HomeLansiaMengenal Aritmia: Gangguan Irama Jantung yang Sering Menyerang Lansia

Mengenal Aritmia: Gangguan Irama Jantung yang Sering Menyerang Lansia

Salah satu gangguan pada jantung yang sering terjadi terutama pada lansia adalah Aritmia. Aritmia jantung merupakan suatu kondisi di mana detak jantung tidak berjalan sesuai dengan irama normalnya. Lantas, apa yang menyebabkan Aritmia bisa terjadi? Apa saja gejalanya? Yuk, simak informasi lengkapnya pada ulasan berikut ini.

Baca juga: Kenali Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung, Jangan Sampai Keliru!

Apa itu Aritmia Jantung?

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Aritmia merupakan gangguan kesehatan yang terjadi pada irama jantung, yang menyebabkan detak jantung terasa tidak teratur, bisa lebih cepat atau lebih lambat. Hal ini dapat terjadi ketika sistem listrik yang mengatur detak jantung mengalami kelainan.

Normalnya, jantung manusia memilikii irama detak yang teratur, karena diatur oleh impuls listrik yang berasal dari nodus sinoatrial (SA) yang terletak di atrium jantung. Namun, pada Aritmia impuls ini bisa terjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak sesuai dengan urutannya. Dari ketiga hal ini yang paling berakibat fatal adalah detak jantung yang terlalu cepat atau terlalu rendah, sebab bisa sama-sama menimbulkan kematian secara mendadak.

Terkadang banyak orang yang tidak sadar jikakondisi Aritmia bisa membahayakan diri sendiri. Sebab, gangguan ini sangat berkaitan dengan kondisi kardiovaskular, seperti penyakit katup antung, arteri koroner, tekanan darah tinggi, stroke, hingga gagal jantung.

Penyebab Aritmia Jantung

Berbagai faktor dapat menyebabkan terjadinya aritmia jantung. Beberapa diantaranya, yaitu:

  1. Penuaan. Lansia cenderung mengalami degenerasi alami pada jaringan dan sel-sel jantung, yang dapat memicu terjadinya aritmia.
  2. Penyakit jantung. Gangguan struktural pada jantung, seperti serangan jantung atau gagal jantung, dapat meningkatkan risiko aritmia.
  3. Tekanan darah tinggi. Hipertensi dapat memberikan tekanan tambahan pada jantung, meningkatkan risiko aritmia.
  4. Gangguan hormonal. Perubahan hormon, terutama pada wanita selama kehamilan atau menopause, dapat memicu aritmia.
  5. Konsumsi alkohol atau zat berbahaya. Alkohol, nikotin, dan zat-zat berbahaya lainnya dapat merusak jantung dan menyebabkan aritmia.

Gejala Aritmia jantung

Penting untuk dapat mengenali gejala aritmia jantung agar dapat segera melakukan tindakan pencegahan atau pengobatan yang sesuai. Beberapa gejala umum aritmia yang sering terjadi meliputi:

  • Jantung berdetak lebih cepat dari normal (takikardia) atau jantung berdetak lebih lambat dari normal (bradikardia).
  • Pusing atau pingsan. Akibat penurunan aliran darah ke otak akibat ketidakmampuan jantung untuk memompa darah secara efisien.
  • Nyeri dada atau ketidaknyamanan. Meskipun tidak selalu terjadi, beberapa orang dengan aritmia dapat merasakan nyeri dada atau ketidaknyamanan di daerah dada.
  • Kelelahan berlebihan. Jantung yang tidak berdetak dengan baik dapat menyebabkan kelelahan yang tidak proporsional dengan aktivitas fisik yang dilakukan.

Baca juga: 7 Manfaat Olahraga Lari untuk Kesehatan dan Kebugaran Tubuh. Mencegah Risiko Jantung Koroner.

Cara Mengatasi Aritmia jantung

Mengatasi aritmia jantung tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Beberapa langkah yang dapat diambil, diantaranya:

1. Konsultasi dengan medis

Langkah pertama yang harus diambil adalah berkonsultasi dengan dokter atau spesialis jantung. Profesional medis akan melakukan pemeriksaan fisik, menganalisis riwayat kesehatan, dan mungkin melakukan tes diagnostik, seperti elektrokardiogram (EKG) atau pemantauan jantung jangka panjang, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai jenis aritmia dan faktor pemicunya.

2. Menerapkan pola hidup sehat

Mulailah untu menerapkan pola hidup sehat dengan menjaga berat badan, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi makanan bergizi dapat membantu mengendalikan aritmia. Berikut penjelasannya:

  • Makan sehat. Konsumsi makanan bergizi dengan rendah garam, rendah lemak jenuh, dan tinggi serat dapat mendukung kesehatan jantung.
  • Olahraga teratur. Berolahraga secara teratur membantu memperkuat jantung dan meningkatkan aliran darah. Namun, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk menentukan jenis dan intensitas olahraga yang aman.

3. Menghindari faktor pemicu

Identifikasi dan hindari faktor pemicu yang dapat memicu episode aritmia, seperti konsumsi kafein berlebihan, stres, kelelahan, dan penggunaan zat-zat tertentu.

Praktek relaksasi, meditasi, yoga, atau teknik pernapasan dalam dapat membantu mengurangi tingkat stres. Stres yang berlebihan dapat memicu episode aritmia pada beberapa individu.

4. Obat-obatan

Dokter dapat meresepkan obat antiaritmia atau obat lain yang sesuai dengan jenis aritmia dan kondisi kesehatan pasien. Penggunaan obat harus sesuai dengan petunjuk dokter dan perlu diawasi secara teratur.


Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri. Kini tersedia empat layanan keperawatan profesional, seperti: PERAWAT MEDISPERAWAT ORANG SAKITPERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITASPemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!

REFERENSI

Mayo Clinic (2023). Heart arrhythmia. Diakses pada 29 Mei 2024.

Web MD (2023). Living With Arrhythmia: Tips for Managing Your Heart Rhythm Disorder. Diakses pada 29 Mei 2024.

Medical News Today (2022). What to know about arrhythmia. Diakses pada 29 Mei 2024.

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nofollow

Artikel Terbaru

Artikel Populer