Kemoterapi merupakan salah satu pilar utama dalam pengobatan kanker, termasuk leukemia. Bagi pasien leukemia, prosedur kemoterapi menjadi bagian integral dalam upaya mengendalikan dan mengurangi jumlah sel-sel kanker dalam tubuh.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi pasien dan keluarga memahami bagaimana prosedur kemoterapi leukimia agar dapat menghadapi proses pengobatan dengan lebih baik. Berikut Insan Medika akan membahas lebih lengkap mengenai prosedur kemoterapi pada pasien leukimia.
Baca juga: Terlalu Sering Warnai Rambut bisa Sebabkan Leukimia. Benarkah?
Apa itu Penyakit Leukimia?
Sebelum membahas lebih jauh, apa itu leukimia? Leukemia adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang. Kondisi ini ditandai dengan produksi sel darah putih yang tidak normal dan berlebihan, yang mengganggu fungsi normal sumsum tulang dalam memproduksi sel darah lainnya. Sebagai hasilnya, sel darah putih yang abnormal ini (biasanya leukosit) tidak matang sepenuhnya dan tidak mampu melakukan fungsi normal mereka dalam sistem kekebalan tubuh.
Leukimia dibagi menjadi dua kategori utama berdasarkan kecepatan , diantaranya:
- Leukemia Akut: Leukemia akut berkembang dengan cepat dan menyebabkan produksi sel darah putih yang tidak matang secara tiba-tiba. Jenis-jenis leukemia akut meliputi leukemia mieloid akut (AML) dan leukemia limfositik akut (ALL).
- Leukemia Kronis: Leukemia kronis berkembang lebih lambat dan memungkinkan sel darah putih matang secara relatif normal, meskipun masih terlalu banyak. Jenis-jenis leukemia kronis meliputi leukemia mieloid kronis (CML) dan leukemia limfositik kronis (CLL).
Sayangnya, kini belum diketahui secara pasti apa penyebab leukemia. Namun ada beberapa faktor yang diduga memperngaruhi terjadinya penyakit ini, seperti genetik, paparan radiasi, paparan bahan kimia tertentu, hingga gangguan sistem imun.
Pengobatan leukimia biasanya akan disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahannya. Salah satu pengobatan yang sering direkomendasikan adalah kemoterapi.
Kemoterapi pada Pasien Leukimia
Pada dasarnya, kemoterapi adalah jenis pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan kimia untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker. Obat-obatan tersebut dapat diberikan secara oral (melalui mulut) atau intravena (melalui suntikan langsung ke pembuluh darah).
Sementara, tujuan utama kemoterapi pada pasien leukemia adalah untuk membunuh sel-sel kanker, mencegah penyebarannya, serta memperlambat pertumbuhannya.
Menurut American Cancer Society (ACS), kemoterapi sering kali merupakan bagian penting dari pengobatan leukemia. Regimen kemoterapi yang dipilih dapat bervariasi tergantung pada tipe leukemia (misalnya, leukemia limfositik akut atau leukemia mieloid akut), usia pasien, dan kondisi kesehatan umum lainnya. Hal ini penting untuk dipahami, karena setiap jenis kemoterapi memiliki cara kerja dan efek samping yang berbeda.
Baca juga: Kemoterapi: Efek Samping dan Cara Menanganinya
Proses Kemoterapi Leukimia
Kemoterapi untuk leukemia umumnya melibatkan beberapa fase yang berbeda-beda, tergantung pada jenis leukemia, kondisi kesehatan pasien, dan rencana pengobatan yang dirancang oleh tim medis. Berikut adalah fase-fase umum yang sering terjadi dalam prosedur kemoterapi untuk leukemia:
1. Induksi
Fase induksi merupakan tahap awal dalam pengobatan kemoterapi untuk leukemia. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai remisi atau menekan perkembangan sel leukemia. Pada fase ini, dosis kemoterapi biasanya tinggi untuk menghancurkan sebanyak mungkin sel kanker dalam tubuh.
Biasanya, pasien menjalani beberapa siklus kemoterapi selama beberapa minggu di rumah sakit. Setelah fase ini selesai, dokter akan mengevaluasi apakah leukemia sudah mencapai remisi atau tidak.
