HomeKesehatanJenis Gangguan Pendengaran yang Sering Menyerang Lansia

Jenis Gangguan Pendengaran yang Sering Menyerang Lansia

Jika Anda atau orang terkasih mulai kesulitan mendengar percakapan atau sering merasa terasing dalam keramaian, Anda tidak sendirian. Gangguan pendengaran adalah masalah umum di kalangan lansia yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan hubungan sosial.

Memahami berbagai jenis gangguan pendengaran yang sering terjadi pada lansia, adalah langkah pertama untuk menangani dan mengelola masalah ini dengan lebih baik. Pada artikel berikut ini akan membahas lebih lengkap mengenai jenis-jenis gangguan pendengaran yang sering terjadi pada lansia.

Baca juga: Telinga Sering Berdenging? Awas, Bisa Jadi Tanda Infeksi

Jenis-jenis Gangguan Pendengaran pada Lansia

Berikut adalah beberapa jenis gangguan pendengaran yang sering menyerang lansia, diantaranya:

1. Presbiakusis

Presbiakusis adalah gangguan pendengaran terkait usia yang disebabkan oleh perubahan alami pada struktur dan fungsi telinga, khususnya di bagian koklea, yang berfungsi mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik yang diterima oleh otak.

Biasanya, gangguan ini mempengaruhi kemampuan untuk mendengar frekuensi tinggi dan bisa menyebabkan kesulitan dalam memahami percakapan, terutama dalam lingkungan yang bising.

Penanganan presbiakusis biasanya melibatkan penggunaan alat bantu dengar untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan terapi pendengaran untuk membantu lansia beradaptasi dengan perubahan tersebut.

2. Gangguan Pendengaran Sensorineural

Gangguan pendengaran sensorineural adalah jenis gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kerusakan pada struktur internal telinga atau saraf pendengaran yang mengirimkan sinyal suara ke otak. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penuaan (presbiakusis), paparan terhadap suara keras yang berkepanjangan, infeksi virus, atau gangguan genetik.

Karena kerusakan ini bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki dengan pengobatan medis, penanganan biasanya melibatkan penggunaan alat bantu dengar untuk meningkatkan pendengaran dan terapi pendengaran untuk membantu lansia beradaptasi dengan perubahan tersebut.

3. Gangguan Pendengaran Konduktif

Gangguan pendengaran konduktif pada lansia terjadi ketika gelombang suara tidak dapat diteruskan dengan baik dari bagian luar telinga ke telinga dalam. Masalah ini biasanya disebabkan oleh adanya hambatan fisik atau masalah struktural yang menghalangi jalannya suara melalui saluran telinga.

Pada lansia, penyebab gangguan pendengaran konduktif dapat meliputi penumpukan kotoran telinga (cerumen), infeksi telinga seperti otitis media, atau perubahan degeneratif pada struktur telinga tengah seperti penyumbatan atau kerusakan pada tulang-tulang kecil di telinga tengah (ossikel). Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan mendengar yang dapat bervariasi dari ringan hingga moderat, dan sering kali disertai dengan perasaan penuh atau tekanan di telinga.

Baca juga: 5 Bahaya Bersihkan Telinga Menggunakan Cotton Bud, Awas Bisa Sebabkan Infeksi!

4. Meniere’s Disease

Meniere adalah gangguan telinga dalam yang dapat berdampak signifikan pada pendengaran dan keseimbangan, dan sering kali mempengaruhi lansia. Kondisi ini ditandai oleh serangkaian gejala yang meliputi vertigo (rasa pusing atau berputar), kehilangan pendengaran, tinnitus (suara berdenging di telinga), dan perasaan penuh atau tekanan di telinga.

Penyebab pasti dari penyakit Meniere masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini terkait dengan akumulasi cairan yang abnormal di bagian dalam telinga, khususnya dalam ruang endolimfatik yang berfungsi untuk menyeimbangkan dan mendengar. Gejala penyakit Meniere sering kali muncul secara episodik, dengan serangan vertigo yang tiba-tiba dan bisa berlangsung dari beberapa menit hingga beberapa jam, disertai dengan penurunan pendengaran yang dapat bervariasi dalam tingkat keparahan.

