Hemoglobin (HB) yang rendah sering dialami oleh banyak orang. Kondisi ini kerap kali disepelekan. Padahal HB yang rendah dapat menjadi masalah kesehatan serius yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Hemoglobin adalah protein pembawa oksigen dalam sel darah merah dari paru-paru ke seluruh tubuh. Tubuh manusia, dirancang untuk membuat hemoglobin sendiri yang dibantu oleh zat besi dan mineral alami dalam sel darah merah.
Jumlah hemoglobin dalam tubuh sendiri dapat naik turun. Namun, yang perlu diwaspadai adalah HB yang rendah dapat melukai tubuh menyebabkan masalah kesehatan serius. Kondisi hemoglobin yang rendah ini disebut anemia defisiensi besi.
Baca juga: Ibu Hamil Rentan Alami Anemia, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Cara Mengetahui Hemoglobin (Hb) Rendah
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui jumlah HB adalah dengan periksa ke penyedia layanan kesehatan. Dilansir dari very well health, cara mengetahui tinggi rendahnya hemoglobin dapat melalui tes darah. Berikut ini adalah informasi terkait kadar hemoglobin:
- Tingkat hemoglobin normal: 13,2-16,6 gr per desiliter (g/dL) untuk pria, dan 11,6-15 g/dL untuk wanita.
- Tingkat hemoglobin tinggi: Setiap tingkat lebih tinggi dari 13,2-16,6 g/dL untuk pria, dan 11,6-15 g/dL untuk wanita.
- Tingkat hemoglobin rendah: Setiap tingkat lebih rendah dari 13,2-16,6 g/dL untuk pria, dan 11,6-15 g/dl untuk wanita.
Selain itu, seseorang yang memiliki hemolglobin yang rendah, biasanya dapat diketahui lewat beberapa gejala yang muncul, seperti:
- Kelelahan
- Gusi dan kulit yang pucat
- Detak jantung yang tidak teratur
- Sesak napas
Bahaya Hemoglobin (Hb) Rendah
Hemoglobin (Hb) yang terlalu rendah dapat menyebabkan berbagai bahaya dan komplikasi serius pada kesehatan. Pasalnya, ketika kadar hemoglobin rendah, jumlah oksigen yang diangkut oleh darah ke seluruh tubuh menjadi terbatas. Berikut adalah beberapa bahaya dan komplikasi yang dapat timbul akibat hemoglobin yang terlalu rendah:
1. Anemia
Kondisi paling umum akibat hemoglobin rendah adalah anemia. Anemia terjadi ketika jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin dalam darah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Anemia dapat menyebabkan kelelahan, pusing, sesak napas, dan kulit pucat.
2. Risiko gagal jantung
Kondisi hemoglobin rendah dapat meningkatkan beban kerja jantung. Jantung perlu bekerja lebih keras untuk mencoba memompa darah yang mengandung oksigen lebih sedikit ke seluruh tubuh. Ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan gagal jantung.
3. Risiko komplikasi kehamilan
Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah. Kekurangan oksigen juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin.
4. Gangguan kognitif
Otak sangat membutuhkan pasokan oksigen yang cukup untuk berfungsi dengan baik. Kekurangan oksigen akibat hemoglobin rendah dapat menyebabkan gangguan kognitif seperti kesulitan berkonsentrasi, kebingungan, dan kesulitan dalam pengambilan keputusan.
5. Meningkatkan risiko terjadinya infeksi
Penelitan menunjukkan, bawah anemia defisiensi besi dapat mempengaruhi sistem imunitas tubuh. Ini karena sel darah merah yang sehat memiliki peran penting dalam melawan infeksi.
Sehingga, kondisi ini dapat meningkatkan seseorang yang mempunyai hemoglobin rendah sangat rentan terhadapt infeksi, seperti mudah terserang flu, demam, diare, dan lain sebagainya.
Baca juga: Kenali 7 Jenis Penyakit Infeksi Bakteri yang Mudah Menyerang Anak, Simak!
Cara Mengatasi Hemoglobin (Hb) Rendah
Cara mengatasi hemoglobin yang rendah tergantung tingkat keparahan gejala dan usia pasien. Hal ini juga memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk perubahan dalam pola makan, gaya hidup sehat, dan, dalam beberapa kasus, pengobatan medis.
Secara umum, berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu meningkatkan hemoglobin yang rendah:
- Mengonsumsi makanan yang kaya zat besi
Makanan yang mengandung zat besi dapat membantu meningkatkan produksi hemoglobin. Pilihan makanan yang baik meliputi daging merah, unggas, ikan, sayuran berdaun hijau (seperti bayam), kacang-kacangan, dan biji-bijian.
- Olahraga secara teratur
Olahraga teratur dapat merangsang produksi sel darah merah dan meningkatkan sirkulasi darah. Aktivitas fisik ringan hingga sedang, seperti berjalan kaki atau berenang, dapat membantu.
- Penuhi asupan asam folat dan vitamin B12
Kekurangan vitamin B12 atau asam folat juga dapat menyebabkan anemia. Makanan yang mengandung vitamin B12 meliputi daging, ikan, susu, dan telur. Asam folat dapat ditemukan dalam sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, dan produk gandum.
- Hindari kafein dan teh bersamaan dengan makanan
Kafein dan teh dapat menghambat penyerapan zat besi. Sebaiknya hindari minuman ini selama atau setelah makan agar penyerapan zat besi tetap optimal.
- Tidur yang cukup
Kekurangan tidur dapat memengaruhi produksi sel darah merah. Pastikan Anda mendapatkan cukup waktu istirahat setiap malam untuk mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.
- Melakukan terapi eritropoietin
Cara lain untuk mengatasi kadar hemoglobin yang rendah yaitu dengan melakukan terapi eritropoietin. Terapi ini bertujuan untuk merangsang produksi sel darah merah. Namun, terapi ini hanya dilakukan bagi pengidap anemia akibat penyakit ginjal berat.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
REFERENSI
Cleveland Clininc (2022). Low Hemoglobin. Diakses pada 4 Mei 2024.
Verywell Health (2023). Low Hemoglobin Levels: Everything You Need to Know. Diakses pada 4 Mei 2024.
Web MD (2023). Anemia. Diakses pada 4 Mei 2024.