2. Konsolidasi (Consolidation)
Setelah mencapai remisi dengan fase induksi, langkah selanjutnya adalah konsolidasi. Tujuan dari fase konsolidasi adalah untuk menghilangkan sisa-sisa sel kanker yang mungkin masih ada setelah fase induksi.
Pada fase ini, pasien mungkin akan menjalani siklus tambahan kemoterapi, sering kali dengan regimen yang berbeda dari fase induksi. Konsolidasi bertujuan untuk memperkuat hasil remisi yang telah dicapai.
3. Pemeliharaan (Maintenance)
Pada beberapa kasus leukemia, terutama leukemia limfositik akut (ALL) pada anak-anak atau orang dewasa muda, fase pemeliharaan mungkin diperlukan. Fase ini melibatkan pemberian dosis rendah obat kemoterapi dalam jangka waktu yang lebih lama, biasanya berbulan-bulan hingga tahunan. Tujuan dari fase ini adalah untuk mencegah kambuhnya leukemia setelah remisi dicapai.
4. Reinduksi atau Rekonsolidasi (Reinduction or Reconsolidation)
Jika leukemia kembali atau tidak merespons dengan baik terhadap fase induksi awal, dokter dapat merencanakan reinduksi atau rekonsolidasi. Ini melibatkan pemberian regimen kemoterapi yang lebih intensif atau mungkin kombinasi baru obat-obatan untuk mencoba mencapai remisi sekali lagi.
5. Terapi targeted atau terapi kombinasi
Selain kemoterapi konvensional, beberapa pasien leukemia juga dapat menerima terapi targeted atau terapi kombinasi. Terapi targeted menggunakan obat-obatan yang dirancang untuk menargetkan sel-sel kanker secara spesifik, sementara terapi kombinasi menggabungkan beberapa jenis obat untuk meningkatkan efektivitas pengobatan.
Baca juga: Gejala dan Ciri Ciri Kanker, Kenali Sejak Dini!
Efek Samping Kemoterapi Leukimia
Kemoterapi memiliki efek samping yang dapat berbeda-beda tergantung pada jenis obat, dosis, dan respons tubuh individu. Efek samping umum kemoterapi pada pasien leukemia meliputi:
- Kehilangan rambut. Kebanyakan obat kemoterapi dapat menyebabkan rambut rontok, meskipun tidak semua jenis leukemia mengharuskan kemoterapi yang menyebabkan ini.
- Mual dan muntah. Efek samping umum lainnya adalah mual dan muntah, yang dapat diatasi dengan obat anti mual yang diresepkan oleh dokter.
- Penurunan sistem kekebalan tubuh. Kemoterapi dapat mengurangi jumlah sel darah putih, meningkatkan risiko infeksi.
- Kelelahan. Pasien mungkin merasa lelah atau kehilangan energi selama pengobatan.
Tips Saat Menjalani Kemoterapi Leukimia
Guna meminimalisir sejulah efek samping kemoterapi diatas, berikut ada beberapa tips menghadapi kemoterapi yang dapat pasien terapkan:
- Konsumsi makanan sehat yang kaya akan nutrisi.
- Istirahat yang cukup.
- Lakukan aktivitas fisik yang ringan seperti berjalan atau yoga untuk menjaga tubuh tetap aktif dan meningkatkan suasana hati.
- Jaga jadwal kunjungan rutin dengan dokter untuk memantau respons terhadap kemoterapi dan menangani masalah kesehatan yang mungkin timbul.
- Pertahankan sikap mental yang positif dan berpikiran terbuka.
- Jangan ragu untuk bertanya kepada dokter atau perawat mengenai setiap hal yang tidak Anda mengerti atau khawatirkan.
Dapat disimpulkan bahwa pemahaman yang baik tentang prosedur kemoterapi untuk pasien leukemia sangat penting bagi manajemen efektif dari penyakit ini. Dengan pemantauan yang cermat, penyesuaian regimen yang tepat, dan dukungan yang memadai, kemoterapi dapat membantu mengontrol leukemia dan meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
REFERENSI
American Cancer Society. (2023). Chemotherapy for Leukemia. Diakses pada 23 Juni 2024.
National Cancer Institute. (2023). Leukemia Treatment (PDQ) – Health Professional Version. Diakses pada 23 Juni 2024.
Mayo Clinic. (2023). Leukemia – Diagnosis and Treatment. Diakses pada 23 Juni 2024.