Pengertian Demensia
Demensia adalah suatu kondisi atau sindrom yang disebabkan penyakit atau gangguan otak yang ditandai dengan kehilangan atau penurunan kemampuan intelektual, daya ingat, daya pikir, daya tangkap, kemampuan berhitung dan berbahasa serta daya nilai.
Penderita Demensia akan mengalami gangguan dalam pekerjaan dan fungsi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Umumnya penderita demensia tidak mampu melakukan pekerjaan seperti yang ada di dalam pikirannya karena terjadi perubahan mental dalam bersosialisasi terkait proses penyakit.
Beberapa hal yang ditemui dalam dimensia, yaitu:
- kemunduran bahasa
- apraxia (kesulitan dalam memanipulasi objek)
- agnosia (ketidak mampuan dalam mengenal objek yang dikenal),
- agrafia (kesulitan menggambarkan objek), dan
- kegagalan fungsi secara umum
Baca juga: Kurangi Risiko Terkena Alzheimer dan Demensia Dengan Konsumsi Jamur Ini
Gejala Demensia
Penderita demensia umumnya mengalami gejala sesuai dengan penyebabnnya, dengan perubahan kognitif dan psikologis sebagai gejala yang utama.
Gejala yang umumnya dirasakan dari segi kognitif meliputi:
- Kesulitan berkomunikasi.
- Hilang ingatan.
Sedangkan gejala yang dirasakan dari segi psikologis meliputi:
- Depresi
- Suasana hati berubah drastis
- Gelisah
- Linglung dan Bingung
- Tempramental dan agresif
- Berhalusinasi
Gejala di atas juga sama seperti yang dialami oleh penderita sindrom Sundowning.
Diagnosis Demensia
Demensia tidaklah mudah untuk didiagnosa dikarenakan banyaknya gejala yang dapat mengindikasikan penyakit sejenis.
Selain menanyakan riwayat penyakit dan kesehatan pasien serta keluarga, dilakukan juga pemeriksaan fisik dan serangkaian tes lanjutan, yang meliputi:
- Tes kognitif dan neuropsikologis.
- Memeriksa kemampuan berpikir, mengingat, orientasi, penilaian, konsentrasi, hingga merangkai bahasa.
- Pemeriksaan neurologi. Memeriksa kemampuan motorik, keseimbangan, rasa, dan refleks.
- Pemindaian. Memeriksa kondisi otot, jaringan, dan aliran listrik saraf otak melalui CT scan, MRI, EEG, dan PET scan.
- Pemeriksaan darah. Memeriksa adanya kelainan yang dapat memengaruhi fungsi otak seperti defisiensi vitamin B12, atau penurunan fungsi kelenjar tiroid.
- Pemeriksaan cairan tulang belakang. Untuk mendeteksi jika terdapat infeksi atau peradangan pada sistem saraf.
- Tes psikiatrik. Memeriksa jika penderita mengalami depresi atau kondisi mental lainnya yang dapat mempengaruhi kesehatan otak.
Baca juga: Memprediksi Alzheimer dan Demensia Menggunakan Kecerdasan Buatan
Pencegahan dan Perawatan Demensia
Demensia dapat dicegah dengan cara menurunkan resiko terjadinya demensia.
Menurut Stanley (2007), hal-hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan terjadinya demensia antara lain sebagai berikut:
- Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol dan zat adiktif yang berlebihan.
- Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif.
- Membaca buku yang merangsang otak untuk berpikir hendaknya dilakukan setiap hari.
Baca juga: Waspada! Sayur dan Buah Terpapar Pestisida Meningkatkan Penyakit Parkinson Hingga 80%!