Salah satu masalah kulit yang cukup umum terjadi pada banyak orang, salah satunya yaitu biduran. Meski hanya terlihat sepele, namun Anda pasti merasakan gangguan ini sangat menganggu saat beraktifitas sehari-hari.
Tapi sebenarnya, biduran ternyata tidak hanya satu jenis. Terdapat beragam jenis biduran yang memiliki gejala yang berbeda pula. Apa saja? Simak ulasan berikut ini.
Apa itu biduran?
Biduran atau urtikaria adalah rekasi alergi pada kulit yang biasanya ditandai dengan bentol-bentol, ruam merah, dan terasa gatal seperti gigitan nyamuk namun dalam jumlah yang banyak. Awal muncul biduran umumnya hanya terdapat bentol pada satu bagian tubuh saja, kemudian dapat menyebar dengan bentuk ukuran yang bervariasi.
Ketika seseorang mengalami biduran, akan sangat memungkinkan bahwa dirinya juga berisiko mengalami angioderma. Penyakit angioderma adalah pembengkakan pada lapisan kulit yang lebih dalam. Kondisi ini dapat terjadi pada bagian mata, bibir, hingga alat kelamin.
Meskipun terdengar sepele, namun penyakit biduran perlu segera ditangani. Sebab pada beberapa kasus, masalah ini terjadi karena reaksi alergi yang parah dan terjadi secara tiba-tiba hingga dapat menyebabkan kematian. Kondisi inilah yang menyebabkan biduran diaggap sebagai keadaan darurat.
Baca juga: Kenali Gejala Alergi Dingin pada Bayi dan Cara Mengatasinya
Jenis-jenis biduran
Dilansir dari Very Well Health, biduran memiliki ragam jenis dan penyebab yang berbeda-beda. Berikut ini beberapa jenis biduran diantaranya:
1. Urtikaria akut
Biduran akut adalah jenis biduran yang kurang lebih dapat bertahan hingga 6 minggu, meskipun dapat sembuh dalam beberapa hari saja.
Biduran akut dapat disebabkan oleh paparan zat penyebab alergi (alergen) yang mungkin Anda sentuh, hirup, atau masukkan ke dalam tubuh Anda. Contoh yang dapat memicu, seperti dari makanan, obat-obatan, hingga infeksi gigitan serangga. Hal ini dapat memicu respons kekebalan yang mana antibodi imunoglobulin E (IgE) dilepaskan ke dalam aliran darah, sehingga menyebabkan gejala alergi yang memengaruhi kulit dan bagian tubuh lainnya.
Selain itu, tidak semua biduran akut tidak berbahaya. Kondisi paling parah dapat dikaitkan dengan masalah seperti anafilaksis atau alergi seluruh tubuh yang berpotensi mengancam jiwa. Jika tidak segera ditangani, anafilaksis dapat menyebabkan syok, koma, gagal jantung, hingga kematian.
2. Urtikaria kronis
Berbeda dengan biduran akut, biduran kronis adalah jenis gatal-gatal yang dapat berlangsung selama lebih dari 6 minggu. Penyebab paling umum sebenarnya masih sulit untuk diidentifikasi, namun dalam beberapa kasus penyebabnya dapat dipicu oleh beberapa penyakit seperti tirood, hepatitis, infeksi, hingga kanker.
Selain itu, gejala yang ditimbulkan pada biduran kronis seperti, sesak napas, nyeri otot, muntah, hingga diare. Kondisi ini perlu segera ditangani sebab dapat menimbulkan efek berbahaya seperti, dapat mempengaruhi organ paru-paru, otot, dan saluran pencernaan.
3. Urtikaria fisik
Urtikaria fisik adalah jenis biduran yang disebabkan oleh sesuatu yang merangsang atau mengalai kontak langsung dengan kulit, misalnya suhu dingin yang ekstrem, paparan sinar matahari berlebih, keringat berlebih, atau gesekan pakaian pada kulit selama berolahraga.
Berbeda dengan jenis biduran lain, jenis biduran fisik dapat berlangsung dalam jangka waktu yang berbeda-beda pada setiap orang, bahkan biasanya dapat muncul dalam waktu 1 jam saja.
Berbeda dengan biduran lain, gejala yang ditimbulkan pada biduran fisik tidak terlalu parah, seperti timbul gejala gatal pada kulit saja dan tidak mempengaruhi organ tubuh lain sehingga dinilai cukup ringan dibanding efek jenis biduran lainnya. Namun, Anda tidak disarankan untuk menggores atau menggaruk kulit dengan kuat sebab akan membuat biduran semakin parah.
Baca juga: Kenali 4 Jenis Tes Mendeteksi Alergi Kulit Beserta Tahapannya
4. Dermatografi
Dermatografi adalah jenis biduran yang terbentuk ketika seseorang menggores atau menggaruk kulitnya secara halus dan goresan tersebut tersebut akan memerah dan timbul bentol. Biduran tersebut dapat hilang dalam waktu sekitar 30 menit. Penyebab kondisi ini belum diketahui, namun umumnya dipicu oleh infeksi, gangguan emosional, dan obat-obatan.
Biasanya, orang yang mengalami biduran ini tidak mencari pengobatan, namun jika gejalannya menganggu, dokter akan merekomendasikan obat alergi.
Cara mengobati biduran
Kebanyakan kasus biduran sebenarnya tak membutuhkan pengobatan khusus, sebab gejala yang muncul dapat menghilang dalam hitungan hari atau jam saja. Namun, jika dirasa cukup menganggu, Anda dapat mengatasinya dengan memberikan obat yang sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa pengobatan biduran yang dapat diberikan diantaranya:
- Antihistamin. Obat ini dapat membantu Anda untuk mengendalikan rasa gatal dan bengkak.
- Kortikosteroid. Biasanya dokter akan meresepkan obat iniuntuk dioleskan ke kulit yang mengalami biduran dengan tujuan membantu meredakan gatal.
- Terapi cahaya atau fototerapi. Terapi ini diniali efektif mengatasi biduran apabila pemberian antihistamin tidak bekerja.
- Lotion atau krim anti-gatal. Anda juga dapat menggunakan lotion yang mengandung mentol untuk meredakan gatal sementara.
Nah, berikut tadi adalah jenis-jenis hingga pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi biduran. Agar lebih aman, pastikan untuk mengonsumsi obat dengan resep dokter. Apabila obat diatas tidak berpengaruh dan biduran tak kunjung sembuh, segera pergi ke dokter spesialis kulit atau alergi agar mendapat diagnosis yang tepat.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
REFERENSI
Very Well Health (2023). Pictures of Hives to Help Identify a Rash: How to Recognize the Different Types. Diakses pada 28 Mei 2023.
Halodoc (2020). Biduran. Diakses pada 28 Mei 2023.
Mayo Clinic (2020). Hives and angioedema. Diakses pada 28 Mei 2023.