Cedera kepala, tampaknya masih menjadi kondisi kesehatan serius dan tantangan besar bagi dunia kedokteran. Pasalnya, cedera kepala tak hanya berpengaruh pada kondisi kesehatan pasien saja, namun juga mental pasien dan keluarganya.
Setiap tahun, di Indonesia terjadi kecelakaan yang menyebabkan cedera kepala diperkirakan mencapai 500.000 kasus dan tingkat kematian hingga 10%. Kondisi tersebut tentu membuat kita merasa khawatir jika terjadi hal-hal yang memicu risiko cedera kepala.
Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui tentang cedera kepala, termasuk jenis dan risiko yang perlu diwaspadai. Yuk, simak ulasan berikut ini untuk mengetahui informasi lebih lanjut.
Sekilas tentang cedera kepala
Cedera kepala merupakan kondisi cedera yang terjadi pada otak, jaringan, dan pembuluh darah yang terjadi di kepala, tengkorak, ingga kulit kepala. Penyebabnya sendiri tentu karena terjadi benturan yang keras pada bagian kepala. Kondisi ini juga berpotensi menimbulkan gangguan fungsi otak.
Cedera kepala umumnya terbagi menjadi tiga, yaitu ringan, sedang, dan berat. Tingkat keparahannya sendiri bergantung pada mekanisme dan kerasnya benturan yang dialami.
Kondisi cedera ringan hingga sedang bisa berupa benjolan atau pembekakan, memar, dan pusing pada kepala, yang mana hal itu dapat mengakibatkan kebingungan hingga sulit berkonsentrasi. Sementara jika gejala berat dapat berupa penurunan kesadaran, hilang ingatan, hingga koma.
Gejala-gejala tersebut tidak langsung terjadi, melainkan dapat muncul beberapa hari bahkan beberapa minggu kemudian setelah mengalami kejadian cedera. Oleh sebab itu, penting untuk segera konsultasi ke dokter jika Anda mengalami benturan di kepala.
Baca juga: Mengenal 4 Jenis Infeksi Otak yang Perlu Diwaspadai
Jenis-jenis cedera kepala
Secara umum, cedera kepala dapat terjadi secara tertutup dan terbuka.
Cedera kepala tertutup berarti cedera tidak sampai mematahkan tengkorak. Sedangkan cedera kepala terbuka (penetrasi) berarti cedera terjadi sampai merusak kulit kepala dan tengkorak hingga memasuki otak dan mempengaruhi fungsinya.
Berikut ini adalah jenis-jenis cedera kepala berdasarkan kondisinya yang dilansir dari beberapa sumber.
1. Fraktur Kompresi Tengkorak
Tulang tengkorak faktanya bisa patah meskipun memiliki struktur yang kuat. Kondisi ini bisa disebut dengan fraktur kompresi tengkorak. Fraktur kompresi termasuk kelompok cedera kepala ringan-sedang, namun menjadi jenis kegawatdaruratan di bidang bedah saraf.
Cedera kepala jenis ini dipengaruhui oleh beberapa gaya serta mekanisme benturan yang diterima. Umumnya, kondisi ini disebabkan karena kecelakaan yang menyebabkan kepala terbentur tanah atau aspal.
Risiko yang terjadi jika mengalami fraktur kompresi tengkorak antara lain:
- Peningkatan tekanan pada otak.
- Merusak parenkim normal akibat gaya yang diterima.
- Merusak jaringan neurologis dan pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan subdural atau hematoma ekstradural terbentuk di bawah tengkorak dan menekan jaringan otak di bawahnya.
2. Gegar otak (concussion)
Jenis cedera kepala yang termasuk parah adalah gegar otak (concussion). Umumnya, gegar otak disebabkan oleh benturan dinding yang keras pada tengkorak secara tiba-tiba.
Sebagian besar, hilangnya fungsi yang terkait dengan gegar otak bersifat sementara. Namun, jika kondisi ini terjadi kembali, sangat berisiko terjadi kerusakan secara permanen.
Gejala pada gegar otak umumnya tidak terlihat dan tidak terasa. Gejala umum yang biasanya terjadi adalah sakit kepala, kehilangan memori (amnesia), dan kebingungan.
Baca juga: Beda Lupa Normal dan Lupa Demensia
3. Perdarahan jaringan otak
Jenis cedera kepala ini merupakan perdarahan yang terjadi di dalam jaringan otak. Jika perdarahannya kecil, disebut memar otak (kontusio otak).
Perdarahan pada jaringan otak umumnya terjadi di ruang sekitar otak (perdarahan subarachnoid) atau di dalam jaringan otak (perdarahan intraserebral).
Kondisi ini dapat berisiko mengakibatkan terjadinya pembengkakan jaringan otak. Pembengkakkan tersebut dapat menyebabkan tersumbatnya aliran darah yang ada di otak. Akibatkan, sel-sel di otak menjadi mati atau tidak berfungsi.
4.Hematoma (pembekuan darah)
Hematoma adalah salah satu jenis cedera kepala yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang ada di sekitar otak atau tulang tengkorak bagian dalam. Kondisi ini dapat terbentuk karena darah menggumpal atau membeku di celah antara otak dan tulang tengkorak.
Hematoma perlu segera ditangani sebab dapat meningkatkan tekanan dalam tengkorak yang akhirnya dapat berisiko menyebabkan hilangnya kesadaran hingga kerusakan otak permanen.
Baca juga: Konsumsi Sayuran ini Dipercaya Bikin Otak jadi ‘Encer’, Pernah Coba?
Cara mencegah agar tidak terjadi cedera kepala
Agar tidak terjadi cedera kepala, penting bagi kita untuk mencegahnya. Berikut ini ada beberapa cara untuk menghindari terjadinya cedera kepala:
- Saat berkendara di dalam mobil, gunakan sabuk pengaman.
- Gunakan helm yang mengikuti standar keamanan yang benar setiap menghendari motor, sepeda, maupun sepatu roda.
- Ciptakan rumah yang aman untuk anak-anak dan lansia.
- Kenakan perlengkapan pengamanan baik saat berolahraga maupun rekreasi yang berisiko jatuh.
- Patuhi standar keselamatan baik dalam perjalanan atau saat di tempat umum lainnya.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
REFERENSI
Mayo Clinic (2021). Traumatic brain injury. Diakses pada 5 Februari 2023.
Alodokter (2021). Waspadai Cedera Kepala dan Risiko Fatal di Baliknya. Diakses pada 5 Februari 2023.
Halodoc (2022). Ini Komplikasi Cedera Kepala yang Perlu Diwaspadai. Diakses pada 5 Februari 2023.
Web MD (2022). Head Injuries (Contusion, Hematoma, Skull Fracture). Diakses pada 5 Februari 2023.