Kasus kematian salah satu warga dan 12 orang yang jatuh sakit akibat penyakit antraks di Gunungkidul, Yogyakarta menyita perhatian publik.
Selain itu, sejauh ini disinyalir terdapat sekitar 87 orang yang dicurigain mengalami gejala antraks. Angka tersebut didapatkan setelah Balai Besar Penelitian Veteriner (BBVET) melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap warga.
Beberapa upaya dan tindakan langsung oleh Dinas Kesehatan Gunungkidul seperti memetakan lokasi, pemeriksaan kepada warga yang melakukan kontak langsung terhadap hewan yang mati tengah dilakukan.
Pengertian Penyakit antraks
Antraks (anthrax) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis dari hewan ternak pemakan rumput seperti sapi, kambing, domba atau kuda kepada manusia.
Penyakit antraks tidak dapat menular antar manusia, pada awalnya bakteri Bacillus Anthracis akan menginfeksi hewan ternak kemudian menular kepada manusia melalui interaksi langsung atau pun tidak lansung.
Penularan Penyakit Antraks
Berinteraksi secara langsung dengan hewan ternak yang terinfeksi antraks seperti menyentuh kulit, rambut atau tanah yang terpapar spora antraks dapat menyebabkan seseorang terjangkit penyakit ini.
Selain itu, memakan daging hewan ternak yang terinfeksi antrak juga dapat menyebabkan seseorang mengalami penyakit antraks yang menimbulkan masalah pada saluran pencernaan.
Baca juga: Benarkah Menginjak Kecoa Dapat Menyebabkan Infeksi Cacing di Kaki? Ini Faktanya!
Gejala Antraks
Gejala antraks dapat digolongkan dari jenis dan proses terjadinya infeksi dari hewan ternak ke manusia. Berikut penjelasannya:
1. Antraks kulit
Proses penularan penyakit antraks kulit diawali dari sentuhan langsung kulit manusia ke kulit atau rambut hewan ternak yang terjangkit bakteri Bacillus Anthracis.
Gejala awalnya dapat berupa benjolan atau adanya luka kecil pada kulit yang menimbulkan rasa gatal dan berukuran kecil seperti gigitan serangga.
Lambat laun luka kecil tersebut akan berubah menjadi lepuh dan muncul borok berwarna hitam di tengahnya namun tidak menyebabkan rasa sakit atau nyeri.
Munculnya gejala ini biasanya terjadi dalam kurun waktu satu hingga lima hari setelah terinfeksi pertama kali.
2. Antraks pernapasan
Proses penularan penyakit antrak pernapasan disebabkan oleh terhirupnya spora bakteri Bacillus Anthracis yang ada pada hewan atau pun tanah.
Gejala yang ditimbulkan akan menimbulkan keluhan pada saluran pernapasan seperti pilek, batuk, radang tenggorokan, napas pendek, nyeri otot, mudah lelah, gemetar, menggigil hingga muntah.
Munculnya gejala ini biasanya terjadi setelah secara cepat, dapat menimbulkan gejala setelah hari kedua atau paling lama butuh waktu satu minggu hingga 45 hari baru terasa keluhan dari penyakit antraks ini.
3. Antraks pencernaan
Proses penularan penyakit antraks pencernaan dapat melalui memakan daging hewan ternak yang terjangkit penyakit antraks. Selain itu, memasak daging hewan tidak secara matang keseluruhan juga dapat meningkatkan risiko terserang penyakit antraks.
Gejala yang ditimbulkan dari penyakit antraks yang menyerang saluran pencernaan dapat berupa keluhan demam, kehilangan nafsu makan, sakit perut parah, mual, pembengkakan pada leher hingga diare dan BAB berdarah.
Munculnya gejala ini dapat berkembang setelah satu minggu mengkonsumsi daging yang mengandung bakteri Bacillus Anthracis.
Pengobatan antraks
Seseorang yang mengidap penyakit antraks harus segera mendapatkan perawatan dan pengobatan oleh dokter.
Biasanya dokter akan memberikan antibiotik seperti doksisiklin, siprofloksasin, levofloksasi dan golongan kuinolon lainnya selama 60-100 hari atau tergantung dari kondisi kesehatan atau usia pasien dan luas bagian yang terinfeksi.
Apa bila seseorang positif terjangkit penyakit antraks namun tidak menimbulkan gejala maka akan mendapatkan tindakan pencegahan dengan pemberian antibiotik dan vaksin antraks.
Keterlambatan pengobatan pada orang yang mengidap penyakit antraks dapat menimbulkan masalah serius dan berujung pada kematian.
Selain pengobatan terhadap manusia, hewan ternak yang positif terjangkit antraks juga dapat diobati dengan penyuntikan antibiotik oleh dokter hewan atau dinas terkait.
Tak hanya pada manusia dan hewan saja yang diberi vaksin atau antibiotik, lokasi hewan yang mati akibat antraks pun akan diberi disinvektan untuk memastikan lokasi steril dari bakteri Bacillus Anthracis.
Pencegahan penyakit antraks
Agar tidak tertular penyakit antraks maka perlu membekali diri dengan perlengkapan yang aman seperti sarung tangan, masker, sepatu bot, kacamata pelindung (goggle) dan apron.
Selain itu, mencuci tangan atau bersih-bersih menggunakan air mengalir dan sabun antiseptik setelah melakukan aktivitas berternak wajib dilakukan.
Hindari menyembelih hewan ternak yang tiba-tiba sakit atau mati untuk dikonsumsi dagingnya. Sebaiknya segera melapor ke disnas terkait apa bila menemukan hewan ternak yang tiba-tiba mati.
Selain itu, lakukan hal berikut untuk mencegah dan melindungi diri dari penyakit antraks:
- Memasak daging hingga matang sebelum dimakan. Bakteri Bacillus Anthracis dapat mati dalam suhu minimal 100 derajat celsius.
- Melakukan vaksinasi antraks baik untuk diri sendiri atau hewan ternak apa bila penyakit ini mewabah di sekitar Anda.
- Hindari melakukan interaksi dengan hewan ternak terutama yang terinfeksi antraks tanpa perlindugan dan perlengkapan khusus.
- Hindari melakukan aktivitas di area yang disinyalir terdapat bakteri Bacillus Anthracis.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS live-in 24 jam. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
Baca juga:
- Benarkah Boba Sebabkan Batu Empedu Seperti Ini? Berikut Penjelasannya
- Gunakan 4 Jenis Salep Berikut Ini Untuk Mengobati Luka Bernanah
- Justin Bieber Menderita Penyakit Lyme Akibat Gigitan Kutu Satu Ini