Pernahkah Anda melihat seorang lansia yang memiliki bercak gelap pada kulit? Kondisi tersebut yang disebut dengan penyakit Hiperpigmentasi. Penyebabnya bermacam-macam, namun tak bisa dipungkiri bahwa pertambahan usia juga mempengharuhi terjadinya hiperpigmentasi.
Meski kondisi ini tidak berbahaya, namun tentu saja dapat mengganggu penampilan, sehingga perlu segera diatasi. Jika tidak, hiperpigmentasi dapat timbul di seluruh tubuh.
Baca juga: Mengenal Vitiligo, Penyakit Pudarnya Warna Kulit
Mengenal hiperpigmentasi kulit pada lansia
Hiperpigmentasi kulit adalah kondisi ketika produksi zat melanin atau zat pigmen warna kulit tubuh, memiliki jumlah yang berlebihan. Sehingga menibulkan bercak-bercak kulit yang berwarna lebih gelap dari kulit normal di sekitarnya.
Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti paparan sinar matahari yang terlalu lama dan sering, peradangan pada kulit, penggunaan obat-obat tertentu, kehamilan, hemokromatosis (kadar zat berlebih), hingga penuaan kulit.
Jenis-jenis hiperpigmentasi kulit pada lansia
Hipergpigmentasi sendiri dibedakan menjadi 3 jenis. Masing-masing memiliki penyebab yang berbeda, diantaranya sebagai berikut:
1. Melasma
Melasma adalah salah satu jenis hiperpigmentasi dengan muncul gejala seperti, bercak-bercak hitam di area tubuh yang sering terkena sinar matahari, seperti dagu, pelipis, dahi, area sekitar wajah, hingga lengan. Umumnya, kondisi ini lebih berisiko pada mereka yang memiliki kulit gelap.
Selain itu, malasma juga sering terjadi pada wanita yang sedang di masa kehamilan atau mengonsumsi pil KB. Malasma yang terjadi saat masa kehamilan disebut kloasma.
2. Lentigo
Lentigo umumnya ditandai dengan munculnya bintik kecokelatan hingga bulat hitam yang tidak beraturan pada kulit. Biasanya, lentigo muncul di area wajah, lengan, atau punggung tangan.
Penyebabnya sendiri dibagi menjadi dua, akibat paparan sinar matahari atau penyakit kelainan bawaan seperti sindrom Peutz-Jeghers. Selain itu, lentigo adalah salah satu jenis hiperpigmentasi yang paling sering dialami oleh lansia. Semakin bertambahnya usia, bercak lentigo bisa terus bertambah.
Baca juga: Kenali 4 Jenis Tes Mendeteksi Alergi Kulit Beserta Tahapannya
3. Post-inflammatory hyperpigmentation
Jenis hiperpigmentasi ini biasanya ditandai dengan bercak kecoklatan pada kulit di bagian tubuh tertentu yang mengalami peradangan atau cedera sebelumnya. Ukuran bercaknya sendiri besar dan tidak beraturan.
4. Hiperpigmentasi akibat efek samping obat dan bahan kimia
Jenis hiperpigmentasi jenis ini memiliki efek samping akibat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu. Obat-obatan tersebut seperti, obat jantung, antimalaria, hingga kemoterapi.
Bercak yang timbul umumnya berwarna, abu-abu, kecoklatan, kebiru-biruan, hingga abu-kebiruan. Bercak ini dapat menyebar dengan bentuk dan pola bercak yang tergantung dengan obat yang dikonsumsi. Umumnya timbul pada area wajah, tangan, kaki, hingga area kelamin.
Cara mengatasi hiperpigmentasi pada lansia
Sebenarnya, hiperpigmentasi bukanlah kondisi yang berbahaya. Namun Anda perlu waspada agar bercak yang ditimbulkan tidak menyebar ke area yang lebih luas. Berikut ini ada beberapa cara untuk mengatasi hiperpigmentasi, diantaranya:
1. Menggunakan tabir surya
Penggunaan tabir surya sangat bermanfaat untuk membantu menghindari dari paparan sinar matahari, yang mana hal itu menjadi salah satu penyebab hiperpigmentasi pada lansia. Anda dapat menggunakan tabir surya yang mengandung SPF 30 atau yang lebih tinggi.
2. Menggunakan lidah buaya
Anda juga bisa menggunakan lidah buaya untuk mengatasi kondisi ini. Pasalnya, dilansir dari Journal of Cosmetic and Laser Therapy, lidah buaya dapat membantu melasma. Salah satu kandungan lidah buaya, yaitu aloesin bagus untuk membantu mencerahkan kulit yang mengalami hiperpigmentasi dengan cara menahan produksi melanin dalam kulit.
Baca juga: Apotek Hidup : Pengertian, Manfaat, Jenis Tanaman
3. Menggunakan ekstrak teh hijau
Ekstrak teh hijau dikenal berguna sebagai antioksidan dan mengatasi peradangan. Hal ini juga berlaku untuk mengatasi hiperpigmentasi dan mengurangi sunburn.
Penggunaanya juga mudah, Anda cukup merebus teh hijau selama 3-5 menit. Jika sudah lebih hangat, gosokkan teh tersebut pada bagian kulit yang terdapat bercak.
4. Vitamin C dan Asam Kojic
Beberapa penelitian mengungkapkan jika krim atau salep yang mengandung vitamin c dan asam kojic mampu mencerahkan sekaligus membantu mengurangi hiperpigmentasi.
Dua kandungan tersebut memiliki cara kerja yang sama dengan sabun pepaya, yaitu dengan menghambat enzim tirosinase yang berperan dalam pembentukan melanin.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
REFERENSI
Alomedika (2023). Red Flags Hiperpigmentasi Pada Kulit. Diakses pada 2 Juni 2023.
Healthline (2019). What You Should Know About Hyperpigmentation. Diakses pada 2 Juni 2023.
Manual Consumer Version (2021). Hyperpigmentation. Diakses pada 2 Juni 2023.
WebMD (2021). Hyperpigmentation, Hypopigmentation, and Your Skin. Diakses pada 2 Juni 2023.