Masih banyak orang yang mengenyampingkan kesehatan mental dan lebih mengutamakan kesehatan fisik. Padahal kedua hal tersebut sama-sama penting. Jika kesehatan mental terganggu, otomatis kesehatan fisik akan terkena dampaknya bahkan sampai dapat menurunkan kualitas hidup.
WHO mengatakan, generasi milenial atau dikenal juga dengan generasi Y lebih rentan terkena stres. Generasi milenial banyak didominasi oleh dewasa muda yang berusia 22-38 tahun (yang lahir mulai tahun 1980 – 1996).
Para generasi milenial ini lahir, tumbuh dan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan teknologi dan informasi yang mana keseharian mereka dipengaruhi oleh internet dan perangkat seluler. Menurut Digital Marketing Rambling (DMR), generasi milenial setidaknya bisa menghabiskan 18 jam/minggu untuk mengakses perangkat seluler mereka.
Apa itu kesehatan mental?
Menurut WHO, kesehatan mental merupakan kondisi kesejahteraan yang disadari individu, dimana setiap individu tersebut memiliki potensi untuk mewujudkan potensi mereka sendiri. Potensi tersebut meliputi kemampuan untuk mengelola stres, produktif dalam bekerja dan menghasilkan, serta mampu berkontribusi pada komunitas.
Kesehatan mental mempengaruhi bagaimana seseorang itu berpikir, merasakan, bertindak membuat pilihan dan keputusan, serta bagaimana ia berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Dilansir dari laman resmi Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, terdapat 3 kondisi umum gangguan mental yang sering terjadi, yakni stres, gangguan kecemasan dan depresi.
Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan pada usia 15 tahun keatas mencapai sekitar 14 juta orang atau setara dengan 6% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Faktor penyebab kesehatan mental
Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk genetik, trauma, efek dari obat-obatan, alkohol, masalah keluarga, finansial, sosial, lingkungan, pendidikan, pekerjaan, bahkan percintaan. Jika seseorang yang mengalami kondisi seperti ini berhasil mengatasi masalahnya sendiri, maka ia tidak perlu penanganan lebih lanjut karena dinilai mampu mengembangkan dirinya secara positif meski dalam keadaan yang kurang baik.
Kondisi ini juga dapat dipicu oleh beberapa hal. Diantara hal tersebut adalah bila masalah yang dihadapi individu tersebut dihadapkan pada sesuatu yang berat dan terjadi secara terus menerus, misalnya anggota keluarga meninggal dan mendapat perundungan di sekolah. Tentu hal ini dapat mengganggu fungsi kesehariannya.
Alasan mengapa generasi muda rentan mengalami gangguan kesehatan mental
Selain sering dikenal dengan generasi Y, mereka juga sering dikenal dengan generasi burnout. Yaitu generasi yang rentan mengalami stres berkepanjangan yang bisa menyebabkan lelah fisik, mental dan emosional.
Umumnya, masalah yang dihadapi para gen Y ini seputar pencapaian karir, lingkungan pekerjaan, keuangan, gaya hidup, asmara hingga kehidupan di sosial media. Perubahan dunia yang terlalu cepat dan serba terhubung dengan internet membuat para generasi milenial berpotensi mengalami masalah kesehatan mental yang cukup besar.
Cara menjaga kesehatan mental
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan. 7 cara sederhana ini bisa membantu meningkatkan kesehatan mental.
1. Tetap positif
Sangat penting untuk menjaga pikiran tetap positif. Ketika mendengar suatu hal yang negatif, sebaiknya berhenti sejenak untuk menggeser layar ponsel.
2. Bersyukur
Bersyukur yakni dengan cara bersyukur atas hal baik yang terjadi pada hidup. Sangat penting untuk membiarkan diri menikmati pengalaman yang positif. Dengan bersyukur dapat membantu memahami hidup dari perspektif yang berbeda.
3. Tetap berhubungan baik dengan orang lain
Manusia adalah makhluk sosial, oleh karena itu penting untuk memiliki hubungan yang baik dan sehat dengan orang lain.
4. Menentukan tujuan hidup yang realistis
Dengan menentukan tujuan hidup, dapat membantu hidup lebih terarah.
5. Lakukan hal yang disukai
Menikmati waktu untuk melakukan hal yang disukai membantu mengurangi stres.
6. Menerima kekurangan
Setiap manusia berbeda dan unik dengan caranya masing-masing. Pikiran akan lebih sehat dengan mulai menerima bahwa setiap manusia itu berbeda, alih-alih berharap menjadi seperti orang lain.
7. Makan yang cukup
Otak membutuhkan bermacam-macam asupan nutrisi agar tetap sehat dan berjalan sesuai dengan fungsinya. Pastikan untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang seperti sayur mayur, buah-buahan, kacang dan biji-bijian, ikan dan daging.