Seiring bertambahnya usia, rambut putih atau uban pada lansia mulai bermunculan. Hal ini dipengaruhi oleh produksi sel warna rambut dari folikel yang menurun. Kondisi tersebut kerap menjadi masalah pada lansia, salah satunya berkurangnya rasa tidak peracaya diri.
Dari banyaknya kasus yang terjadi, salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut, para lansia memutuskan untuk menggunakan semir rambut untuk menutupi uban. Hal itu umumnya akan diulang secara berkala ketika rambut mulai beruban kembali.
Lantas, apakah hal itu berbahaya? Bagaimana risiko penggunaan semir rambut yang telalu sering pada lansia? Simak ulasan berikut untuk mengetahui informasi selengkapnya.
Baca juga: Cara Atasi Rambut Menipis yang Terjadi pada Lansia, Simak yuk!
Jenis- jenis semir rambut
Sebelum mengetahui risikonya, perlu diketahui bahwa terdapat tiga jenis pewarna rambut yang sering digunakan, diantaranya:
1. Semir rambut temporer
Semir rambut temporer adalah jenis pewarna rambut sementara. Semir rambut jenis ini mengandung molekul besar yang terlalu besar untuk menembus kutikula. Sehingga, pewarna ini hanya melapisi bagian batang rambut dan memberikan pewarnaan sementara pada rambut.
2. Semir rambut semi permanen
Jenis semir rambut semi permanen cukup populer karena tidak mengandung pemutih dan mudah digunakan. Pewarna ini juga hanya menambahkan lapisan warna yang semakin memudar selama enam minggu tanpa mengubah warna alami rambut.
Namun, perlu waspada. Jenis semir ini mengandung molekul kecil seperti amina aromatik yang dapat menyebabkan pembengkakan pada batang rambut.
3. Pewarna rambut permanen
Berbeda dengan jenis semir rambut semi permanen, semir rambut jenis ini mengubah warna alami rambut, yaitu dengan menyematkan warna jauh ke dalam rambut. Jenis semir ini juga dikenal dengan pewarna oksidatif atau pewarna yang dapat menembus korteks dengan menghilangkan warna rambut alami serta mencerahkan rambut.
Baca juga: Berikut Bahan Alami Yang Terbukti Mengatasi Penyebab Rambut Rontok
Risiko menggunakan semir rambut
Ada beberapa resiko yang terjadi jika lansia terlalu sering menggunakan semir rambut, diantaranya:
1. Memicu reaksi alergi
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dalam pewarna rambut mengandung bahan kimia seperti para-phenylenediamine (PPD). Bahan tersebut dapat menimbumbulkan alergi seperti gatal dan ruam mulai dari ringan hingga berat.
Alergi paling berat yang dapat terjadi adalah kulit lansia dapat mengalami kemerahan, melepuh, hingga pembengkakan di seluruh bagian wajah (angioedema).
2. Memicu kerusakan saraf
Pewarna rambut umumnya mengandung timbal asetat yang diduga memiliki indikasi dapat merusak saraf dan otak. Meskipun secara legal sudah terdapat larangan penggunaan bahan tersebut, namun nyatanya masih banyak produk semir rambut yang masih menggunakan bahan timbal dan dijual bebas.
3. Meningkatkan risiko kanker
Dilansir dari CNN, penelitian membuktikan bahwa risiko kanker menjadi lebih besar akibat tindakan mengecat rambut. Hal ini juga berlaku pada lansia yang melakukan semir rambut.
Kandungan produk semir rambut yang bersifat karsinogenik diduga dapat memicu peningkatan risiko kanker. Meski begitu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dan Food and Drug Administration (FDA) belum mengklasifikasi potensi tersebut, namun bukti adanya kandungan karsinogenik itu dibenarkan.
4. Merusak sistem imun
Kandungan dalam pewarna rambut, biasanya terdapat kandungan DMDM hydantoin, yang mana kandungan tersebut diduga dapat merusak sistem imun tubuh.
Hal ini dapat berbahaya bagi lansia, sebab sistem tubuh lansia yang sudah semakin melemah akan lebih mudah terserang penyakit bahkan dapat berisiko kematian.
5. Menimbulkan perih di mata
Cat untuk semir rambut umumnya memiliki aroma yang kuat dan menyengat. Hal ini tak hanya menimbulkan sesak pada organ pernapasan saja, namun juga dapat menciptakan rasa perih di sekitar area mata.
Hal tersebut tentu saja dapat menciptakan kondisi yang tidak nyaman bagi lansia yang akan melakukan semir rambut.
Apakah menggunakan semir rambut terlalu sering berbahaya bagi lansia?
Penggunaan semir rambut yang terlalu sering tentu akan menimbulkan efek samping bagi lansia. Pasalnya, produk pewarna rambut yang digunakan rata-rata menggunakan bahan kimia.
Dilansir dari alodokter, rambut yang dicat terlalu sering juga dapat menyebabkan iritasi/kerusakan rambut dan alergi. Selain itu, semir rambut juga sifatnya sementara, justru dapat membuat uban bertambah banyak.
Oleh sebab itu, alangkah baiknya menggunakan bahan-bahan alami seperti, jahe dan madu, minyak cengkeh, gambas, minyak kelapa, teh hitam, dan masih banyak lagi. Bahan-bahan alami tersebut dipercaya aman digunakan untuk menghilangkan uban.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
REFERENSI
Halodoc (2022). Ini Efek Samping Semir Rambut yang Jarang Diketahui. Diakses pada 16 Maret 2023.
Alodokter (2021). Tips penggunaan cat pewarna rambut pada lansia. Diakses pada 16 Maret 2023.
Everydayhealth (2017). Is Coloring Hair Safe?. Diakses pada 16 Maret 2023.