HomeKesehatanPengobatan dan Terapi Osteoporosis agar Tulang Lebih Kuat

Pengobatan dan Terapi Osteoporosis agar Tulang Lebih Kuat

Bertambahnya usia tak hanya akan membuat kondisi kesehatan dan kognitif menurun, kepadatan dan kondisi tulang juga mengalami penurunan. Lebih dikenal sebagai osteoporosis, kondisi ini sebenarnya bisa dicegah dan dilakukan pengobatan agar kondisinya tak makin parah.

Kondisi tulang yang tak dijaga dengan baik, akan membahayakan lansia. Tulang yang kondisinya lemah akan membuatnya mudah rapuh dan patah. Lansia pun tak hanya akan merasakan nyeri pada tulang, tapi juga kesusahan melakukan aktivitas harian.

Mengapa Lansia Rentan Mengalami Osteoporosis?

Pertambahan usia akan membuat tulang yang lama tak segera diganti dengan yang baru. Secara perlahan, kondisi tersebut akan membuat tulang menjadi rapuh. Kepadatan tulang juga akan berpengaruh, yang nantinya berakhir menyebabkan tulang keropos dan retak.

Ada banyak faktor mengapa lansia, baik wanita atau pria, rentan mengalami osteoporosis, diantaranya adalah:

  • Minim asupan kalsium dan vitamin D untuk tubuh, sehingga kepadatan tulang jadi berkurang.
  • Kurangnya hormone androgen pada pria dan estrogen pada wanita.
  • Kurang melakukan aktivitas fisik, yang akhirnya menyebabkan penurunan kepadatan tuang.

Osteoporosis bisa bertambah buruk hingga menimbulkan komplikasi apabila tak segera mendapatkan perawatan. Komplikasi yang sering terjadi adalah patang tulang di bagian panggul serta tulang belakang. Kondisi tersebut bisa terjadi karena jatuh, yang nantinya beresiko kematian hingga kecacatan.

Bca juga: Osteoporosis: Penyebab, Gejala, Pencegahan dan Pengobatan

Pilihan Pengobatan dan Terapi untuk Mengatasi Osteoporosis Lansia

pengobatan dan terapi osteoporosis
Ilustrasi dokter yang menjelaskan pengobatan untuk osteoporosis (Sumber: Freepik)

Lansia disarankan untuk melakukan pemeriksaan kepadatan tulang secara rutin, terutama karena memiliki resiko yang tinggi. Hal yang perlu diketahui terkait pengobatan dan terapi osteoporosis adalah tujuannya untuk meringankan gejala, menguatkan tulang, serta melambatkan proses pengeroposan.

Jenis-jenis pengobatan ini bisa membuat kondisi osteoporosis lebih baik, namun tak bisa menyembuhkannya secara langsung. Berikut adalah pilihan pengobatan dan terapi yang bisa pasien osteoporosis pilih sesuai kondisinya.

Pengobatan Osteoporosis Non Hormonal

Pengobatan non hormonal meliputi pemberian vitamin, suplemen, serta kalsium untuk menguatkan tulang, beberapa diantaranya adalah:

  • Pemberian kalsium dan vitamin D, tujuannya untuk mencegah keretakan tulang dan membuatnya makin padat. Jumlah dan dosisnya akan disesuaikan oleh dokter sesuai kondisi dan keadaan pasien.
  • Bisfosfonat, merupakan obat yang diberikan kepada pasien osteoporosis. Manfaatnya untuk menjaga kepadatan tulang serta memperlambat pemecahan tulang. Pilihan dari obat bisfosfonat antara lain etidronate, ibandronate, serta asam zoledronic.
  • Denosumab, yakni jenis obat yang bisa menjaga kepadatan tulang. Pemberian obat ini dilakukan dengan cara injeksi setiap 6 bulan sekali. Pemberian denosumab hanya untuk pasien osteoporosis yang memiliki resiko patah tulang tinggi.

Baca juga: Kenali 7 Makanan Bernutrisi yang Bantu Cegah Osteoporosis, Apa Saja?

