Lansia mendadak mengalami kebingungan dan hilang kesadaran? Waspada, sebab bisa jadi lansia tersebut mengalami delirium.
Apa itu Delirium ?
Delirium adalah kondisi perubahan status mental secara mendadak yang bersifat akut dan fluktuatif. Lansia yang menderita delirium biasanya akan merasa kebingungan yang parah dan berkurang kesadaran terhadap lingkungan sekitar.
Kondisi ini perlu segera ditangani, sebab jika pengidap delirium tidak segera ditangani, orang-orang di sekitarnya pun juga akan mengalami kesusahan. Terutama jika penyebabnya tidak diketahui.
Delirium yang berkepanjangan dapat berdampak panjang dan mempengaruhi kesejahteraan orang tua.
Jenis-jenis Delirium
Delirium pada lansia, umumnya diklafikasikan menjadi tiga jenis:
- Delirium hiperaktif. Penderita akan menunjukan gejala seperti halusinasi, perubahan mood, dan terlihat gelisah.
- Delirium hipoaktif. Sebaliknya, pendeita akan mengurangi aktivitas gerak, mudah mengantuk, lesu, dan tampak mudah linglung. Selain itu juga daya respon lansia juga melambat.
- Delirium campuran. Penderita akan sering menunjukan perubahan dari derilium hiperaktif ke derilim hipoaktif begitu sebaliknya.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya Delirium
Delirium pada lansia adalah fenomena yang multifaktorial, kompleks, dan mempengaruhi banyak bagian sistem saraf pusat. Kondisi ini terjadi ketika pengiriman dan penerimaan sinyal di otak terganggu. Hal tersebut terjadi kemungkinan disebabkan oleh kombinasi faktor yang dapat membuat otak rentan mengalami masalah.
Beberapa faktor lain yang menyebabkan delirium antara lain:
- Usia lanjut
- Operasi yang melibatkan pembiusan
- Malnutrisi
- Konsumsi obat-obat tertentu seperti pereda nyeri, anti-alergi (antihistamin), obat asma, obat untuk kejang
- Kecanduan alkohol
- Dehidrasi
- Mengalami gangguan tidur dan emosi
- Demensia (penurunan daya ingat)
- Gangguan sensorium
- Infeksi saluran kemih
- Gangguan fungsi beraktivitas
- Alami hiponatremia (konsentrasi natrium dalam darah lebih rendah dari angka normal)
- Kondisi tubuh yang lemah
Gejala delirium
Umumnya penderita delirium dapat memburuk secara tiba-tiba selama satu hingga dua hari. Adapun beberapa gejala yang terjadi pada lansia yang menderita delirium, antara lain:
- Mengalami gangguan kognitif, seperti kemampuan berpikir yang buruk, kesulitan berbicara dan mengingat kata-kata, dan kesulitan saat memahami pembicaraan.
- Penurunan kesadaran terhadap sekitar, seperti sulit fokus, sering melamun, dan mudah teralihkan akan sesuatu hal yang tidak penting.
- Mengalami perubahan perilaku, seperti senang berhalusinasi, gelisah dan lebih agresif, pergerakan menjadi lebih lambat, dan menjadi pendiam.
- Mengalami gangguan emosional, sepeti depresi, mudah tersinggung, mood swing, perubahan kepribadian, takut berlebihan (paranoid), bahkan depresi.
Tips Perawatan untuk lansia yang mengalami Delirium
Delirium biasanya akan membaik jika mendapatkan pengobatan terutama dukungan dari keluarga terdekat. Hal itu diperlukan agar lansia yang mengalami gangguan ini juga lebih cepat untuk pulih.
Beberapa tips yang bisa dilakukan untuk perawatan lansia yang mengalami delirium, antara lain:
1. Prioritaskan untuk menghabiskan banyak waktu dengan pengidap
Cobalah untuk memberikan kenyamanan pada lansia yang sedang mengalami delirium. Seperti mendampingi saat makan, hal kecil tersebut bisa mendukung asupan makan menjadi lebih baik.
2. Bantu pengidap untuk mengingat dimana mereka berada
Anda bisa membantu menjelaskan dengan lembut dan sederhana tentang apa yang terjadi, dimana mereka saat ini, serta perubahan rutinitas yang nantinya akan dilalui.
3. Bantu untuk membuat lingkungan disekitarnya terasa lebih akrab
Anda bisa membawakan beberapa foto-foto keluarga dan benda-benda yang banyak kenangan seperti, selimut. Hal tersebut dapat membuat lansia penderita delirium mengingat hal-hal yang ada di sekitarnya serta tetap merasa lebih dekat dengan lingkungannya.
4. Dorong untuk tetap aktif
Anda bisa mengajak orang tua Anda berjalan-jalan, melakukan permainan sederhana, ngobrol, atau melakukan hiburan lain yang disukai. Sebab hal tersebut dapat membantu lansia untuk tetap bahagia.
5. Memastikan pengidap untuk tetap aman
Mudahnya penurunan kesadaran akibat delirium membuat Anda perlu menjaga lansia untuk tetap aman agar tidak mengalami kecelakaan selama perawatan berlangsung.
6. Pastikan untuk mempunyai informasi masalah kesehatan yang lengkap
Hal ini sangat berguna untuk membantu lansia yang mengalami delirium saat melakukan perawatan medis. Sertakan alergi, riwayat penyakit, gejala yang diderita, dan lain-lain. Pastikan juga untuk menyertakan informasi kontak layanan perawatan kesehatan profesional terutama perawatan untuk orang dewasa atau lansia.
Insan Medika adalah perusahaan home care terbaik di Indonesia yang telah banyak mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri. Terdapat 4 layanan keperawatan profesional: PERAWAT MEDIS, PERAWAT ORANG SAKIT, PERAWAT LANSIA dan PERAWAT DISABILITAS. Pemesanan cepat, harga transparan dan garansi tak terbatas. Hubungi sekarang!
Baca juga:
- 7 Tips Komunikasi dengan Lansia Secara Tepat dan Efektif
- Ketahui Cara Tepat Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut pada Lansia
- 5 Gerakan Yoga untuk Lansia Beserta Manfaatnya, Simak Yuk!
REFERENSI
Healthinaging (2019). Tip Sheet: Managing Delirium In Older Adults. Diakses pada 15 November 2022
BC Medical Journal (2017). Delirium in older adults: Diagnosis, prevention, and treatment. Diakses pada 15 November 2022
National Center for Biotechnology Information (2018). Delirium in Older Persons. Diakses pada 15 November 2022