HomeAnak Berkebutuhan KhususAutisme: Penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya

Autisme: Penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya

Autisme termasuk dalam gangguan perkembangan saraf. Ketika seseorang mengalami autism, maka ia akan kesulitan melakukan komunikasi, berinteraksi atau berperilaku. Dalam dunia media, austisme juga dikenal sebagai Autism Spectrum Disorder (ASD) dan mencakup sindrom Heller, Asperger, hingga gangguan pervasif.

Berbeda dari anggapan orang-orang, kelainan ini bukan termasuk penyakit. Seseorang yang mengalami autism memiliki cara kerja otak yang berbeda dari orang pada umumnya. Penyandang autisme akan mengalami kesuitan memahami apa yang orang lain pikirkan dan rasakan.

Bukan itu saja, pengidap austisme juga sulit untuk mengekspresikan diri, sehingga proses belajar jadi sulit dilakukan. Berikut adalah penjelasan lebih lengkap terkait autisme dan bagaimana cara terbaik untuk mencegahnya.

Mengenal Apa Itu Autisme

autisme pada anak
Ilustrasi anak yang sedang bermain (Sumber: Freepik)

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, autisme merupakan kondisi kelainan spectrum pada otak. Mereka yang mengidap autisme seringkali melakukan komunikasi dengan cara melakukan gerakan tubuh berulang.

Ketika berkomunikasi dengan orang lain, sikap pengidap autisme juga tak lazim. Mereka memperlakukan orang lain seolah bukan makhluk hidup, kadang kala perlakuannya juga kasar dan diikuti dengan perkataan pedas.

Baca juga: Beberapa Hal yang Harus Orang Tua Ketahui Tentang Anak Berkebutuhan Khusus

Banyak yang beranggapan bahwa autisme merupakan hal yang sama dengan Down Syndrome. Padahal keduanya merupakan dua kelainan yang berbeda. Down Syndrome adalah kelainan genetik, sehingga memiliki gangguan karakteristik dan fisik pada pengidapnya.

Penyebab Autisme

Ilustrasi seorang anak dan mainannya (Sumber: Freepik)

Sampai saat ini, masih belum diketahui penyebab dari autism. Namun ada anggapan bahwa pengidap autsime terjadi karena mutasi pada gen. kadang kala gen pengidap autism muncul dan bermutasi tanpa sebab, walaupun sering kali gen tersebut diwarisi dari orang tuanya.

Kemungkinan penyebab lainnya adalah adanya gen kembar pada kasus anak kembar. Mereka yang mengidap kelainan ini juga mengalami perubahan di area utama otak, sehingga mempengaruhi cara berbicara dan berperilaku.

Ada juga faktor-faktor yang membuat resiko autisme terjadi lebih besar pada seseorang, diantaranya adalah:

  • Jenis kelamin, anak laki-laki memiliki kecenderungan mengidap autism 4 kali lebih besar dibandingkan anak perempuan.
  • Memiliki orang tua yang mengidap autisme.
  • Penularan selama masa mengandung, misalnya karena efek samping karena minuman beralkohol atau obat-obat tertentu.
  • Pengaruh dari gangguan lain, misalnya down syndrome, distrofi otot, sindrom Tourette, sindrom Rett hingga lumpuh otak.
  • Bayi yang lahir secara premature di masa kehamilan 26 minggu atau kurang juga cenderung mengalami autisme.

Baca juga: 6 Mitos Cara Merawat Bayi Ini Ternyata Tidak Benar, Apa Saja?

Gejala dan Ciri-Ciri Autisme

Ilustrasi anak yang sedang bermain (Sumber: Freepik)

Gejala autisme bisa terlihat ketika masih anak-anak, sering ditemukan anak-anak pengidap autism yang kesulitan melakukan interaksi dengan orang lain. Munculnya gejala autisme bervariasi, namun gejala umunnya bisa terlihat ketika anak-anak masih berusia 8 – 10 bulan. Berikut adalah beberapa gejala autisme yang sering ditemui, diantaranya:

Gangguan Komunikasi dan Interaksi Sosial

Pengidap autisme seringkali mengalami kesulitan melakukan komunikasi sosial. Misalnya enggan berbicara, berbagi, atau bermain dengan orang lain. Mereka juga sering kali menghindari atau menolak kontak fisik, serta lebih senang menyendiri. Pengidap autisme juga sering menghindari kontak mata dan kurang menunjukkan ekspresi wajah.

