HomeMentalMengenal Hoarding Disorder, Gangguan Suka Menimbun Barang

Mengenal Hoarding Disorder, Gangguan Suka Menimbun Barang

Apakah Anda pernah merasa sulit untuk membuang barang-barang lama, bahkan yang tidak lagi Anda butuhkan? Bagi sebagian orang, menyimpan barang secara berlebihan bisa menjadi lebih dari sekadar kebiasaan—ini bisa menjadi gejala dari apa yang disebut hoarding disorder atau gangguan suka menimbun barang.

Gangguan ini tidak hanya mempengaruhi cara individu menyimpan barang, tetapi juga dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan kualitas hidup mereka. Mari kita eksplorasi lebih dalam tentang apa sebenarnya Hoarding Disorder, gejalanya, dan bagaimana cara pengelolaannya dalam artikel berikut ini.

Baca juga: Mengenal 5 Tipe OCD (Obsessive Compulsive Disorder), Ini Penjelasan Lengkapnya

Apa itu Hoarding Disorder?

Hoarding disorder atau gangguan suka menimbun barang adalah kondisi psikologis yang kompleks yang ditandai dengan kecenderungan yang kuat untuk menyimpan barang-barang dalam jumlah yang berlebihan, bahkan barang-barang yang tidak berguna atau tidak terpakai. Menurut DSM-5 (Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Jiwa, edisi kelima), hoarding disorder didefinisikan sebagai kesulitan yang signifikan dalam membuang barang-barang yang tidak perlu, disertai dengan kesulitan dalam mengorganisir ruang hidup akibat penumpukan barang.

Para ahli kesehatan mental mengakui bahwa hoarding disorder bukan sekadar masalah perilaku atau kebiasaan, tetapi merupakan gangguan mental yang serius. Dr. Randy O. Frost, seorang psikolog yang mengkhususkan diri dalam penelitian tentang hoarding, menyebutkan bahwa gangguan ini melibatkan kesulitan dalam membuang benda-benda yang tidak berguna karena ada keterikatan emosional yang kuat terhadap barang-barang tersebut.

Penyebab Hoarding Disorder

Penyebab pasti dari hoarding disorder belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor yang mungkin berkontribusi meliputi:

  • Faktor genetik: Kecenderungan untuk mengembangkan kebiasaan menimbun barang bisa memiliki dasar genetik.
  • Faktor lingkungan: Pengalaman masa kecil, seperti didikan atau pola penyimpanan dalam keluarga, dapat mempengaruhi cara individu menyimpan barang saat dewasa.
  • Gangguan kejiwaan lainnya: Hoarding Disorder sering kali terkait dengan gangguan kecemasan, depresi, atau gangguan kejiwaan lainnya.

Baca juga: 5 Gejala ini Muncul Saat Anda Mengalami Stres Berat, Simak!

Tanda-tanda Hoarding Disorder

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, secara umum hoading disorder ditandai dengan kecenderungan yang kuat untuk menimbun barang-barang dalam jumlah yang berlebihan, bahkan barang-barang yang tidak berguna atau tidak diperlukan. Namun, ternyata ada tanda-tanda klinis lain dari Hoarding Disorder yang mencakup:

1. Kesulitan memilih dan membuang barang

Orang yang mengalami hoading disorder mengalami kesulitan yang signifikan untuk membuang atau memisahkan diri dari barang-barang tertentu, meskipun barang tersebut tidak berguna atau sudah rusak. Mereka sering merasa terikat emosional pada barang-barang tersebut dan merasa cemas atau gelisah jika dipaksa untuk membuangnya.

2. Kesulitan dalam mengorganisir barang

Ruangan tempat tinggal mereka sering kali sangat penuh sesak dan tidak teratur karena kesulitan untuk mengorganisir dan menyimpan barang-barang dengan cara yang teratur. Hal ini dapat mengganggu kemampuan mereka untuk menggunakan ruang dengan efektif untuk tujuan yang seharusnya.

3. Perasaan keterikatan emosional pada barang

Penderita hoading disorder sering kali mengembangkan keterikatan emosional yang kuat terhadap barang-barang mereka. Mereka mungkin merasa bahwa barang-barang tersebut memberikan rasa keamanan atau kenyamanan, atau mereka mungkin merasa bersalah atau kehilangan jika membuang barang tersebut.

Pengobatan Hoarding Disorder

Pengobatan untuk hoading disorder umumnya melibatkan pendekatan yang komprehensif yang mencakup terapi perilaku kognitif dan intervensi medis bila diperlukan. Berikut adalah beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan:

  • Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavioral Therapy, CBT): Mengubah pola pikir dan perilaku terkait dengan menimbun barang.
  • Terapi Dorongan Eksposur (Exposure and Response Prevention, ERP): Menghadapi situasi yang memicu keinginan untuk menimbun barang dan mengurangi respons negatif. Ini membantu individu untuk mengatasi ketakutan mereka terhadap membuang barang.
  • Terapi Dukungan Sosial: Dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat membantu mengatasi isolasi dan meningkatkan motivasi untuk mengubah perilaku.
  • Intervensi Medis: Dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan tertentu dapat direkomendasikan untuk mengelola gejala-gejala seperti kecemasan atau depresi yang terkait.

Baca juga: Stres Oksidatif: Gejala, Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Kesimpulan

Hoarding disorder bukan hanya masalah menimbun barang secara berlebihan, tetapi juga mencerminkan kondisi psikologis yang kompleks yang mempengaruhi kesehatan fisik, kesejahteraan emosional, dan hubungan sosial individu yang terkena. Pengelolaan yang tepat melalui terapi perilaku dan dukungan sosial dapat membantu individu mengatasi gangguan ini dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Konsultasikan dengan profesional kesehatan mental untuk evaluasi dan rencana pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan individu.


Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDISPERAWAT ORANG SAKITPERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!

REFERENSI

Mayo Clinic (2023). Hoarding disorder – Symptoms and causes. Diakses pada 15 Juli 2024.

Cleveland Clinic (2022). Hoarding disorder – Symptoms and causes. Diakses pada 15 Juli 2024.

American Psychiatry Association (2021). What is Hoarding Disorder?. Diakses pada 15 Juli 2024.

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nofollow

Artikel Terbaru

Artikel Populer