Pengobatan Osteoporosis Hormonal

Langkah pengobatan hormonal untuk osteoporosis adalah memberikan hormon tertentu untuk menjaga kepadatan tulang. Jenis-jenis hormon yang nantinya diberikan antara lain:

  • Hormon estrogen, termasuk dalam terapi penggantian hormon untuk wanita yang sudah mengalami masa menopause. Pemberiannya harus dilakukan lewat resep dokter, sebab bisa memicu timbulnya penyakit lain, dari kanker payudara, ovarium, hingga resiko stroke.
  • SERMs atau Selective estrogen receptor modulatros, jenis hormon yang digunakan untuk mempertahankan kepadatan tulang serta mengurangi resiko patah tulang.
  • Hormon testosteron, adalah jenis terapi hormon yang ditujukan untuk pria yang mengalami hipogonadisme atau ketidak mampuan memproduksi hormone seks secara normal.
  • Obat penumbuh tulang, yaitu pemberian obat yang fungsinya meningkatkan kepadatan tulang. Pilihan obat ini diantaranya teriparatide, romosozumab, serta danabaloparatide. Namun obat ini hanya bisa diberikan untuk mereka memiliki kepadatan tulang sangat rendah.
  • Kalsitonin, pengobatan hormonal yang bertujuan untuk memperkuat kepadatan tulang. Ketika pasien osteoporosis menggunakan obat ini, maka ia akan menghambat sel-sel yang berfungsi untuk meluruhkan tulang. Kalsitonin akan diberikan dokter dalam bentuk suntikan atau nasa spray.
  • Pemberian hormon paratiroid, yakni sejenis hormoneyang berfungsi mengatur jumlah kalsium di dalam tulang. Pasien osteoporosis yang menggunakan paratiroid akan merasakan manfaat berupa perangsangan sel untuk membuat tulang baru. Pemberian paratiroid hanya berdasarkan resep dokter untuk pasien yang memiliki kepadatan tulang sangat rendah, karena menimbukan efek samping mual dan muntah.

Cara Mencegah Terjadinya Osteoporosis pada Lansia

pengobatan dan terapi osteoporosis
Ilustrasi aktivitas pencegahan osteoporosis (Sumber: Freepik)

Pencegahan osteoporosis bisa dilakukan sejak masih muda dengan mengikuti cara-cara berikut ini, diantaranya:

1. Mengkonsumsi Makanan Bergizi

Makanan dengan gizi tinggi, terutama yang mengandung kalsium, terbukti bisa menurunkan resiko osteoporosis. Makanan dengan gizi seimbang juga bisa membangun massa otot, sehingga kondisi tulang secara tak langsung akan terjaga.

2. Cukupi Asupan Vitamin D

Tak hanya kalsium, vitamin D juga bisa menguatkan tulang. Apabila diperlukan, lansia bisa mengonsumsi suplemen vitamin D untuk mencegah osteoporosis. Cara lain yang paling sederhana untuk mendapatkan vitamin D adalah berjemur di pagi hari 2 – 3 kali seminggu.

Baca juga: 5 Vitamin yang Sangat Baik untuk Orang Tua

3. Olahraga secara Teratur

Melakukan olahraga secara teratur membuat resiko osteoporosis menurun. Hal ini karena olahraga bisa meningkatkan massa otot sekaligus mengurangi resiko fraktur hingga 40%. Lansia bisa memilih olahraga yang ringan seperti yoga atau tai chi.

4. Tidak Merokok

Merokok ternyata bisa meningkatkan pengeroposan tulang pada tubuh. Jika dilakukan secara terus menerus, resiko mengalami pengeroposan hingga patah tulang bisa terjadi. Tidak hanya lansia, mereka yang lebih muda sebaiknya juga tak merokok.

5. Membatasi Minuman Beralkohol dan Kafein

Mengonsumsi lebih dari 2 gelas minuman beralkohol bisa menghambat proses pembentukan tulang. Serupa dengan minuman berkafein, jika dikonsumsi secara berlebihan bisa menurunkan kepadata dan kadar mineral di dalam tulang.

Anda bisa menggunakan layanan perawat dari Insan Medika untuk membuat proses penyembuhan lansia osteoporosis di rumah jadi makin mudah. Tersedia perawat semi medis hingga perawat caregiver professional yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan.

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nofollow

Artikel Terbaru

Artikel Populer