Gangguan Pola Perilaku

Banyak dari pengidap autisme yang memiliki pola, perilaku dan minat yang tak biasa dan dilakukan secara berulang. Gejala ini juga diikuti dengan sensitivitas terhadap cahaya, sentuhan atau suara. Pola aktivitas harian yang dilakukan pun selalu sama dan marah apabila terjadi perubahan.

Gangguan Lainnya

Selain dua gejala diatas, pengidap autisme juga memiliki gejala lainnya, antara lain:

  • Epilepsi atau kejang.
  • Perilaku hiperaktif, implusif, atau lalai.
  • Keterampilan gerakan bahasa dan gerakan yang tertunda.
  • Kebiasaan makan dan tidur yang tidak biasa.
  • Suasana hati atau reaksi emosial yang berlebihan.
  • Kurangnya rasa takut atau memiliki rasa takut berlebihan.

Baca juga: Kenali 7 Jenis Penyakit Infeksi Bakteri yang Mudah Menyerang Anak, Simak!

Cara Mencegah Terjadinya Autisme pada Anak

Autisme merupakan gangguan perkembangan yang terjadi seumur hidup serta tak bisa disembuhkan. Namun dengan intervensi yang tepat, pengidapnya bisa saja mengalami kemajuan kualitas hidup. Guna menghindarkan keturunan dari autisme, cara pencegahan berikut ini dianjurkan untuk dilakukan.

1. Menerapkan Pola Hidup Sehat

Penerapan pola hidup sehat menjadi salah satu cara pencegahan autisme pada ibu hamil. Tak hanya mengonsumsi makanan yang sehat, ibu hamil sebaiknya juga menjauhi rokok dan alkohol. Dengan menjaga kesehatan, ibu hamil dan janin dapat terhindar dari resiko autisme.

2. Jangan Sembarangan Minum Obat

Jenis obat tertentu ternyata bisa membuat anak lebih rentan mengalami autisme. Obat dengan kandungan valproate cenderung merusak gangguan saraf janin. Kandungan obat tersebut dapat ditemukan di dalam obat epilepsi, anti depresan, atau obat gangguan saraf.

3. Memenuhi Kandungan Zat Besi dan Asam Folat

Zat besi dan asam folat memiliki peranan yang penting dalam perkembangan janin di dalam perut. Ibu hamil yang kekurangan zat besi maupun asam folat selama hamil akan meningkatkan resiko autisme pada anak. Ibu disarankan mengonsumsi suplemen asam folat selama kehamilan setelah melakukan konsultasi dengan dokter.

4. Memberikan ASI Ekslusif

Pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama akan memberikan perlindungan terhadap berbagai masalah kesehatan, salah satunya resiko autisme. Hindari memberikan susu tambahan kepada anak kecuali sudah mendapatkan persetujuan dari dokter.

Baca juga: 7 Layanan Homecare yang Sesuai dengan Kebutuhan Pasien

5. Melakukan Pemeriksaan Secara Berkala

Apabila menemukan gangguan pada anak selama masa perkembangannya, sebaiknya segera lakukan konsultasi kepada dokter. Pendeteksian gangguan awal bisa berkontribusi menurunkan resiko autisme. Anak pun bisa mendapatkan perawatan yang lebih intensif guna mencegah hal yang tak diinginkan.

Komplikasi Autisme

Pengidap autisme yang tidak ditangani dengan tepat akan kesulitan mlakukan interaksi sosial. Mereka juga bisa mengalami masalah di sekolah dan tak mampu hidup secara mandiri. Jika tak mendapatkan perawatan lebih lanjut, mereka juga bisa terkena masalah mental lain, epilepsi, serta mengalami masalah emosi.

Ketika ada anggota keluarga yang memiliki autisme, merawatnya menjadi sebuah tantangan tersendiri. Anda bisa menggunakan layanan Perawat Medis maupun Semi Medis dari Insan Medika untuk pengidap autisme. Bantuan perawat dari tenaga professional akan menjadi langkah yang baik untuk merawat pengidap autisme. Hubungi Kami sekarang untuk mendapatkan layanan homecare terbaik dari Insan Medika.

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nofollow

Artikel Terbaru

Artikel Populer