HomeKesehatanNekrolisis Epidermal Toksik: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Perawatan

Nekrolisis Epidermal Toksik: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Perawatan

Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) adalah kondisi kulit yang langka namun serius yang dapat muncul secara tiba-tiba dan menimbulkan gejala yang parah. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami ruam kulit yang mengelupas dengan cepat dan disertai dengan demam atau gejala sistemik lainnya, penting untuk mengetahui apa yang mungkin menjadi penyebabnya dan bagaimana penanganannya.

Pada artikel berikut ini akan membahas gejala, penyebab, diagnosis, dan perawatan NET.

Apa itu Nekrolisis Epidermal Toksik

Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) adalah kondisi medis yang serius dan jarang terjadi yang biasanya ditandai oleh kematian sel-sel kulit secara luas dan pembentukan lepuhan atau lepuhan di kulit. Kondisi ini juga dikenal dengan nama sindrom Stevens-Johnson (SJS) jika melibatkan area kulit yang lebih kecil, atau nekrolisis epidermal toksik (TEN) jika melibatkan lebih dari 30% permukaan tubuh.

Selain mempengaruhi kulit, NET juga dapat menyerang organ-organ internal dan menyebabkan masalah seperti gangguan pernapasan, pendarahan pada saluran pencernaan, gangguan pada sistem kemih, dan lain-lain.

Baca juga: 7 Jenis Penyakit Kulit Menular: Kenali Penyebab dan Gejalanya

Gejala Nekrolisis Epidermal Toksik

Beberapa gejala utama Nekrolisis Epidermal Toksik yaitu:

  1. Lesi kulit. Gejala pertama sering kali berupa kemerahan dan nyeri pada kulit. Lesi kemudian berkembang menjadi lepuhan besar yang berisi cairan. Lepuhan ini mudah pecah, meninggalkan area luas dari kulit yang meradang dan mengelupas.
  2. Erosi kulit. Setelah lepuhan pecah, area yang terkena menjadi erosi, yaitu permukaan kulit yang terbuka yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan meningkatkan risiko infeksi sekunder.
  3. Keterlibatan mukosa. Selain kulit, mukosa mulut, tenggorokan, dan alat kelamin sering terlibat. Ini dapat menyebabkan gejala seperti sariawan, kesulitan menelan, nyeri tenggorokan, dan rasa tidak nyaman pada organ genital.
  4. Gejala sistemik. Gejala seperti demam, malaise (rasa tidak enak badan), dan malaise umum sering menyertai NET. Gejala ini bisa mirip dengan gejala flu tetapi dengan intensitas yang lebih tinggi.
  5. Kompikasi. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti infeksi sekunder (karena kulit yang rusak), dehidrasi, dan gangguan elektrolit. Dalam kasus yang parah, kondisi ini dapat mengancam jiwa.

Penyebab Nekrolisis Epidermal Toksik

NET umumnya disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap obat-obatan, infeksi, atau penyakit sistemik. Obat-obatan seperti antibiotik, antikonvulsan, dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) adalah penyebab yang umum. Infeksi seperti virus herpes simpleks dan mikoplasma serta penyakit autoimun juga dapat memicu kondisi ini.

Pada tingkat seluler, NET ditandai dengan kematian sel-sel epidermis (lapisan kulit luar) yang disebabkan oleh reaksi imunologi. Mekanisme ini melibatkan aktivasi sel T dan pelepasan sitokin inflamasi, yang akhirnya menyebabkan pemisahan antara epidermis dan dermis (lapisan kulit di bawah epidermis).

Baca juga: Mengenal Scalp Psoriasis, Penyakit Kulit yang Mirip Ketombe

Diagnosis Nekrolisis Epidermal Toksik

Proses diagnosis NET melibatkan beberapa langkah dan pemeriksaan untuk memastikan bahwa kondisi tersebut benar-benar NET dan bukan gangguan kulit lain yang serupa. Berikut ini langkah-langkahnya:

1. Anamnesis (Riwayat Medis)

Dokter akan menanyakan riwayat penggunaan obat-obatan baru, infeksi sebelumnya, atau adanya penyakit sistemik yang dapat berkontribusi pada kondisi tersebut.

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa lesi kulit yang ada, mengamati apakah ada lepuhan, erosi, atau pengelupasan kulit. Keterlibatan mukosa juga akan dinilai, termasuk adanya sariawan, nyeri tenggorokan, atau kelainan pada organ genital.

3. Tes Laboratorium

Pemeriksaan darah rutin dapat menunjukkan tanda-tanda peradangan dan infeksi sekunder. Tes seperti hitung sel darah lengkap (CBC), elektrolit, dan fungsi ginjal dapat memberikan informasi tambahan.

Biopsi kulit sering kali diperlukan untuk konfirmasi diagnosis. Pada pemeriksaan mikroskopis, akan terlihat pemisahan antara epidermis dan dermis serta nekrosis sel epidermis, yang khas untuk NET.

4. Pemeriksaan Histopatologi

Analisis jaringan dari biopsi akan mengkonfirmasi diagnosis dengan mengidentifikasi kematian sel epidermis dan detasemen dari dermis. Ini juga dapat membantu membedakan NET dari kondisi kulit lain seperti pemfigus atau dermatitis stevens-johnson.

5. Pengujian untuk Penyebab Sekunder

Jika dicurigai ada reaksi terhadap obat tertentu, tes alergi atau tes sensitivitas dapat dilakukan untuk mengidentifikasi pemicu spesifik.

Penanganan dan Pengobatan

Pengobatan untuk NET fokus pada menghentikan penyebab utama, seperti menghentikan obat yang memicu reaksi atau mengobati infeksi yang mendasarinya. Perawatannya melibatkan:

  1. Penghentian obat. Jika NET disebabkan oleh obat, menghentikan penggunaan obat tersebut adalah langkah pertama yang penting.
  2. Perawatan supportif. Pasien biasanya memerlukan perawatan di unit perawatan intensif atau ruang perawatan khusus, dengan perhatian pada keseimbangan cairan, nutrisi, dan pencegahan infeksi.
  3. Perawatan luka. Pengelolaan luka meliputi penggunaan salep khusus dan dressing untuk melindungi area kulit yang rusak dan mencegah infeksi.
  4. Terapi imun. Dalam beberapa kasus, terapi seperti kortikosteroid atau imunoglobulin intravena mungkin digunakan untuk menurunkan respons imun yang berlebihan.

Baca juga: Biaya Rawat Luka Homecare: Perawatan Luka Berkualitas di Rumah Anda

Penanganan yang tepat dan cepat sangat penting untuk meningkatkan prognosis dan mengurangi risiko komplikasi jangka panjang pada pasien dengan NET.


Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDISPERAWAT ORANG SAKITPERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!

REFERENSI

Miller, J. M., & Lebwohl, M. (2020). Management Strategies for Toxic Epidermal Necrolysis. American Journal of Clinical Dermatology, 21(5), 737-750.

Halodoc (2022). Nekrolisis Epidermal Toksik. Diakses pada 29 Juli 2024.

Cleveland Clinic (2021). Nekrolisis Epidermal Toksik (TEN). Diakses pada 29 Juli 2024.

Medical News Today (2022). Toxic epidermal necrolysis: What to know. Diakses pada 29 Juli 2024.

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nofollow

Artikel Terbaru

Artikel Populer