Time to read: 3 menit
Perawat memiliki peran penting dalam mewujudkan masyarakat sehat baik dari segi fisik maupun psikis. Perawat memiliki tugas yang mulia, yaitu untuk melakukan perawatan secara komprehensif terhadap orang yang membutuhkan sehingga orang tersebut dapat mencapai derajat kesehatan yang diinginkan.
Memastikan kesembuhan pasien bukanlah tugas mudah, maka dari itu seorang perawat dituntut harus mempunyai kompetensi yang baik dalam praktik keperawatan dan harus mampu menyesuaikan pengetahuannya dengan kebutuhan serta tuntutan pasien yang sedang dalam asuhannya.
Untuk membentuk perawat yang profesional, dalam prosesnya diperlukan kerjasama dari semua civitas akademia yang terlibat disuatu lembaga tersebut sehingga dapat menciptakan SDM perawat yang berkualitas.
Salah satu ciri perawat yang profesional adalah yang mampu bersikap dan berperilaku humanis terhadap manusia, yang artinya perawat harus bisa memperlakukan pasien sebagai seorang manusia yang diperhatikan, dirawat, dijaga dan dilayani dengan setulus hati.
Selain kemampuan intelektual, perawat juga perlu memiliki kemampuan emosional, spiritual dan psikomotor. Perawat yang memiliki sikap empati terhadap pasien dikatakan dapat membantu proses penyembuhan lebih cepat dan signifikan.
Dengan kata lain, disamping berperan sebagai seorang profesional, perawat juga harus berbudi pekerti baik dan lebih menjiwai dalam menjalani tugasnya dengan menunjukan rasa empati terhadap pasien.
Lalu, bagaimana karakteristik ideal yang harus dimiliki perawat demi mewujudkan masyarakat yang sehat?
Karakteristik perawat ideal
Karakteristik perawat ideal terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
1. Kognitif (pengetahuan)
Pengetahuan merupakan landasan utama dalam mewujudkan perawat yang profesional. Dalam menjalankan tugasnya, perawat bertindak berdasarkan ilmu pengetahuan dan kebutuhan pasien.
Perawat wajib mementingkan keselamatan serta memberikan pelayanan prima kepada pasien. Hal ini akan terlaksana jika perawat memiliki pemahaman dan pengetahuan yang luas terkait praktik pelayanan dalam keperawatan.
Pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman juga menjadi nilai tambah. Namun, pengalaman tentunya berkorelasi dengan waktu, yang berarti butuh waktu untuk memperolehnya.
Artinya, selain berbekal ilmu dari lembaga pendidikan, seorang perawat wajib juga memperoleh pengetahuan dari luar (misal: pengalaman bekerja/magang). Sehingga teori yang dipelajari di kelas bisa selaras dengan praktek dilapangan.
2. Afektif (psikologis)
Afektif mencakup hal yang berkenaan dengan perasaan, emosi, minat dan sikap yang ditunjukan dalam kehidupan sehari-hari. Setidaknya, ada 5 hal yang mencakup aspek afektif ini.
Ramah. Siapa yang tidak suka dengan perawat yang ramah? Tentu semua orang suka! Sikap murah senyum, suka menyapa dan penuh perhatian merupakan sifat yang harus dimiliki perawat. Selain disukai pasien, sifat ini secara tidak langsung dapat membantu kesembuhan pasien.
Sabar. Pekerjaan sebagai perawat dikatakan rentan terhadap stres akibat beban pekerjaan atau perilaku dari pasien atau keluarga pasien. Oleh karena itu, seorang perawat harus bisa menahan dan menerima segala kondisi dengan hati yang lapang.
Rendah hati juga penting untuk dimiliki perawat. Meskipun seorang perawat mempunyai pengetahuan yang baik dalam bidang keperawatan, perawat harus memiliki sikap rendah hati jika ada masukan atau saran baik di lingkungan kerja maupun pasien atau keluarga pasien sehingga kinerja selalu dapat ditingkatkan.
Disiplin. Karakteristik ini menjadi penting untuk dimiliki perawat karena akan sangat berguna dalam pelayanan keperawatan. Seorang perawat dituntut untuk disiplin dalam menjalankan tugasnya. Perawat yang disiplin berangkat dari keinginan untuk bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan sesuai target, sehingga perawat dapat maksimal dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Baik, merupakan salah satu dari sifat positif yang ditandai dengan perilaku yang bermanfaat bagi orang lain seperti memberi perhatian atau bertutur kata baik. Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, perawat harus mampu menjalin hubungan baik dengan pasien serta keluarganya. Seorang perawat profesional akan memberikan pertolongan tidak hanya secara fisik, tetapi juga psikologis.
3. Psikomotor (skill)
Seorang perawat yang profesional haruslah orang yang memiliki keterampilan dalam pelayanan keperawatan. Tidak hanya kemampuan yang berkaitan dengan standar keterampilannya (hard skill) tapi juga kemampuan perawat dalam memahami kondisi psikologis pasien (soft skill).
Dalam praktik keperawatan, etika memegang peranan penting. Sebagai seorang yang bekerja dibidang pelayanan jasa, perawat harus menjunjung tinggi etika dan sopan santun sehingga tercipta rasa saling menghormati satu sama lain.
Tidak hanya itu, hal lain yang termasuk dalam aspek psikomotor diantaranya yaitu: hidup berbakti bermasyarakat, tidak pandang status (diskriminasi), rajin dan teliti, menghibur pasien, komunikatif dan mengutamakan kebutuhan pasien.
4. Fisik
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa penampilan fisik bukanlah segalanya. Hal ini memang ada benarnya, namun dalam konteks profesional, perawat haruslah memiliki kebersihan dan kerapihan dalam berpakaian.
Sebagai seorang yang bekerja di bidang kesehatan, cara berpakaian perawat yang sembrono, kotor dan tidak rapi akan menimbulkan ketidakpercayaan pada pasien. Secara tidak langsung, hal ini bisa berdampak pada kualitas pelayanan terutama kenyamanan pasien.
5. Spiritual
Salah satu sumber spiritual adalah agama. Agama mengajarkan manusia bagaimana cara untuk berinteraksi dengan Tuhan. Dalam konteks ini, terkadang pasien juga membutuhkan bantuan secara spiritual berupa nasihat agama dalam menghadapi penyakitnya atau untuk membantu pasien dalam melakukan ibadah.
REFERENSI:
Agung, Ivan Muhammad (2011). Karakteristk Perawat Ideal: Perspektif Mahasiswa Keperawatan. UIN SUSKA Riau. Diakses pada 28 Juni 2021.
Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan: apikasi dalam praktek Keperawatan professional. Jakarta: Salemba Medika. Diakses pada 28 Juni 2021.