBQs. Diakses pada 10 September 2023.