Kabar duka baru saja menyelimuti bangsa Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie sang presiden Republik Indonesia ketiga ini harus pamit lebih dulu meninggalkan semua orang.
Ditangani oleh 44 dokter dari berbagai spesialis baik dari ahli jantung hingga ahli otak, namun nasib berkata lain. BJ Habibie menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (11/09) pukul 18:05 WIB di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat.
Dikatakan langsung oleh Thareq Kemal Habibie putra ketiga pasangan BJ Habibie dan Ainun Habibie “Bapak sudah tidak ada pada pukul 18:05 WIB,” ucapnya kepada para awak media (11/09).
Rencananya jenazah akan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Utama Nasional Kalibata, Jakarta Selatan pada Kamis (12/09) pukul 13:00 WIB setelah upacara penyerahan dari keluarga kepada negara.
Sosok yang sering disapa ‘eyang’ ini mempunyai riwayat penyakit yang cukup panjang.
Baca juga: 5 Daftar Penyakit Kronis Lansia Ini Akan Kita Alami Saat Menua
Psikosomatik Malignant, 2010
Sempat berada dalam kondisi gangguan psikologi (psikosomatik malignant) akibat kepergian Ainun pada tahun 2010 membuatnya beberapa kali harus jatuh sakit.
Timbulnya rasa sakit hati yang mendalam karena kehilangan sosok yang dicintainya sempat membuat tim dokter menyarankan Habibie dirawat di rumah sakit jiwa guna menjalani perawatan khusus.
Kelelahan atau drop, 2014
Empat tahun berselang, 2014 eyang Habibie harus dirawat di Rumah Sakit Borromeus, Bandung Jawa Barat akibat kelelahan setelah mengikuti prosesi pelantikan Presiden Joko Widodo.
Infeksi bakteri, 2016
Dua tahun kemudian yaitu tahun 2016, eyang Habibie kembali dirawat di RSPAD Gatot Soebroto dengan diagnosa infeksi bakteri yang mengakibatkan suhu tubuh mengalami demam.
Penyakit bronkitis, 2017
Selang satu tahun, November 2017 pria yang pernah mengenyam pendidikan di Jerman ini harus terbaring di rumah sakit yang sama yaitu RSPAD. Kali ini ia terkena penyakit bronkitis yang membuatnya harus dirawat secara intensif selama beberapa hari.
Kelelahan atau drop, 2018
Kembali, 2018 bapak kedirgantaraan ini harus menjalani perawatan karena kondisi kesehatan yang menurun akibat kelelahan menjalani banyak kegiatan di berbagai kota di Indonesia.
Kebocoran kleb jantung, 2018
Pada tahun yang sama, eyang Habibie harus terbang ke Jerman untuk menjalani operasi yang cukup serius akibat kebocoran kleb jantung. Masalah kebocoran kleb jantung ini menimbulkan penumpukan air yang terjadi pada paru-paru hingga sebanyak 1,5 liter.
Alhasil eyang Habibie kesulitan dalam bernafas hingga mengalamai kenaikan tekanan darah sampai 180 ke atas.
Bersyukur, operasi kebocoran kleb jantung di Jerman tersebut berbuah manis. Ia akhirnya dapat kembali ke tanah air dengan lebih sehat dan dapat bernafas dengan lega.
Gagal jantung, 2019
Namun sosok yang pernah menjabat sebagai wakil presiden Messerchmitt Boelkow Blohm GmbH (MBB) tahun 1969 ini harus menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 2019 ini.
Disinyalir gagal jantung menjadi penyebab mangkatnya sang pencetus “Crack Progression Theory” ini, dikatakan oleh Thareq “Kenapa meninggal, sudah menua. Dan memang saya katakan kondisinya memang sudah gagal jantung,” terangnya.
Satu-satunya perusahaan home care terbaik di Indonesia dengan empat layanan utama untuk merawat orang tercinta di rumah. Perawat Medis untuk pasien yang menggunakan alat-alat medis, Perawat Orang Sakit untuk pendampingan pasien pasca operasi, Perawat Lansia untuk pendampingan orang lanjut usia dan Perawat Bayi atau Anak Berkebutuhan Khusus. Pemesanan cepat, harga transparan, garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
Baca juga:
- Mengenal Kanker Darah Yang Diidap Ibu Ani Yudhoyono dan Cara Mencegahnya
- Terkena Kanker Otak, Agung Hercules Mengalami 10 Gejala Kanker Otak Yang Sulit Dideteksi Berikut Ini
- Lakukan 7 Cara Sederhana Ini Yang Ampuh Cegah Kanker