HomeFakta KesehatanBipolar Dapat Menyerang Lansia, Benarkah Bisa Berakibat Fatal?

Bipolar Dapat Menyerang Lansia, Benarkah Bisa Berakibat Fatal?

Gangguan mental ternyata tidak hanya menyerang orang yang masih muda. Seseorang yang sudah lanjut usia nyatanya juga rentan mengidap gangguan mental. Ada berbagai jenis gangguan mental yang terjadi pada lansia salah satunya adalah gangguan bipolar.

Sayangnya, masalah kesehatan jiwa pada lansia masih belum mendapat perhatian yang lebih. Padahal, kesehatan jiwa adalah suatu hal yang sangat penting dalam menunjang kualitas hidup para lansia.

Apa yang dimaksud dengan gangguan Bipolar?

Gangguan bipolar atau bipolar disorder adalah gangguan mental yang menyerang perubahan mood seseorang secara ekstreem. Kondisi ini menyebabkan suasana hati penderita berubah drastis secara tiba-tiba, seperti dari sangat bahagia (manik) menjadi sangat sedih (depresi).

Dampak yang diakibatkan dari penyakit bipolar tentu sangat menyusahkan kehidupan bagi penderitanya. Pengidap bipolar, pada saat sedih (depresi) dirinya akan merasa sangat tertekan, putus asa, kehilangan semangat, menggunakan obat-obat terlarang, hingga tindakan bunuh diri. Sedangkan ketika bahagia (manik), penderita akan beraktivitas dengan penuh semangat, banyak bicara, dan gairah yang berlebih.

Gangguan bipolar pada lansia bisa menjadi sangat kompleks jika tidak ditangani, yang mana penderita cenderung mengalami mood disforia (tidak menyenangkan). Namun sayangnya, hingga saat ini hanya sekitar 5% lansia penderita bipolar yang mau berobat.

Baca juga: Berikut 3 Jenis Gangguan Mental dan Cara Mengobatinya

Jenis gangguan Bipolar

Gangguan bipolar terbagi menjadi beberapa jenis. Setiap jenis memiliki perbedaan gejala yang dirasakan.

1. Gangguan Bipolar I

Gangguan bipolar pada tipe ini melibatkan satu atau lebih episode manik dibanding episode depresi. Gejalanya bisa sangat parah hingga perlu perawatan di rumah sakit.

2. Gangguan Bipolar II

Gejalan pada bipolar II biasanya ditandai dengan pergeseran anatar episode hipomanik yang tidak parah dan episode depresi.

3. Gangguan Siklotimik

Gangguan pada tipe ini melibatkan perubahan mood yang berulang, antara hipomanik dan depresi yang bertahan selama lebih dari dua tahun. Terdapat periode mood yang normal juga namun hanya berlangsung kurang lebih delapan minggu.

4. Unspesific Bipolar

Gangguan bipolar pada tipe ini biasanya muncul ketika gejala tidak sesuai dengan 3 tipe bipolar lainnya. Tetapi masih melibatkan episode mood manik yang tidak biasa.

Faktor yang mempengaruhi bipolar pada lansia

Dilansir dari healthline.com, para peneliti sebernarnya belum sepenuhnya memahami penyebab gangguan bipolar. Namun, ada beberapa kondisi yang diduga menjadi faktor berkembangnya penyakit bipolar pada lansia.

  1. Faktor genetik. Meskipun bukan faktor sepenuhnya, adanya riwayat gangguan jiwa dalam keluarga bisa menjadi resiko terjadinya bipolar.
  2. Memiliki riwayat penyakit atau gangguan jiwa lain. Riwayat penyakit medik seperti doabetes, stroke, kanker atau adanya gangguan jiwa lainnya dapat memicu terjadinya gangguan bipolar pada usia tua.
  3. Tertundanya pengobatan yang adekuat. Gangguan bipolar biasanya terjadi pada usia (antara 15-24 tahun) namun dapat di diagnosa (5-10 tahun) mendatang akibat sulitnya medeteksi penyakit ini. Hal itu yang menjadi sebab meningkatnya progesivitas penyakit sehingga mempengaruhi respon terapi dan mempersulit kesembuhan.
  4. Faktor sosial. Kejadian masa lalu yang sulit dilupakan menjadi trauma tersendiri bagi lansia. Seperti hal buruk berhubungan dengan orang lain, rasa berduka yang mendalam, masalah ekonomi, atau hal buruk lainnya.
  5. Gejala post power syndrome. Kondisi perubahan yang dialami lansia sehingga menyebabkan perasaan bahwa mereka sudah tidak berguna lagi dan tidak memiliki tujuan hidup.

Gejala bipolar pada Lansia

Mendeteksi gejala gangguan bipolar pada lansia sendiri tidaklah mudah. Butuh bantuan keluarga terdekat untuk mengetahui kebiasaan, tingkah laku, dan karakter lansia pada saat muda. Berikut gejala bipolar yang umunya terjadi pada lansia:

  • Menjadi mudah marah
  • Lebih banyak mengalami depresi
  • Mudah cemas berlebih
  • Gampang kebingungan
  • Mudah tersinggung

Gejala bipolar pada lansia sering tumpah tindih dengan gejala penyakit lain. Psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof.dr. Sasanto Wibisono, Sp.KJ (K) mengatakan, jika tidak cermat bipolar yang terjadi pada lansia kerap disangka sebagai skizofrenia atau depresi unipolar. Padahal, keduannya memiliki pengobatan yang berbeda.

Selain itu, jika gejala bipolar yang sudah memasuki tingkat lanjut akan sangat berakibat fatal bagi lansia. Pasalnya, gejala yang ditimbulkan akan menjadi mixed type, yang mana episode manik dan depresi terjadi dalam durasi yang sangat singkat.

Hal tersebut menyebabkan keinginan bunuh diri pada lansia mencapai 50%. Dilansir dari kompas.com, dalam statistik dunia 25% lansia yang mengalami bipolar sudah melakukan percobaan bunuh diri dengan tingkat keberhasilan 11-19%.


Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDISPERAWAT ORANG SAKITPERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS live-in 24 jam. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!

REFERENSI

Healthline (2018). Bipolar Disorder: Is There a Hereditary Connection?. Diakses pada 15 Oktober 2022

Halodoc (2021). 4 Jenis Gangguan Psikologis pada Lansia. Diakses pada 15 Oktober 2022

ashleytreatment. 4 Types of Bipolar Disorder. Diakses pada 15 Oktober 2022

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

nofollow

Artikel Terbaru

Artikel Populer