Anda mungkin tak asing dengan istilah ‘rabies’. Virus yang lebih dikenal dengan anjing gila ini, merupakan salah satu jenis virus berbahaya yang bisa menularkan pada manusia melalui cakaran atau gigitan hewan liar yang terinfeksi. Virus ini dapat menyebar melalui air liur.
Tak hanya orang dewasa, virus rabies juga dapat menular pada anak-anak. Bahkan akibatnya bisa fatal sebab anak-anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih lemah. Lantas, bagaimana cara mencegahnya? Simak ulasan berikut ini untuk informasi lebih lanjut.
Baca juga: Rabies: Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Pencegahan
Sekilas tentang rabies
Infeksi virus rabies biasanya menyerang otak dan sistem saraf manusia. Dilansir dari laman Kementrian Kesehatan, virus rabies dapat masuk ke tubuh manusia lewat selaput lendir dan luka terbuka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa penyakit ini paling sering ditularkan oleh anjing domestik. Selain itu, ada kucing, kelelawar, kera, serigala, skunk, dan rakun yang bisa menularkan virus rabies.
Di Indonesia sendiri, terdapat 90 korban meninggal dari 25.000 kasus gigitan hewan penular rabies meskipun sudah diberikan vaksin anti rabies.
Bahaya rabies pada anak
Rabies yang terjadi pada anak-anak memiliki risiko berbahaya yang lebih tinggi, bahkan bisa menyebabkan kematian apabila disertai gejala-gejala tertentu. Selain karena sistem kekebalan tubuh yang belum kuat, virus ini sangat mudah masuk ke tubuh anak dan bisa berpindah ke otak melalui saraf.
Selain itu, anak yang terkena rabies biasanya mengalami gejala yang bertahap yang lambat laun gejalanya bisa semakin parah. Gejala ini muncul sekita 4-12 minggu setelah terinfeksi virus rabies. Berikut ini adalah gejala yang muncul:
- Muncul rasa nyeri dan ngilu atau kebas di area gigitan atau cakaran hewan.
- Timbul rasa resah, cemas, dan agresif.
- Kesulitan menelan.
- Otot berkedut.
- Meneteskan air liur.
- Kejang,
- Hilangnya kemampuan menggerakan otot (lumpuh).
- Kondisi paling parah menyebabkan koma hingga kematian.
Dilansir dari halodoc, gejala-gejala ini akan tumbuh lebih cepat jika gigitan atau cakaran terjadi di wajah.
Cara mencegah infeksi rabies pada anak
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah terjadinya rabies pada anak sebelum terlambat, diantaranya sebagai berikut:
1. Pemberian vaksin rabies pada anak
Kini sudah terdapat vaksin rabies yang bisa dokter berikan pada anak. Apabila anak mengalami gigitan hewan liar, anak bisa mendapatkan suntikan imunoglobulin rabies dan empat doses vaksin rabies pada area gigitan.
Imunoglobin adalah jenis obat yang mengandung antibodi untuk melawan virus. Setelah pemberian vaksin, tubuh anak akan terstimulasi untuk membentuk antibodi agar bisa melawan infeksi rabies.
2. Pemberian vaksin pada hewan peliharaan
Selain anak, vaksin rabies juga perlu diberikan pada hewan, jika dirumah memiliki hewan peliharaan seperti anjing atau kucing. Hewan peliharaan bisa jadi membawa virus dari luar rumah, oleh sebab itu Anda bisa meminta dokter untuk memberikan vaksinasi agar tidak membawa virus rabies ke dalam rumah.
3. Mengajari anak agar tidak menyentuh hewan liar
Sebagai pencegahan agar anak tidak tergigit hewan liar, para orang tua harus bisa mengajarakan anak untuk tidak sembarangan menyentuh hewan liar yang bisa mereka temukan di jalanan.
Selain itu untuk mencegah adanya hewan liar di area rumah, orang tua bisa memastikan bahwa sampah-sampah rumah tangga bisa tertutup sempurna di tong sampah.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
REFERENSI
Kids Health (2022). Rabies (for Parents) – Nemours KidsHealth. Diaskes pada 14 Mei 2023.
Cleveland Clinic (2022). Rabies: Causes, Symptoms, Treatment & Prevention. Diakses pada 14 Mei 2023.