Semakin hari, teknologi makin berkembang dengan pesatnya. Tentu hal ini makin memanjakan manusia dengan segala kemudahan yang ditawarkan dalam membantu manusia dalam beraktivitas sehari-hari.
Dengan bentuk yang semakin beragam, teknologi tidak hanya di desain untuk mengetahui bagaimana cuaca hari ini, tapi bisa sampai mengetahui makanan kesukaan, mengetahui kondisi kesehatan, mengelola keuangan, hingga dapat mengatur fungsi sosial. Dengan kecanggihan teknologi, semua hal tersebut dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan instan.
Kecanggihan teknologi tidak berhenti disitu saja, robot pun turut hadir untuk menemani para lansia yang kesepian dan membantu aktivitas mereka sehari-hari. Transformasi masyarakat dalam beberapa dekade mendatang akan terlihat jelas saat manusia terbiasa hidup berdampingan dengan robot. Tapi, apakah robot caregiver mampu merawat orang yang kita cintai dengan baik?
Peran robot caregiver untuk menemani aktivitas harian lansia
Apakah pernah terbayangkan bagaimana jadinya jika manusia benar-benar hidup berdampingan dengan robot?
Ada robot yang menyerupai manusia seperti robot humanoid dan lainnya tidak sepenuhnya menyerupai manusia. Bentuk kepala mereka tidak selalu berbentuk bulat, tangan mereka juga terkadang tidak dilengkapi jari seperti manusia dan sebagian robot bergerak dengan roda bukan kaki. Meski begitu, robot-robot ini tetap berfungsi secara baik.
Perbincangan tentang robot pengasuh lansia atau robot caregiver bukanlah hal baru. Bagaimanapun juga, robot caregiver hadir untuk mengisi celah antara jumlah ketersediaan caregiver dan jumlah populasi lansia yang semakin banyak.
Dikutip dari Jurnal Statistik Penduduk Lanjut Usia yang diterbitkan dari Badan Pusat Statistik, dalam waktu hampir 5 dekade ini (1971-2020), persentase lansia di indonesia meningkat sekitar 2 kali lipat, menjadi 9.92% (sekitar 26 juta).
Peran robot caregiver masih menjadi pro dan kontra sampai sekarang. Robot memang sudah dilengkapi dengan kecerdasan buatan (artificial intelligent) yang membuat ia bisa melakukan banyak hal, tapi bagi beberapa orang, tidak ada yang bisa menggantikan sentuhan dan kehangatan manusia dalam merawat lansia.
Untuk menjawab pertanyaan apakah bisa atau tidak robot caregiver merawat lansia. Ada beberapa poin yang bisa menjadi bahan pertimbangan.
1. Robot caregiver sebagai personal asisten
Lansia pada dasarnya sama seperti orang lainnya, mereka juga memiliki aktivitas setiap hari, mandi, berpakaian, berdiri, jalan-jalan. Kebutuhan rumah tangga juga bisa dilakukan olehnya, seperti menyedot debu, mengepel dan menyapu lantai, memotong rumput dan lainnya. Robot caregiver akan mendukung kegiatan lansia selama itu masih dalam jangkauannya.
2. Merawat sepanjang waktu
Memang robot caregiver belum mampu menjangkau beberapa hal, seperti memberikan obat, mengambil darah, mengganti infus atau mengganti sprei. Namun dibalik itu, mesin tidak seperti manusia, mereka siap menjaga lansia sepanjang waktu selama 24/7 hingga lansia tidak akan merasa kesepian.
3. Biaya yang mahal
Robot membutuhkan biaya yang banyak, baik biaya produksi sampai biaya pembeliannya. Semakin robot itu pintar dan canggih, semakin besar biaya yang dikeluarkan. Dibandingkan dengan menggunakan robot, mempekerjakan perawat manusia lebih menguntungkan karena bisa menghandle pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh robot.
4. Tidak bisa diandalkan pada situasi darurat
Robot tidak bisa merespon pada saat bahaya seperti yang manusia lakukan. Bahkan perlu dipertimbangakan juga ketika lansia kemungkinan dapat berada dalam situasi yang berbahaya yang tidak bisa langsung ditangani oleh mesin.
Terlepas dari beberapa keuntungan yang bisa diberikan robot kepada lansia, ada pula kerugian yang harus dihadapi dan menjadi bahan pertimbangan. Beberapa orang mungkin berpikir dengan menggunakan robot tidak akan menemui kerugian, padahal jelas ada konsekuensi dari setiap pilihan. Robot memang dapat memberikan akses kemudahan bagi kehidupan, namun, tidak ada yang bisa menggantikan perhatian dan kehangatan dari manusia.