5. Tinnitus

Tinnitus adalah kondisi medis di mana seseorang mengalami persepsi suara seperti dering, berdengung, atau gemuruh di telinga tanpa adanya sumber suara eksternal. Suara yang dirasakan dalam tinnitus bisa bervariasi dari nada tinggi yang menusuk hingga bunyi berdenyut yang serupa dengan detak jantung, dan sering kali menjadi lebih mencolok di lingkungan yang tenang atau saat malam hari. Kondisi ini tentu dapat menyebabkan lansia mengalami kesulitan tidur, konsentrasi yang menurun, dan peningkatan kecemasan atau stres.

Penyebab tinnitus pada lansia bisa beragam, termasuk kerusakan sel-sel rambut di koklea akibat penuaan, paparan terhadap suara keras sepanjang hidup, atau efek samping dari obat-obatan tertentu. Dalam beberapa kasus, tinnitus juga bisa terkait dengan kondisi medis lain seperti gangguan pembuluh darah atau infeksi telinga.

Tips Mencegah Gangguan Pendengaran Pada Lansia

Kemampuan mendengar cenderung menurun seiring usia, namun lansia dapat memperlambat perkembangan gangguan pendengaran. Berikut adalah cara untuk mencegah kondisi ini:

  1. Hindari telinga dari suara keras. Hindari paparan suara keras yang berkepanjangan atau mendengarkan musik dengan volume tinggi. Gunakan pelindung telinga saat berada di lingkungan yang bising.
  2. Rutin periksa kesehatan telinga. Lakukan pemeriksaan pendengaran secara rutin untuk mendeteksi masalah sejak dini. Pemeriksaan ini penting untuk mengambil tindakan preventif atau awal jika ada penurunan pendengaran.
  3. Hindari penggunaan obat-obatan yang berisiko. Konsultasikan dengan dokter mengenai efek samping obat-obatan yang dapat mempengaruhi pendengaran. Hindari penggunaan obat-obatan ototoksik tanpa rekomendasi medis.
  4. Jaga kesehatan umum. Pelihara kesehatan dengan pola makan sehat dan olahraga teratur. Kondisi kesehatan yang baik dapat mempengaruhi kesehatan telinga dan sistem pendengaran.
  5. Hindari pembersihan telinga yang berisiko. Jangan gunakan benda tajam atau cotton bud untuk membersihkan telinga, karena dapat menyebabkan kerusakan atau penumpukan kotoran yang mengganggu pendengaran. Gunakan metode pembersihan yang aman atau konsultasikan dengan profesional medis jika diperlukan.

Baca juga: Jasa Pasang Alat Medis di Rumah yang Profesional dan Nyaman

Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan ini, Anda dapat membantu menjaga kesehatan pendengaran lansia dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Jika Anda memerlukan dukungan lebih lanjut dalam merawat kesehatan pendengaran atau perawatan medis lainnya, jangan ragu untuk menghubungi layanan homecare di Insan Medika. Kami siap menyediakan perawatan profesional dan perhatian penuh untuk memastikan kesejahteraan Anda atau orang terkasih.


Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!

REFERENSI

Falk, L., & Harner, S.G. (2018). The Aging Ear: How Aging Affects Hearing. Hearing Research, 369, 1-10. doi:10.1016/j.heares.2018.09.007. Diakses pada 12 Agustus 2024.

Cleveland Clininc (2024). Presbycusis (Age-Related Hearing Loss). Diakses pada 12 Agustus 2024.

The National Council On Aging (2024). Hearing Loss Statistics 2024: More Common Than You Might Think. Diakses pada 12 Agustus 2024.

National Library on Medicine (2023). Hearing Loss in the Elderly. Diakses pada 12 Agustus 2024.

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nofollow

Artikel Terbaru

Artikel Populer